Status cerai, apakah karena kita tidak taat ?
Forum • Persahabatan dan hubungan
-
26 Februari 2019
Dari kalimat : Memakai Firman Tuhan untuk sok menghakimi...disitu jelas terlihat niat di dalam hati untuk tidak mau berubah (tegar tengkuk)...maaf kalau pernyataan saya terlalu to the point...tapi logis khan...
Di dalam setiap statement kita, secara tidak sadar bisa mengekspresikan niat di dalam hati kita...
Semua manusia pasti pernah berbuat salah, sebaiknya mari kita semua mau belajar untuk rendah hati dan mau bersifat legowo, membuka hati (mencairkan hati kita yang beku/tegar tengkuk) untuk ke depannya mau dirubah oleh Tuhan sesuai Kehendak-Nya...Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan...
Salam Damai Temans...
Tuhan Memberkati...
-
1 Maret 2019
salam kenal mba Rose trimakasih utk pendaptx mba Rose.....sy ini sda alami perceraian iya sy dlu it tak prnah mimpi atw mengiginkn perceraian tpi stlh berumh tangga anak sda dua tiba2 berubah smuax suami sy tertarik pd wanita lain dan berkeras mau menceraikn sy tpi sy tdk mau krna kasian anak2 krna sy mau bertahan dan tdk mau utk cerai akhirnya dia lari entah kmna menngglkan kami nah clo seprti yg sy alami apakh sy hruus mengejar dia N tak taw kemnaa dia pergi......distu pikiran sy sprti tak mampu mo hadapi smua ini.....tpi tak terasa da 3 thn it berlalu dan sy dgn anak2 puji Tuhan hdup oleh kemuran Tuhan walaupn bpkx entah kmna dan tak bertanggung jwab.....
itulah beda2 pergumulan dlm kehidupan qta masing2 yg intinya ttp berserah sma Tuhan Yesus.
ROSE184 tulis:
sebelum memutuskan untuk menikah sudah ada kursus pra nikah dan pada saat menikahpun sudah berjanji kepada Tuhan di Altar di Hadapan Tuhan disaksikan oleh para hamba nya.
...Tak perlu menghakimi dan memandang rendah seseorang yang berstatus cerai, kalo kamu tidak bisa membuat seseorang bahagia setidaknya jangan menjadi batu sandungan atau membuat mereka jadi makin sedih.
3 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
1 Maret 2019
Ya setuju bangaat dgn pendapatnya mba Rose......jgn memandang rendah org yg status cerai(korban perceraian) krna kita tak pernah taw apa yg mereka alami sebenarnya.......
ROSE184 tulis:
SETUJU..!!! Jadi tak perlu menghakimi atau mandang rendah org yg statusnya cerai krn kita tdk pernah tau apa yg mereka alami sebenernya
-
1 Maret 2019
ADI973 tulis:
saya sudah baca ayat Alkitab yang bapak tulis, itu semua di perjanjian Lama, ayat itu dituliskan pada masa itu orang Israel tidak boleh kawin campur dengan bangsa lain? Menurut bapak ayat itu sudah FINAL untuk larangan kawin campur dengan bangsa lain ?
Jika sudah tertuliskan dalam 613 mitsvot Hukum Taurat, tentu saja ini harus ditaati oleh seluruh orang Israel pada masa itu.
TETAPI ada pengecualiannya,
Ini terdapat dalam Ulangan 21:10-14. Bagian ini merupakan rangkaian dari perikop yang berhieararki mengenai hukum perang yang ditetapkan bagi orang Israel (lihat Ulangan 20 - 21 :14).
Pada bagian ini dengan gamblang diatur :
Apabila Israel menang perang, menawan musuh dan di antaranya ada para wanita yang menarik maka wanita itu harus diperlakukan secara manusiawi, dihormati hak-haknya.
Lalu: ... "sesudah itu bolehlah engkau menghampiri dia dan menjadi suaminya, sehingga ia menjadi istrimu."Di sini terlihat bahwa pernikahan dengan wanita non-Israel diijinkan agar umat tidak terjatuh pada dosa kejahatan perang, dalam hal perlakuan biadab terhadap para wanita tawanan perang,
Untuk di jaman Tuhan Yesus artinya bapak setuju memakai hukum taurat? Itu artinya di pakai hukum pernikahan dari Yesus Kristus ke Musa? Artinya orang Israel tidak boleh kawin campur dengan bangsa lain ?
