Status cerai, apakah karena kita tidak taat ?
-
18 Februari 2019
Adapun status cerai karena suatu peristiwa yg dialaminya, ukuran dan sejauh mana ketaatan dan keimanan seseorang sesungguhnya hanya Tuhan yang bisa menilai dan mengetahuiNya, jika seseorang bisa menilainya karena status hal tsb selain ybs luar biasa, apakah yg menilai sudah benar taat dan beriman?
-
18 Februari 2019
Walaupun saya belum menikah dan saya juga seorang manusia berdosa, saya tetap menilai bahwa Pernikahan Kristen adalah suatu hal yang sangat sangat Sakral (maka dari itu sampai sekarang saya belum berani menikah/introspeksi diri).
Beberapa kali saya menghadiri Berkat Nikah di Gereja dan mendengarkan Sumpah/Janji Nikah yang diucapkan kedua mempelai dihadapan Tuhan...antara lain yang saya dengar, isinya begini : Dalam hal suka dan duka akan dijalani bersama sampai maut yang memisahkan...Memang mudah untuk diucapkan Sumpah/Janji itu, tapi apakah mudah juga dipraktekkan ? Memang Perlu persiapan mental/rohani yang sangat matang untuk dapat diberkati pernikahan di hadapan Tuhan. Apalagi kebanyakan di Katolik berlaku pernikahan sekali seumur hidup (biasanya seorang widow, memilih tetap sendiri setelah suaminya meninggal, ga ada namanya dispensasi terhadap Divorce, apapun alasannya (hal ini yg membuat saya mikir" untuk menikah dulu)....
Salam Damai Temans...
Tuhan Memberkati....
-
19 Februari 2019
Tuhan Yesus mengasihi kita melebihi siapapun sist, bahkan saat Tuhan Yesus mendapati wanita berzinah, Tuhan Yesus tetap mengampuni. kiranya Tuhan Yesus terus memberi pemulihan kepada sist ROSE.
ROSE184 tulis:
iya sis, kalo menolong dan memberi support agar kita bisa bangkit dan semangat masih mending, ini kebanyakan lebih memandang kita rendah dan sebelah mata, trus menghakimi kita dengan berbagai dalil firman Tuhan, yg seolah2 kita ini tidak mengerti firman dan sudah tidak benar sama sekali.. huhuhhh..
-
19 Februari 2019
Aku sependapat denganmu bro.
Tetapi kenyataannya rumahtangga itu banyak tantangan dan butuh kesiapan mental dan kesadaran untuk tetap menjaga keutuhan rumahtangga.
RONNY542 tulis:
Walaupun saya belum menikah dan saya juga seorang manusia berdosa, saya tetap menilai bahwa Pernikahan Kristen adalah suatu hal yang sangat sangat Sakral (maka dari itu sampai sekarang saya belum berani menikah/introspeksi diri).
Beberapa kali saya menghadiri Berkat Nikah di Gereja dan mendengarkan Sumpah/Janji Nikah yang diucapkan kedua mempelai dihadapan Tuhan...antara lain yang saya dengar, isinya begini : Dalam hal suka dan duka akan dijalani bersama sampai maut yang memisahkan...Memang mudah untuk diucapkan Sumpah/Janji itu, tapi apakah mudah juga dipraktekkan ? Memang Perlu persiapan mental/rohani yang sangat matang untuk dapat diberkati pernikahan di hadapan Tuhan. Apalagi kebanyakan di Katolik berlaku pernikahan sekali seumur hidup (biasanya seorang widow, memilih tetap sendiri setelah suaminya meninggal, ga ada namanya dispensasi terhadap Divorce, apapun alasannya (hal ini yg membuat saya mikir" untuk menikah dulu)....
Salam Damai Temans...
Tuhan Memberkati....
-
19 Februari 2019
Memang tidak mudah menjaga dan mempertahankan janji pernikahan. Itu sebabnya menurutku, sebelum kita bilang: "Will you merry me ?" ataukah menjawab "Yes, I will" kita harus mrmastikan dlm hati bahwa saya akan bisa menerima semua kekurangannya, saya tidak mengharap dia akan berubah (terutama kebiasaan dan karakter nya) menjadi seperti yg aku idealkan. Ingat, kita tdk bisa memaksa oang lain berubah menjadi seperti mauku, tetapi yg paling memungkinkan adalah: aku akan berubah jadi seperti yg dia inginkan.