Yang saya garisbawahi di atas, apakah terbalik?
Pada jaman Tuhan Yesus, tentu saja Hukum Taurat dengan segala ketentuannya yang berlaku pada saat itu, termasuk yang mengatur tentang pernikahan.
TETAPI Yang perlu digarisbawahi adalah :
1. Yesus Kristus meluruskan pandangan tentang poligami dan kawin cerai
Matius 19:7-8
6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
7 Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
8 Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Bandingkan :
Mal 2:16 LAI TB,
Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat
2. Yesus Mengajarkan Monogami
Mat 19:4-6 :
4 Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
5 Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Bandingkan :
Maleakhi 2:15 LAI TB,
Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya1 Maret 2019 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
2 Maret 2019
Jawaban na smua diulang2 dr awal sampai akhir.....cape deh...mutar2 gtu2 aja..ga bakal selesai....mls baca panjang2.. Hahahaa cape mata n cape hati n cape ketik
-
2 Maret 2019
Seharusnya kita membahas langkah apa yg harus di ambil setelah bercerai?
Ini yang menentukan ketaatan kita.
Sebab kita pribadi yang mengambil keputusan.
memilih taat pada Firman Tuhan ato menuruti keinginan daging dan realita kehidupan di dunia ini.
Jika kita memilih tidak menikah lagi,karna Tuhan, ini baru bisa di bilang taat pada Tuhan dan FirmanNya, karna bercerai tidak boleh menikah lagi karna dlm pandangan Tuhan mereka berzinah.
Tetapi kalo menuruti keinginan daging ya bisa jadi melanggar Firman Tuhan dan menjadi tidak taat, karna sudah tau kebenaran tetapi di langgar.
-
2 Maret 2019
Ngopi dulu :)
-
2 Maret 2019
Sist MARCELLA....
Sampai kapanpun gak akan ketemu dan diskusi akan berputar2 disitu. Karena bicara ketaatan tpi masing2 dg dasar yg berbeda.atau dicampur2
Ketaatan adalah kepatuhan melakukan tepat sesuai yg diperintahkan oleh aturan.
Tinggal sekarang sepakati yg ditanyaakan itu ketaatan dg dasar aturan yg mana?
1. Kalau mau pakai dasar ketaatan akan Firman TUHAN ya semua bicara berdasarkan Firman TUHAN yg tertulis di Alkitab. Dan itu sdh jelas bahwa apa yg sdh dipersatukan TUHAN tidak boleh diceraiakan oleh manusia. Dan bila dg alasan apapun tohbterjadi perceraian ya Firman jga sdh jelas masing2 kalau menikah lago berarti itu perzinahan...
Trus apakah gak berhak berbahagia? Sekarang sudut pandang bahagianya darimana? Kalau dari kaca mata Firman ya berbahagianya bukan dengan menikah lagi, sampai kalau pasangannya dipanggil Tuhan baru dia bisa menikah lagi.
2. Kalau melihat ketaatannya dari hukum manusia ya iluti saja undang2nya. Bercaetainya harus bagaimana? Trus kalau mau mebikah lagi bagaimana ya ikuti saja aturan undang2. Tapi jgn dicampur aduk dg trus bagaimana menurut Tuhan? Ngapain masihnmikir menurut Tuhan? Orang sudah mau mengikuti hukum manusia koq masih mikirin hukum yang lain ? Itu berarti memghamba keapda 2 tuan. Kita gak alan bisa menghamba kepada 2 tuan. Saat kita taat dg salah satu tuan kita akan mengabaikan tuan yang lainnya.
Kalau sdh disepakati dasar ketaatannya mau hukum yang mana, saya yakon diskusi gak akan muter2, berulang2...
Nah soal berikutnya utk: "semua orang berhak berbahagia" ya difinisikan saja bahagianya menurut aturan yg sdh disepakati dasarnya.
Salam bahagia 💪
MARCELLA959 tulis:
Jawaban na smua diulang2 dr awal sampai akhir.....cape deh...mutar2 gtu2 aja..ga bakal selesai....mls baca panjang2.. Hahahaa cape mata n cape hati n cape ketik
-
2 Maret 2019
Pendapat yang berani, tapi benar dan Bijak di Mata Yesus (tapi belum tentu Bijak di mata manusia)...
Kadang Kebenaran memang agak pahit bagi sebagian orang (Farisi?)...Mau Pikul Salib ? Sangkal lah dirimu terlebih dahulu (Ego negatif dibuang) sebelum mengikuti Kehendak-Nya...
Salam Damai Sist...
Tuhan Memberkati...
ELISA859 tulis:
Seharusnya kita membahas langkah apa yg harus di ambil setelah bercerai?
Ini yang menentukan ketaatan kita.
Sebab kita pribadi yang mengambil keputusan.
memilih taat pada Firman Tuhan ato menuruti keinginan daging dan realita kehidupan di dunia ini.
Jika kita memilih tidak menikah lagi,karna Tuhan, ini baru bisa di bilang taat pada Tuhan dan FirmanNya, karna bercerai tidak boleh menikah lagi karna dlm pandangan Tuhan mereka berzinah.
Tetapi kalo menuruti keinginan daging ya bisa jadi melanggar Firman Tuhan dan menjadi tidak taat, karna sudah tau kebenaran tetapi di langgar.
-
2 Maret 2019
ELISA859 tulis:
Seharusnya kita membahas langkah apa yg harus di ambil setelah bercerai?
Ini yang menentukan ketaatan kita.
Sebab kita pribadi yang mengambil keputusan.
memilih taat pada Firman Tuhan ato menuruti keinginan daging dan realita kehidupan di dunia ini.
Jika kita memilih tidak menikah lagi,karna Tuhan, ini baru bisa di bilang taat pada Tuhan dan FirmanNya, karna bercerai tidak boleh menikah lagi karna dlm pandangan Tuhan mereka berzinah.
Tetapi kalo menuruti keinginan daging ya bisa jadi melanggar Firman Tuhan dan menjadi tidak taat, karna sudah tau kebenaran tetapi di langgar.
lha ini sudah kawin lagi tuh duluan, dan gak ada urusin surat cerai pun ke istri sahnya.. terus. masa iya si wanita yg udah di tinggal kawin lagi ini sama suaminya tdk berhak bahagia?
seharusnya sebelum kita ngotot dgn ketaatan firman Tuhan, lihat dan cari tau dulu, agar komentar dan nasehat kita lebih tepat pada sasarannya, daripada lsg ke si korban dari perceraian itu sendiri, sungguh kasihan mereka semakin menderita..
-
2 Maret 2019
salam kenal juga mba Linda, yang sabar saja, ini sama kasus, si pria sudah menikah lagi dengan wanita lain, tanpa pernah memberikan surat cerai kepada istrinya, sebenarnya yg lebih berdosa disini kan si suami tdk taat pada janji suci pernikahan itu sendiri
LINDA584 tulis:
salam kenal mba Rose trimakasih utk pendaptx mba Rose....
....
Tak perlu menghakimi dan memandang rendah seseorang yang berstatus cerai, kalo kamu tidak bisa membuat seseorang bahagia setidaknya jangan menjadi batu sandungan atau membuat mereka jadi makin sedih.
3 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
2 Maret 2019
hidup adalah pilihan, jadi ya terserah mau taat apa tidak,
jika wanita itu takut akan Tuhan, pasti dia akan mentaati firman Tuhan, toh hidup di dunia ini hanya sementara,
Apa iya hal yang kekal itu mau di ganti dgn hal yang sementara ?
jika wanita itu sadar bahwa kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus itu lebih penting daripada pernikahannya kembali, pasti wanita itu akan memilih hidup single parent, dan sisa hidupnya untuk melayani Tuhan dan sesama.
Tuhan Yesus telah memberi teladan ke anak2 Nya,until bersedia memikul salib,setiap pribadi berbeda-beda penderitaan itu, ada yang harus single parent di sisa hidupnya, ada yang sakit2an di sisa hidupnya, ada yg kekurangan,dari kesemua itu di ijinkan. Tuhan, agar kita hidup fokus dan tergantung kepada Tuhan.
Aku yakin pencobaan itu tidak melampaui kekuatan kita, jadi kita pasti bisa melaluinya bersama Tuhan Yesus.