Klo kita gk bisa meyakinkan diri sendiri lupakan untuk menikahinya. Seberapa kuat pun kita merasa mencintai dia.
Dalam prakteknya akan selalu ada hsl2 kecil dari kebiadaan/karakter pasangan yg mudah jdi pemicu pertengkaran dan mkim lama menumpuk jari masalah besar. Dan ujung2nya ambil keputusan bercerai...😕
Jatuh cinta dan ingin menikahi hanya butuh waktu bbrp detik, tetapi membangun dan mempertahankan pernikahan butuh effort sepanjang waktu....
Emang tidak mudah, tetapi kenyataannya sangat banyak yg berhasil mempertahankan dan terlihat (krn kita org luar) berbahagia sampe tua/maut memisahkan. Bahkan mereka yg menurut kita2 org yg gk berpendidikan, org ksmpumg, orang jadul yg pernikahannya hasil keputusan org lain (dijodohkan). Sebaliknya malahan banyak "orang modern" yg justru terjadi bercerai dengan alasan sudah tidak ada kecocokan lagi setelah puluhan tahun pernikahan dg anak2 nya yg sdh dewasa dan berhasil/"sukses" hidupnya.
Menikah dan bercersi menurutku adalah sesuatu hal penting dlm hidup manusia yg oleh org2 diluar kita mereka sebut "takdir tuhan" tetapi yg kits punya peran besar untuk "menjadikan" atau "mencegah" nya terjadi.
...
RONNY542 tulis:
Walaupun saya belum menikah dan saya juga seorang manusia berdosa, saya tetap menilai bahwa Pernikahan Kristen adalah suatu hal yang sangat sangat Sakral (maka dari itu sampai sekarang saya belum berani menikah/introspeksi diri).
Beberapa kali saya menghadiri Berkat Nikah di Gereja dan mendengarkan Sumpah/Janji Nikah yang diucapkan kedua mempelai dihadapan Tuhan...antara lain yang saya dengar, isinya begini : Dalam hal suka dan duka akan dijalani bersama sampai maut yang memisahkan...Memang mudah untuk diucapkan Sumpah/Janji itu, tapi apakah mudah juga dipraktekkan ? Memang Perlu persiapan mental/rohani yang sangat matang untuk dapat diberkati pernikahan di hadapan Tuhan. Apalagi kebanyakan di Katolik berlaku pernikahan sekali seumur hidup (biasanya seorang widow, memilih tetap sendiri setelah suaminya meninggal, ga ada namanya dispensasi terhadap Divorce, apapun alasannya (hal ini yg membuat saya mikir" untuk menikah dulu)....
Salam Damai Temans...
Tuhan Memberkati....
-
19 Februari 2019
iya janji nikah bilang harus bersama melalui dalam suka dan duka, lalu bagaimana kalo tidak ada kebersamaan ? apakah dengan seoarang suami yg selalu berjudi bahkan menipu dan menjebak istrinya kedalam utang, kemudian sibuk selingkuh sana sini, dan ngaku2 tidak punya istri biar bisa porotin janda2 berduit dan janjiin akan dinikahi ? apakah laki2 begini masih pantas di jadikan suami ? Bahkan istri sahnya sering menjadi incaran para janda-janda berduit yang sudah dia tipu dan dia dengan tenangnya hanya makan tidur dan meras istri terus..? inikah yg dinamakan kerjasama ? inikah yang dimaksud di dalam janji nikah itu ?
pliss deh aah tolong jangan kaku, klo mo percis seperti yg tertulis di alkitab tu semua, noh kembali seperti jaman Yesus, kemana2 jalan kaki saja, gak perlu naik pesawat atau mobil..
terkadang manusia kebanyakan sok paling mengerti, dan pikirannya menjadi sempit, padahal hidup dan kelakuan mereka blom tentu lebih baik dari orang yg mengambil keputusan utk bercerrai itu.
setiap orang berhak untuk bahagia, kalo tdk bisa dibahagian keluarganya sendiri, setidaknya biarkan dia membahagakan dirinya sendiri. Jangan terlalu berpikir sempit deh..! sebelom memutuskan bercerai juga sudah bergumul cukup lama, dan menguras hati,pikiran dan tenaga, jadi itu bukan keputusan yang gampang.
RONNY542 tulis:
Walaupun saya belum menikah dan saya juga seorang manusia berdosa, saya tetap menilai bahwa Pernikahan Kristen adalah suatu hal yang sangat sangat Sakral (maka dari itu sampai sekarang saya belum berani menikah/introspeksi diri).
Beberapa kali saya menghadiri Berkat Nikah di Gereja dan mendengarkan Sumpah/Janji Nikah yang diucapkan kedua mempelai dihadapan Tuhan...antara lain yang saya dengar, isinya begini : Dalam hal suka dan duka akan dijalani bersama sampai maut yang memisahkan...Memang mudah untuk diucapkan Sumpah/Janji itu, tapi apakah mudah juga dipraktekkan ? Memang Perlu persiapan mental/rohani yang sangat matang untuk dapat diberkati pernikahan di hadapan Tuhan. Apalagi kebanyakan di Katolik berlaku pernikahan sekali seumur hidup (biasanya seorang widow, memilih tetap sendiri setelah suaminya meninggal, ga ada namanya dispensasi terhadap Divorce, apapun alasannya (hal ini yg membuat saya mikir" untuk menikah dulu)....
Salam Damai Temans...
Tuhan Memberkati....
-
19 Februari 2019
SETUJU..
HERI771 tulis:
Adapun status cerai karena suatu peristiwa yg dialaminya, ukuran dan sejauh mana ketaatan dan keimanan seseorang sesungguhnya hanya Tuhan yang bisa menilai dan mengetahuiNya, jika seseorang bisa menilainya karena status hal tsb selain ybs luar biasa, apakah yg menilai sudah benar taat dan beriman?
-
19 Februari 2019
Sya salut buat mereka yg brtahan n sambil memperjuangkan rumah tangganya n sya masih bny menemukan yg seperti itu..krn mereka ngerti arti sebuah pernkahan.
-
19 Februari 2019
Kalo anda tidak ingin kaku terhadap yang tertulis itu ya, sudahlah Sist Rose. Itu pilihan Sist Rose demikian juga kalo yang lain tetap pada yang tertulis itu ya juga pilihan, masing2 bisa punya pandangan sendiri2. Berbeda sudut pandang dgn yang lain ya tidak apa2 juga bukan? Dan rasanya tidak terkait dengan cara berpikir yang sempit atau tidak dari seseorang.
ROSE184 tulis:
iya janji nikah bilang harus bersama melalui dalam suka dan duka, lalu bagaimana kalo tidak ada kebersamaan ? apakah dengan seoarang suami yg selalu berjudi bahkan menipu dan menjebak istrinya kedalam utang, kemudian sibuk selingkuh sana sini, dan ngaku2 tidak punya istri biar bisa porotin janda2 berduit dan janjiin akan dinikahi ? apakah laki2 begini masih pantas di jadikan suami ? Bahkan istri sahnya sering menjadi incaran para janda-janda berduit yang sudah dia tipu dan dia dengan tenangnya hanya makan tidur dan meras istri terus..? inikah yg dinamakan kerjasama ? inikah yang dimaksud di dalam janji nikah itu ?
pliss deh aah tolong jangan kaku, klo mo percis seperti yg tertulis di alkitab tu semua, noh kembali seperti jaman Yesus, kemana2 jalan kaki saja, gak perlu naik pesawat atau mobil..
terkadang manusia kebanyakan sok paling mengerti, dan pikirannya menjadi sempit, padahal hidup dan kelakuan mereka blom tentu lebih baik dari orang yg mengambil keputusan utk bercerrai itu.
setiap orang berhak untuk bahagia, kalo tdk bisa dibahagian keluarganya sendiri, setidaknya biarkan dia membahagakan dirinya sendiri. Jangan terlalu berpikir sempit deh..! sebelom memutuskan bercerai juga sudah bergumul cukup lama, dan menguras hati,pikiran dan tenaga, jadi itu bukan keputusan yang gampang.