ROSE184 tulis:
lha ini sudah kawin lagi tuh duluan, dan gak ada urusin surat cerai pun ke istri sahnya.. terus. masa iya si wanita yg udah di tinggal kawin lagi ini sama suaminya tdk berhak bahagia?
seharusnya sebelum kita ngotot dgn ketaatan firman Tuhan, lihat dan cari tau dulu, agar komentar dan nasehat kita lebih tepat pada sasarannya, daripada lsg ke si korban dari perceraian itu sendiri, sungguh kasihan mereka semakin menderita..
2 Maret 2019 diubah oleh ELISA859
-
2 Maret 2019
Dari pencobaan2 yang di ijinkan Tuhan, kita bisa menguji hati dan iman kita.
karna dari pencobaan itulah kita tau ,sebenarnya kita ini di pimpin Roh Kudus ato di pimpin roh kita sendiri.
jika kita di pimpin Roh Kudus, maka kita bisa mentaati firman Tuhan.
Tetapi jika kita di pimpin roh kita, maka kita akan menuruti keinginan daging kita.
dari buahnya kita bisa melihat, kita ini di pimpin siapa sebenarnya.
-
3 Maret 2019
Sepaham dg sistELISA....
Hidup jga hidup kita sendiri, jdi kita jga bebas memilih mau taat kemana....
Kalau mau taat kepada. TUHAN ya lakukan segala hal dg berpedoman/ taat FirmanNYA. Sebaliknya kalau mau taat aturan manusia ya taati pedoman aturan manusia.
Jadi kalau mau taat Firman TUHAN ya selalu berusaha menomor satukan aturan TUHAN nomor sekiankan aturan manusia, sebaliknya bila taat aturan manusia ya taati aturan manusia nomor sekiankan aturan TUHAN. Kalau sdh pegang aturan manusia trus dibilang gak taat FIRMAN ya kenapa marah? Kenapa protes sampe minta2 disepahami dg sesuai Firman TUHAN? Sekali lagi, kita gak bisa mengabdi kepada 2 tuan. Disaat kita setia kepada salah satu tuan pasti kita tidak setia kepada tuan yg lain.
..
ELISA859 tulis:
hidup adalah pilihan, jadi ya terserah mau taat apa tidak,
jika wanita itu takut akan Tuhan, pasti dia akan mentaati firman Tuhan, toh hidup di dunia ini hanya sementara,
Apa iya hal yang kekal itu mau di ganti dgn hal yang sementara ?
jika wanita itu sadar bahwa kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus itu lebih penting daripada pernikahannya kembali, pasti wanita itu akan memilih hidup single parent, dan sisa hidupnya untuk melayani Tuhan dan sesama.
Tuhan Yesus telah memberi teladan ke anak2 Nya,until bersedia memikul salib,setiap pribadi berbeda-beda penderitaan itu, ada yang harus single parent di sisa hidupnya, ada yang sakit2an di sisa hidupnya, ada yg kekurangan,dari kesemua itu di ijinkan. Tuhan, agar kita hidup fokus dan tergantung kepada Tuhan.
Aku yakin pencobaan itu tidak melampaui kekuatan kita, jadi kita pasti bisa melaluinya bersama Tuhan Yesus.
ROSE184 tulis:
lha ini sudah kawin lagi tuh duluan, dan gak ada urusin surat cerai pun ke istri sahnya.. terus. masa iya si wanita yg udah di tinggal kawin lagi ini sama suaminya tdk berhak bahagia?
seharusnya sebelum kita ngotot dgn ketaatan firman Tuhan, lihat dan cari tau dulu, agar komentar dan nasehat kita lebih tepat pada sasarannya, daripada lsg ke si korban dari perceraian itu sendiri, sungguh kasihan mereka semakin menderita..