19 Februari 2019 diubah oleh KATHARINA781
-
19 Februari 2019
Kata-kata tentang perceraian sdg banyak dibahas akhir-akhir ini membuat aku tertarik utk belajar dg teliti sebenarnya bagaimana sih hukum tentang perceraian dlm iman kristen.
Aku sempat lihat di youtube, komentar salah seorang pendeta bernama bigman sirait. Beliau ini suka kotbah di Radio Pelita Kasih dulunya kalau ga salah.
Point yg berat itu ketika dikatakan bahwa orang yg menikah dgn seseorang yg cerai hidup maka sepanjang pernikahan itu dianggap berzinah. Sekalipun berdoa minta ampun kpd Tuhan, lha udah tau kamu sedang berzinah kenapa itu dilakukan??? Hmmmm..... berat ya...
Berdasarkan komentarnya sebagai seorang Pendeta menyatakan bahwa memang konsekwensi dari cerai hidup sangat berat yaitu tidak boleh menikah lagi. Menurut beliau, sebisa mungkin jgn sampai terjadi cerai hidup. Kalaupun terpaksa harus cerai setelah berbagai macam usaha dilakukan untuk mencegah terjadinya perceraian maka konsekwensinya adalah tidak boleh menikah lagi.
Itulah pendapat beliau. Kalau ada yang mau lbh jelas lagi silahkan di buka di youtube lah.
Pembelajaran yg dpt aku pahami dari pernyataan tersebut adlh bahwa memang Tuhan Yesus telah memberikan kita aturan-aturan ketat dlm kehidupan ini, bagaimana kita hidup bermasyarakat yg sesuai Firman Tuhan sudah diatur. Nah, selebihnya semua terserah kpd setiap pribadi manusia itu sendiri. Mau apa tidak taat kepada Firman Tuhan. Kalau mau taat upahnya sorga, tidak mau taat akibatnya neraka.
.
-
19 Februari 2019
ngomong ngomong ttg apa yg tersurat dalam pedoman hidup dari Alkitab, dari banyaknya ayat ayat yg menjadi pegangan hidup kita, mungkin sebagian ada yg mampu memahami apa yg tertulis, ada pula butuh bantuan orang lain untuk menjelaskan, misalnya baik Pastur atau Pendeta didalam khotbahnya terkadang setelah membacakan ayat ayat tersebut, mereka membantu mrnjelaskan apa yg terkandung makna yg tersirat dari apa yg tersurat di dalam Alkitab tsb. Namun itu semua kembali pd diri kita sendiri, doa dan pertanggungjawaban kita langsung pada Tuhan.
Rujukan dari ayat ayat tsb, menjadi pedoman dan keyakinan pribadi bagi seseorang yg membacanya dan menerapkannya. Kapan kita memaknai dari kata harafiah dari yg tertulis, dan kapan kita memaknai yg tersirat dari tulisan tsb didalam Alkitab.
Seperti halnya ttg wacana perceraian dgn status cerai (setelah diketahui atau diakui), yg terkadang menjadi perbincangan hangat, krn dianggap suatu bentuk 'dosa' yg telah dilakukan. Tidakkah kita coba merefleksikan diri kita sendiri, sejauh mana keyakinan iman kita yg menjalani, apakah sudah menjalankan Firman Tuhan yg lain, dan dicatat pertanggungjawaban kepadaNya.
Misalnya jika kitapun menemukan dari salah satu ayat yg cukup ektrim dari injil Matius 5: 27-30
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa,....
Jika kita pernah melakukan sanggupkah kita melaksanakan apa yg tertulis disana.... bagaimana jika tidak dilakukan atas hukumnya.. atau sebenarnya itu ada makna lain yg tersirat didalamnya.
Atau, prakteknya apa yg terjadi dalam kehidupan duniawi, saat kita kedapatan seseorang melakukan pembunuhan, jelas menghilangkan hak hidup seseorang dan tidak dibenarkan, untuk itu polisi menggunakan dgn UU yg dibuat manusia, dan mempersangkakan dgn mencari satu per satu pasal pasal tertentu yg bisa menjeratnya.
Jika cukup dari UU itu saja bisa menilai atau menghakimi, mereka tidak perlu ada nya sidang pengadilan. Selain itu tidakkah kita mencoba mencari tahu, mengapa terjadinya pembunuhan tersebut, bila ternyata diketahui ybs melakukan itu atas pembelaan diri saat dirinya terancam, apakah orang tsb bisa bebas, biarlah pengadilan dan hakim yg membuktikan. Jika ybs sendiri yg menyatakan niat membunuh, dan untuk itu merasa dirinya layak untuk dihukum, silahkan akui karena itu haknya.
Jadi kembali petikan tsb diatas, mungkin barangkali mari kita bisa sama sama merefleksikan diri apa yg kita ketahui, dipelajari dan mengimaninya, serta apakah kita sudah benar benar dan tepat menafsirkan apa yg kita baca rujukan ayat ayat didalam Alkitab, sehingga kita cukup layak bisa menilai tindakan yg telah dilakukan, serta keyakinan atas keimanan orang lain.
Jika saat awal perkawinan diyakini oleh dirinya bahwa pasangan hidup kita sudah tepat dan berikrar janji suci didepan altar, adakah jaminan tertentu bahwa suatu hari tidak ada perceraian...? namun, tidak juga berarti kita harus menjadi khawatir atas apa yg diyakininya saat ini terkait hal perceraian, yg belum tentu kita bisa bayangkan memperkirakan suatu saat bilamana hal itu terjadi pada diri sendiri, sehingga akhirnya terbesit belum mau atau menunda menikah.
Didalam agama Katolik memang setahu saya ada kategorial Santa Monika dimana mereka para wanita yg benar benar ingin hidupnya untuk Kristus dgn berbagai kegiatan untuk sesama untuk saling menguatkan, dan berkomitmen tidak menikah lagi, kalau tdk salah.
Saat seseorang merasa meyakini dapat menikah saat ini, adapula yg sudah merencanakan untuk tahun depan dgn tgl tertentu, atau menunggu usia yg direncanakan oleh pribadinya, atau misalnya telah memilih seseorang yg diyakininya sudah tepat, tapi ternyata pernikahan dirinya terjadi bukan dgn sessorang yg sesuai apa yg diharapkannya, namun jika Tuhan belum berkenan atau tidak menghendaki maka tidak akan terjadi, jika percaya hal itu juga.
Kuasa Tuhan dan rencanaNya terhadap seseorang mungkin berbeda dan tidak ada yang tahu, hingga pada saatnya ybs harus menyandang berstatus cerai, apakah itu cerai mati atau cerai hidup. Sama halnya mengapa kita hingga saat ini belum mendapatkan pasangan hidup hingga tahap perkawinan yg diharapkan, tentunya kitapun harus percaya dan berserah atas Kuasa, Rencana serta seizinNya.
GBU All.
19 Februari 2019 diubah oleh HERI771
-
19 Februari 2019
super sekali kalo pada ngomongin aturan agama hahaha, btw saya kak echy saya tidak sependapat sama statement: "kalau mau taat upahnya sorga, tidak mau taat akibatnya neraka". sepengetahuan saya ketika org percaya Tuhan Yesus maka org tsb diselamatkan, tentunya disediakan tempat disorga. jadi masuk sorga atau tidak itu bukan tergantung dari taat atau tidak taat ya atau apa yg kita perbuat. tp krn kita sudah diselamatkan, maka kita hrs mengerjakan keselamatan itu, yaitu dgn taat firman tuhan dan meneladani perilaku dan pikiran Tuhan Yesus. sy sendiri duda cerai, krn mantan istri telah terbukti berzinah dgn lelaki lain. nah saya kadang geli sendiri kalo dengar org berdebat ttg perceraian. singkatnya gini deh, sy percaya stlh bercerai sy masih akan dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menjadi berkat buat orang lain, masuk surga? jelass! krn saya percaya Tuhan Yesus dan mau berusaha melakukan firmannya dlm kehidupan sehari2 walaupun sering gagal. so, sy tidak menyarankan org utk bercerai, ttp ketika itulah jalan yg hrs dilewati, maka silakan, dan lanjutkan hidupmu utk semakin mjd berkat. jgn pedulikan org munafik yg menggunakan ayat alkitab untuk membuat dirinya merasa hidupnya lebih benar/lebih baik dari org lain. 😊
-
19 Februari 2019
pliss deh aah tolong jangan kaku, klo mo percis seperti yg tertulis di alkitab tu semua, noh kembali seperti jaman Yesus, kemana2 jalan kaki saja, gak perlu naik pesawat atau mobil..