-
3 Maret 2019
kalo si istri yg sudah ditinggalkan kawin lagi oleh suaminya blom sempat punya anak, apa ia dia tdk berhak utk bahagia dan memiliki kesempatan untuk punya anak? mungki dgn memiliki keturunan dia akan memilih jadi single parent dan memperjuangkan anak2nya, tapi kalo gak punya, masa dia gak boleh utk mewujudkan impian nya menjadi seorang ibu? terkadang kita tidak perlu terlalu ngotot dengan komentar kita karena sebenarnya kita tidak pernah tahu duduk persoalan sebenarnya dan bagaimana sakitnya yg dia alami si korban yg di tinggal kawin suaminya tanpa di urusin surat cerai nya juga 😋
ELISA859 tulis:
hidup adalah pilihan, jadi ya terserah mau taat apa tidak,
jika wanita itu takut akan Tuhan, pasti dia akan mentaati firman Tuhan, toh hidup di dunia ini hanya sementara,
Apa iya hal yang kekal itu mau di ganti dgn hal yang sementara ?
jika wanita itu sadar bahwa kehidupan kekal bersama Tuhan Yesus itu lebih penting daripada pernikahannya kembali, pasti wanita itu akan memilih hidup single parent, dan sisa hidupnya untuk melayani Tuhan dan sesama.
Tuhan Yesus telah memberi teladan ke anak2 Nya,until bersedia memikul salib,setiap pribadi berbeda-beda penderitaan itu, ada yang harus single parent di sisa hidupnya, ada yang sakit2an di sisa hidupnya, ada yg kekurangan,dari kesemua itu di ijinkan. Tuhan, agar kita hidup fokus dan tergantung kepada Tuhan.
Aku yakin pencobaan itu tidak melampaui kekuatan kita, jadi kita pasti bisa melaluinya bersama Tuhan Yesus.
3 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
3 Maret 2019
Jika wanita itu sadar bahwa hidupnya telah di tebus oleh Tuhan Yesus, dia tidak lagi mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri, apalagi sampai melanggar firman Tuhan.
Kalo tujuan hanya punya anak, masih banyak cara, bisa mengadopsi anak terlantar
Memang berat menjadi single parent seumur hidup,hal ini juga bisa di sebut memikul salib.
ROSE184 tulis:
kalo si istri yg sudah ditinggalkan kawin lagi oleh suaminya blom sempat punya anak, apa ia dia tdk berhak utk bahagia dan memiliki kesempatan untuk punya anak? mungki dgn memiliki keturunan dia akan memilih jadi single parent dan memperjuangkan anak2nya, tapi kalo gak punya, masa dia gak boleh utk mewujudkan impian nya menjadi seorang ibu? terkadang kita tidak perlu terlalu ngotot dengan komentar kita karena sebenarnya kita tidak pernah tahu duduk persoalan sebenarnya dan bagaimana sakitnya yg dia alami si korban yg di tinggal kawin suaminya tanpa di urusin surat cerai nya juga 😋
-
3 Maret 2019
Kalo boleh jujur perselingkuhan itu tidak 100% kesalahan 1 pihak. tetapi juga dari kedua belah pihak, inilah yg tidak di. mengerti, jika suami ato istri kedapatan selingkuh dia langsung di klaim bersalah, Tanpa menelusuri alasan apa dia sampai selingkuh.
3 Maret 2019 diubah oleh ELISA859
-
3 Maret 2019
kalo dia sadar dan lebih memilih untuk memiliki anak dari daging nya sendiri masa kita harus ngotot ke dia dan bilang itu adalah dosa dan tidak taat firman Tuhan? emang kita sendiri udah lbh paham dan lebih taat dari dia yang jd korban? kan kita jg gk pernah tau apa rencana Tuhan di dalam hidupnya dia, sampai dia harus bercerai? lalu pantas kita selalu mendoktrin dan menghakimi, atau memandang rendah atau apapun itu tentang keputusan dia? kalo memang itu cerai adalah kehendak Tuhan yg terjadi di dalam hidupnya apakah kita sudah menjadi lbh berdosa dari dia? kenapa kita tidak mencoba memahami dan menghormati keputusan mereka? daripada harus menghakimi, ngotot dan memandang hina dan rendah dgn status mereka? apakah kita sudah lebih baik dari mereka? biarlah itu menjadi urusan dan pertanggungjawaban mereka kepada Tuhan. tak perlu harus ngotot itu tidak paham FT, tidak taat, bla.. bla.. dgn segala macam nya yg membuat si korban semakin tidak nyaman dgn perkataan kita.