=> lucu baca kata2 ini terlepas ini berupa pembelaan dari pernyataan sebelumnya karena saya cuma mengomentari kata2 ini, zaman bisa berubah kakakku sayang tapi saya rasa firman Tuhan tetap deh sekarang esok dan selamanya, nanti penghakiman juga dasarnya itu....kalau kakak gak percaya yah silahkan tapi terlalu apatis kalau sampe bilang gini
-
19 Februari 2019
klw mnrtku Tuhan tak pernah setuju dg perceraian. Jd tdk mgkn ada kehendaknya yg tersembunyi dibalik perceraian seseorang yg lbh baik drpd terus bersama. Tp sekalipun seseorang cerai Tuhan tetap mengampuni asalkan ybs mengakui dosanya dan hidup dlm kekudusan serta taat akn FirmanNya.
Bagiku pribadi lbh baik lambat menikah drpd slh menikahi seseorang. Dl, byk yg ingin menikah dgnku tp karena aku ga yakin bisa sehidup semati dg mereka lbh baik aku tdk menerima karena bagiku pernikahan hanya sekali seumur hidup. Meskipun sanksi sosial bagi seorang wanita yg sdh berumur blm menikah dikira terlalu pemilih, dicap perawan tua, ga laku dll. Aku tak perduli selama itu tak melanggar Firman Tuhan.
-
19 Februari 2019
Sebenarnya pengertian "klau taat upahnya sorga ga taat akibatnya neraka" yg aku tulis dg makna kita sdh selamat dan masuk sorga karena sdh diselamatkan Tuhan Yesus. Lalu, kita hrs mengerjakan keselamatan itu dg taat akn Firman Tuhan artinya sama kok Brother Doni.
Intinya hrs taat kpd Firman Tuhan khan?
Mnrt Brother, Apa yg telah dipersatukan Tuhan hanya boleh dipisahkan maut (silahkan cari sendirilah ayatnya) klw dikaitkan dg perceraian kira-kira perceraian itu taat akn Firman Tuhan tdk? Silahkan diartikan sendiri.
Nah, disini perlu aku sampaikan tulisanku di atas tdk bermaksud menghakimi saudara/ri yg cerai hidup. Itu adlh hasil perbincangan antara seorang Pendeta dlm acara talk show. Silahkan di googling sendiri dan tonton di youtube.
Dan satu lagi, dlm memahami Firman Tuhan, semua kembali kpd pribadi masing-masing jadi mau seperti apa penafsiran setiap orang itu adlh haknya masing-masing dg konsekwensi jg di tanggung oleh masing-masing. Tdk ada unsur paksaan, yg terpenting kebenaran telah disampaikan. Mw dilakukan atau tdk kembali kpd ybs.
Begitu kira-kira. Maaf bagi yg kurang berkenan.
DONI738 tulis:
super sekali kalo pada ngomongin aturan agama hahaha, btw saya kak echy saya tidak sependapat sama statement: "kalau mau taat upahnya sorga, tidak mau taat akibatnya neraka". sepengetahuan saya ketika org percaya Tuhan Yesus maka org tsb diselamatkan, tentunya disediakan tempat disorga. jadi masuk sorga atau tidak itu bukan tergantung dari taat atau tidak taat ya atau apa yg kita perbuat. tp krn kita sudah diselamatkan, maka kita hrs mengerjakan keselamatan itu, yaitu dgn taat firman tuhan dan meneladani perilaku dan pikiran Tuhan Yesus. sy sendiri duda cerai, krn mantan istri telah terbukti berzinah dgn lelaki lain. nah saya kadang geli sendiri kalo dengar org berdebat ttg perceraian. singkatnya gini deh, sy percaya stlh bercerai sy masih akan dipakai oleh Tuhan Yesus untuk menjadi berkat buat orang lain, masuk surga? jelass! krn saya percaya Tuhan Yesus dan mau berusaha melakukan firmannya dlm kehidupan sehari2 walaupun sering gagal. so, sy tidak menyarankan org utk bercerai, ttp ketika itulah jalan yg hrs dilewati, maka silakan, dan lanjutkan hidupmu utk semakin mjd berkat. jgn pedulikan org munafik yg menggunakan ayat alkitab untuk membuat dirinya merasa hidupnya lebih benar/lebih baik dari org lain. 😊
-
19 Februari 2019
Oh ia Brother Doni, kesimpulan yg aku ambil di tulisanku yg Brother Doni komentari aku jg tulis "Pembelajaran yg aku dapat dari penjelasan Bapak Pendeta itu adlh bla...bla...
Tolong di lihat bhw itu utk pribadiku sendiri bkn utk yg lain termasuk brother doni artinya klw yg lain tdk setuju ya it's okay...
-
19 Februari 2019
kalo menurut Alkitab tidak boleh bercerai sist.kalo bercerai lalu menikah lagi menurut pandangan Tuhan Yesus itu perzinahan.
ECHY268 tulis:
Kata-kata tentang perceraian sdg banyak dibahas akhir-akhir ini membuat aku tertarik utk belajar dg teliti sebenarnya bagaimana sih hukum tentang perceraian dlm iman kristen.
....
Nah, selebihnya semua terserah kpd setiap pribadi manusia itu sendiri. Mau apa tidak taat kepada Firman Tuhan. Kalau mau taat upahnya sorga, tidak mau taat akibatnya neraka.
.
19 Februari 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
19 Februari 2019
ELISA859 tulis:
kalo menurut Alkitab tidak boleh bercerai sist.kalo bercerai lalu menikah lagi menurut pandangan Tuhan Yesus itu perzinahan.
.
kalau saya berbeda pendapat sedikit. patokannya dari kata Yesus sendiri. matius 5:32 .pilihan ada pada pihak yg tidak beraalah
-
20 Februari 2019
Mungkin maksudnya begini Sist. kalau kita (jemaat awam) yang ngomong dibilang menghakimi...tapi kalau pendeta atau Pastor di Gerejanya yang ngomong ga menghakimi (padahal yang diomongin sama persis sist). Jadi kita kudu harus jadi Pendeta atau Pastor dulu untuk mewartakan Firman Tuhan biar ga selalu disangka menghakimi. Memang agak susah Sist jika kita ini yang awam mau mewartakan kepada mereka yang belum "Percaya" (Punya mata tetapi tidak melihat, punya telinga tetapi tidak mendengar). Tapi jangan mundur Sist dengan anggapan" seperti itu...tetap jalan terus sist untuk mewartakan Firman-Nya yang benar...jangan kita terpengaruh dan tersinggung lalu mundur...Tapi kita tetap menyayangi Personnya, dan justru karena menyayangi itu makanya kita mewartakan FT yang benar sesuai Alkitab agar kedepan hidup kita semua bisa sesuai dengan Firman-Nya.. Kita sudah berusaha mewartakan dan DIA sudah tahu, mengenai tanggapan mereka, terserah dikembalikan ke masing" orang aja...
Apakah dengan mengatakan mencuri itu suatu perbuatan yang melanggar perintah Tuhan, kita sudah menghakimi ? Kalau gitu sudah berapa banyak pendeta dan Pastor yang tiap hari menghakimi ?
Salam Damai Sist...
Tuhan Memberkati...
ECHY268 tulis:
Oh ia Brother Doni, kesimpulan yg aku ambil di tulisanku yg Brother Doni komentari aku jg tulis "Pembelajaran yg aku dapat dari penjelasan Bapak Pendeta itu adlh bla...bla...
Tolong di lihat bhw itu utk pribadiku sendiri bkn utk yg lain termasuk brother doni artinya klw yg lain tdk setuju ya it's okay...
-
20 Februari 2019
Matius 19:9 Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.
ANTO381 tulis:
Bro..adakah Firman Tuhan yg mendukung bahwa perceraian itu termasuk ketetapn Tuhan ??