ELISA859 tulis:
Jika wanita itu sadar bahwa hidupnya telah di tebus oleh Tuhan Yesus, dia tidak lagi mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri, apalagi sampai melanggar firman Tuhan.
Kalo tujuan hanya punya anak, masih banyak cara, bisa mengadopsi anak terlantar
Memang berat menjadi single parent seumur hidup,hal ini juga bisa di sebut memikul salib.
3 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
3 Maret 2019
Aku pernah mengalami sist Rose.
Suamiku selingkuh dgn psk, di saat aku merawat bapaknya di rumahsakit,
setelah aku di rumah suamiku berubah, sering keluar rumah, tanpa sengaja aku tlp suami ku, dan ternyata yg menerima wanita lain yg mengaku istrinya. saat itu hatiku benar2 hancur, dan ternyata wanita itu sudah hamil 1 bulan, saat itu yg ada dlm benakku hanya ke2 anakku, setelah kejadian itu aku dan keluarga besar suami ku sering di ancam dan di kata2in macam2 oleh wanita psk itu. akhirnya aku putuskan untuk bekerja di hongkong. setelah di hongkong ,suamiku semakin gila, sehingga seluruh harta di rumah habis bahkan seluruh warisan habis karna rumah dan sawahnya di jual suami untuk wanita itu.
Bercerai adalah pilihan terbaik menurutku. apalagi aku menikah islam, tetapi saat aku konseling dgn beberapa pendeta, beliau2 memberi arahan untuk memaafkan dan mengampuni suami.karna dlm ajaran Kristen tidak ada perceraian, ada seorang pendeta memberi dukungan dan harapan, beliau berkata :"Siapa tahu suamimu bertobat dan bisa percaya Tuhan Yesus. "perkataan itu yg membuat aku ada harapan, untuk membawa suami ku kembali. 3 bulan aku doa pelepasan pengampunan ke suamiku.
Puji Tuhan, sete harta suamiku habis wanita itu meninggalkan suamiku.saat suamiku sendiri, aku bisa shareng Injil,walopun saat itu blom mau percaya,
Lalu suamiku kerja di kalimantan. lalu suamiku jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia, dan selama di kalimantan suamiku punya wanita lain, tetapi aku tidak peduli yang penting aku bisa bawa jenazah suamiku pulang ke jawa.
dari kisahku ini secara umum suamiku bersalah, karna dia selingkuh di saat aku merawat bapaknya di rumah sakit.
Tetapi jika di lihat dari sudut pandang suamiku, tidak 100% kesalahan suamiku. karna sebagai suami dia berhak menerima kehangatan dan perhatian dari istri.
Nah dari kejadian rumahtangga ku kita bisa melihat bahwa kedua belah pihak yang bersalah terjadinya perselingkuhan. itu.
Aku sangat paham sist betapa hancur nya jika kedapatan suami selingkuh.
ROSE184 tulis:
kalo si istri yg sudah ditinggalkan kawin lagi oleh suaminya blom sempat punya anak, apa ia dia tdk berhak utk bahagia dan memiliki kesempatan untuk punya anak? mungki dgn memiliki keturunan dia akan memilih jadi single parent dan memperjuangkan anak2nya, tapi kalo gak punya, masa dia gak boleh utk mewujudkan impian nya menjadi seorang ibu? terkadang kita tidak perlu terlalu ngotot dengan komentar kita karena sebenarnya kita tidak pernah tahu duduk persoalan sebenarnya dan bagaimana sakitnya yg dia alami si korban yg di tinggal kawin suaminya tanpa di urusin surat cerai nya juga 😋
-
3 Maret 2019
HERI771 tulis:
ngomong ngomong ttg apa yg tersurat dalam pedoman hidup dari Alkitab, dari banyaknya ayat ayat yg menjadi pegangan hidup kita, mungkin sebagian ada yg mampu memahami apa yg tertulis, ada pula butuh bantuan orang lain untuk menjelaskan, misalnya baik Pastur atau Pendeta didalam khotbahnya terkadang setelah membacakan ayat ayat tersebut, mereka membantu mrnjelaskan apa yg terkandung makna yg tersirat dari apa yg tersurat di dalam Alkitab tsb. Namun itu semua kembali pd diri kita sendiri, doa dan pertanggungjawaban kita langsung pada Tuhan.