Malah yg ada Firman yg menyatakan apa yg sdh disatukan Tuhan tdk boleh diceraiakan manusia.
Maleakhi 2:16
Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
Matius 19:6
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Bahkan Tuhan Yesus sendiri yg berFirman bahwa perceraiam yg dibolehkan oleh Musa adalah karena ketegar tengkukan bamgsa Israel. Bukan krena perintah TUHAN..
Matius 19:8
Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
20 Februari 2019 diubah oleh IRANI672
-
20 Februari 2019
👍
JOYPRETTY780 tulis:
Setiap keputusan yang kita ambil, ada konsekuensinya.
Setiap perkataan kita yang kita nyatakan juga ada konsekuensinya.
Setiap sikap prilaku yang kita kerjakan juga ada konsekuensinya.
Segala hal ada konsekuensinya.
Menikah ada konsekuensinya, bercerai ada konsekuensinya, single ada konsekuensinya.
Intinya, semoga kita semua siap atas semua itu dan bersukacita dengan mereka yg bersukacita, bukan iri hati karena orang lain bahagia. Menangis dengan mereka yg menangis, bukan menyalahkan menyudutkan apalagi menghakimi.
-
20 Februari 2019
Ini baru jempol
APRILIN663 tulis:
Sya salut buat mereka yg brtahan n sambil memperjuangkan rumah tangganya n sya masih bny menemukan yg seperti itu..krn mereka ngerti arti sebuah pernkahan.
-
20 Februari 2019
Semoga kamu saja duluan,aku jgn sampe deh,kdrt dan kerja makan tidur saja, semoga suatu saat kamu mengalami nya,aneh ada rumah tangga Kristen seperti itu,kesan nya pria 2 Kristen suka nya kdrt dan malas malasan, Monggo cari suami agama sebelah ,resiko di tanggung penumpang
ROSE184 tulis:
semoga kamu suatu saat kamu mengalami nya jadi biar bisa lihat kenyataan yg sebenarnya.. karena kamu tdk akan pernah percaya ada kejadian seperti itu sebelom kamu mengalami nya sendiri mungkin.
mungkin kamu seperti Thomas yg tdk percaya Yesus, sblom dia melihat dan menyentuh tubuh /lambung Yesus itu.
atau kamu hanya sekedar pengen tau kisah seseorang itu biar di publish smua di forum ini? jadi manusia kepo gitu deh
-
20 Februari 2019
Pernikahan itu dua orang, tiga jika melibatkan Tuhan. Dan bbrp jika melibatkan keluarga besar dan gereja. Namun keluarga itu hanya penonton, gereja dalam hal ini jemaat mengingatkan dan mengawasi.
Selanjutnya pelaku adalah suami istri. Jika suami kita tidak ingin melanjutkan dengan kita, masa kita jd rendah diri, minder, merasa bersalah ? Ga perlu.
Mereka yang ingin cerai dengan mengajukan gugatan, maka itulah manusia yang melempar kotoran ke salib Kristus.
Orang lain kerap kali memandang wanita selalu yang salah, jika terjadi perceraian, pdhal kepala keluarganya itu Pria.Otak dari pernikahan adalah Pria, dan Wanita itu Penolong, membantu Pria untuk mewujudkan Taman Eden.
Lalu jika Si Pria ga mau di tolong, bagaimana ? Salah Wanita juga ?!
Seperti negara kalau berantakan, masa yang salah rakyatnya, ya Presiden nya dung, karena ga becus.
-
20 Februari 2019
Mudah2an kamu bukan bagian dari Pria2 yang suka KDRT, malas2an, pemabok, main perempuan, penjudi, ga becus, ga punya inisiatif,yang buruk2 deh. Tapi kamu bagian dari Pria yang baik, sehingga pernikahanmu kelak damai dan terwujud eden.
ADI973 tulis:
Semoga kamu saja duluan,aku jgn sampe deh,kdrt dan kerja makan tidur saja, semoga suatu saat kamu mengalami nya,aneh ada rumah tangga Kristen seperti itu,kesan nya pria 2 Kristen suka nya kdrt dan malas malasan, Monggo cari suami agama sebelah ,resiko di tanggung penumpang