.....Kuasa Tuhan dan rencanaNya terhadap seseorang mungkin berbeda dan tidak ada yang tahu, hingga pada saatnya ybs harus menyandang berstatus cerai, apakah itu cerai mati atau cerai hidup. Sama halnya mengapa kita hingga saat ini belum mendapatkan pasangan hidup hingga tahap perkawinan yg diharapkan, tentunya kitapun harus percaya dan berserah atas Kuasa, Rencana serta seizinNya.
GBU All.
ini super sekali 👍👍
setuju dengan apa yang disebutkan, apalagi dgn ayat Matius 5:29 yg sangat ekstrim, saya rasa blom ada manusia yg taat dan melakukan itu jika dia sdh melanggar aturan.
3 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
3 Maret 2019
ELISA859 tulis:
Kalo boleh jujur perselingkuhan itu tidak 100% kesalahan 1 pihak. tetapi juga dari kedua belah pihak, inilah yg tidak di. mengerti, jika suami ato istri kedapatan selingkuh dia langsung di klaim bersalah, Tanpa menelusuri alasan apa dia sampai selingkuh.
tidak hanya selingkuh, tapi juga menipu dan menjebak istrinya kedalam utang, dan selingkuhannya juga tdk hanya satu orang
-
3 Maret 2019
Sebagai org yg belum pernah menikah saya ikutan nyimak aja, krn kerap yg mendekati di jk ini pria2nya banyak juga dg status cerai hidup saya lihat.
Kagum dg sis Elisa yg mempertahankan utk tdk bercerai dg sang suami meski ada atau tdk ada perubahan kesadaran dr suami.
ELISA859 tulis:
Aku pernah mengalami sist Rose.
Suamiku selingkuh dgn psk, di saat aku merawat bapaknya di rumahsakit,
....Aku sangat paham sist betapa hancur nya jika kedapatan suami selingkuh.
3 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
3 Maret 2019
untuk orang yg percaya, dan mungkin dapat menguatkan mereka. Coba kita simak baik baik, dan maknai, mungkin saja bisa dimaknai seseorang dari sudut pandang yg berbeda.
surat 1 Korintus 10:13
.. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Orang yang mengaku dirinya sebagai orang percaya tidak boleh memaafkan dosa dengan alasan bahwa mereka hanyalah manusia biasa yang pasti tidak sempurna, atau bahwa dalam hidup ini semua orang percaya yang telah lahir baru terus menerus melakukan dosa dalam perkataan, pikiran, dan perbuatan, baik sadar atau tidak sadar. Pada saat yang sama, Paulus meyakinkan jemaat Korintus bahwa orang yang sungguh-sungguh percaya tidak perlu jatuh dari kasih karunia Allah.
Roh Kudus menyatakan bahwa Allah menyediakan bagi anak-anak-Nya kasih karunia yg memadai untuk mengatasi setiap pencobaan atau peristiwa dan dengan demikian melawan dosa. Kesetiaan Allah terungkap dlm dua cara:
(a) Dia tidak akan mengizinkan kita dicobai melampaui kekuatan kita, dan
(b) bersama dengan setiap pencobaan Dia akan menyediakan suatu jalan bagi kita agar dapat bertahan dalam pencobaan dan mengalahkan dosa (bd. 2Tes 3:3).
Saat kita bisa melabeli krn status seseorang, dan dari sudut pandang seseorang kita mengklaim dgn menafsirkan ayat didalam Alkitab, dan mengambil ayat ayat yg diyakininya, dan sebaliknya merekapun mgkn bertahan dgn ayat yg lain, menurut keyakinannya.
Mungkin kita tidak menafikan hukum yg ada, tapi Yesus membawa setiap persoalan atau peristiwa atas dosa yg dilakukan semasa hidupnya ke dalam hati nurani masing masing. Ia mengubah kaidah hukum menjadi kaidah moral.
Pointnya biarkan Kitab kehidupan garis ketaatan dan keimanan seseorang Tuhan yg menentukan, karena mereka yg menjalani kehidupannya. Dan saat mereka sudah percaya dan berserah kepadaNya, selanjutnya hendaklah hidup dalam ajaran Kasih Allah, yg memberikan suatu pengharapan menumbuhkan iman kristiani, dan melihat kedepan menjadi yg lebih baik.
Saya mengambil petikan dari surat Uskup, Yesus menekankan kita dalam keyakinan Iman, Pengharapan dan Kasih. Harapan dgn tidak memberi ruang pada yg berkecil hati, Yesus mengajarkan kita juga untuk memandang hal yg positip, dgn tidak mengadili atau menyalahkan. Saat kita percaya, Allah memulai pekerjaan yg baik juga akan menyelesaikan juga. Tolak ukur kebahagiaan dan kedamaian seseorang, tentu hanyalah mereka yg menjalani.
Saya ingin share surat Uskup menjelang masa Prapaskah secara umum semoga mendapat hikmat bagi semua, ttg Iman, Pengharapan dan Kasih.
Share
3 Maret 2019 diubah oleh HERI771
-
4 Maret 2019
Tugas kita hanya mengingat sist Rose kalo wanita itu udah tau kebenaran bahwa bercerai hidup itu jika menikah lagi itu sama saja berzinah, tetapi di langgarnya ya resiko di tanggung sendiri, sebab telah tertulis dlm Alkitab ada penderitaan bagi org Kristen salah satunya mengikuti keinginan daging, dia di cobai oleh keinginan dagingnya.
Untuk mengingat kan saudara kita seiman apakah kita harus hidup sempurna dulu ?, tentunya tidak kan,
Orang2 Kristen harus saling mengingatkan jika kita mengetahui ada saudara kita yg salah jalan.
Sist Rose harus bisa membedakan mana penghinaan dan mana kebenaran, jangan kompromI dgn dosa jika kita ingin tumbuh di dalam Tuhan.
ROSE184 tulis:
kalo dia sadar dan lebih memilih untuk memiliki anak dari daging nya sendiri masa kita harus ngotot ke dia dan bilang itu adalah dosa dan tidak taat firman Tuhan? emang kita sendiri udah lbh paham dan lebih taat dari dia yang jd korban? kan kita jg gk pernah tau apa rencana Tuhan di dalam hidupnya dia, sampai dia harus bercerai? lalu pantas kita selalu mendoktrin dan menghakimi, atau memandang rendah atau apapun itu tentang keputusan dia? kalo memang itu cerai adalah kehendak Tuhan yg terjadi di dalam hidupnya apakah kita sudah menjadi lbh berdosa dari dia? kenapa kita tidak mencoba memahami dan menghormati keputusan mereka? daripada harus menghakimi, ngotot dan memandang hina dan rendah dgn status mereka? apakah kita sudah lebih baik dari mereka? biarlah itu menjadi urusan dan pertanggungjawaban mereka kepada Tuhan. tak perlu harus ngotot itu tidak paham FT, tidak taat, bla.. bla.. dgn segala macam nya yg membuat si korban semakin tidak nyaman dgn perkataan kita.
4 Maret 2019 diubah oleh ELISA859
-
4 Maret 2019
Sebenarnya jika kita percaya rencana Tuhan, tentunya kita bisa taat terhadap FirmanNya.
karna telah jelas tertulis dalam Alkitab,
Yeremia 29:11,Tuhan merancang kita untuk hidup dalam damai sejahtera, jadi segala yang terjadi dalam kehidupan kita itu membawa kita kepada rancangan Tuhan,
Kenapa kita sering gagal ?
Karna kita sering mengikuti keinginan daging kita,
banyak anak2 Tuhan yang lebih mengutamakan kepentingan lahiriah, ingin punya anak, ingin punya suami, ingin hidupnya terpenuhi secara materi, itu tidak salah selama tidak melanggar firman Tuhan,
Tetapi jika berani melanggar firman Tuhan demi untuk mendapat kan anak,,bukankah banyak suami istri yang tidak memiliki anak,
kenapa hal yang pasti mau di gantikan dengan hal yang tidak pasti.
jika cerai hidup dan menikah lagi dalam pandangan Tuhan itu berzinah, dan pernyataan itu pasti karna tertulis dalam Akitab.
sedangkan belom tentu bisa punya anak sekalipun menikah, karna anak adalah anugrah Tuhan, dan Tuhan bisa saja tidak memberikan anak .
4 Maret 2019 diubah oleh ELISA859