Anak adalah Anugrah dari Tuhan.
-
15 Maret 2019
Anak adalah Anugrah dari Tuhan, itulah sebabnya orang tua selalu ingin memberi yang terbaik untuk anak2nya.
Tetapi saat bahtera rumahtangga hancur ,anaklah korban utama.
Akhirnya suami ato istri memilih hidup berpisah,
Namun pada akhirnya mereka tidak bisa tahan untuk hidup sendirian, akhirnya memutuskan untuk menikah lagi.
Menurut saudara dan saudari bagaimana pandangan kalian tentang anak calon pendampingmu ?
Apakah yang akan kalian perbuat ?...
Kalo aku pribadi suatu anugrah jika di percayakan untuk mengasuh dan merawat anak yg tidak keluar dari rahimku, aku tidak akan membedakan antara anak kandung dan anak dari calon suami ku nanti, sebab aku memiliki pemahaman anak itu anugrah Tuhan,
ada yang sepaham denganku ?
-
15 Maret 2019
serius tidak akan membedakan ? itu berat lho.. tapi itu tugas terpuji kalau kamu bisa melakukannya. kalau saya sih lebih memilih yang anak kandung saja dari perempuan yang belum pernah menikah sama sekali dan belum punya anak sebelumnya. dan bercerainya kalau salah satu sudah dipanggil yang maha kuasa tapi tidak akan menikah lagi selamanya nanti
-
15 Maret 2019
ELISA859 tulis:
Anak adalah Anugrah dari Tuhan, itulah sebabnya orang tua selalu ingin memberi yang terbaik untuk anak2nya.
Tetapi saat bahtera rumahtangga hancur ,anaklah korban utama.
...ada yang sepaham denganku ?
Aku ma gpp dengan topik yang begini dengan alasan pasangan suami(lebih tepatnya duda lah ini yaa)"cerai mati" kalau cerai hidup aku ga bisa sebab saya bukan seperti "Anang Ashanti or kd Lemos" yang bisa mengondisikan keadaan
But salute buat dua keluarga ini tetap jalin silaturahmi yang baik
19 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
15 Maret 2019
iya memang berat, tetapi aku akan berusaha, makanya aku g mau jika menikah dgn cerai hidup,
CHRISTIAN701 tulis:
serius tidak akan membedakan ? itu berat lho.. tapi itu tugas terpuji kalau kamu bisa melakukannya. kalau saya sih lebih memilih yang anak kandung saja dari perempuan yang belum pernah menikah sama sekali dan belum punya anak sebelumnya. dan bercerainya kalau salah satu sudah dipanggil yang maha kuasa tapi tidak akan menikah lagi selamanya nanti
-
15 Maret 2019
kalaupun cerai mati juga lebih baik jangan menikah lagi bila sudah punya keturunan. kalau belum punya keturunan bisa dipikirkan lagi untuk menikah
-
15 Maret 2019
ELISA859 tulis:
Anak adalah Anugrah dari Tuhan, itulah sebabnya orang tua selalu ingin memberi yang terbaik untuk anak2nya.
Tetapi saat bahtera rumahtangga hancur ,anaklah korban utama.
...ada yang sepaham denganku ?
Mbak Elisa,
penyesuaian dng anak tiri (anak dari pernikahan pasangan kita dng istri sebelumnya) yg masih tinggal bersama ayahnya itu bisa merupakan ujian bagi kita sang ibu tiri. Aku sdh mengalaminya.Ketika aku gadis/perawan, aku nikah dng duda anak 2 lalu kami semua serumah. Aku engga bermaksud menyalahkan anak2 tsb, namun dari pengalamanku menyesuaikan diri dng anak wanita msh lbh mudah drpd dng anak laki2 soalnya anak perempuan msh bs kita ajak ngobrol soal make up dan fashion. Anak perempuan jg bs dijadikan tmn memasak. Anak laki hobinya sdh lbh ke arah game dan olahraga, jadi kalo kita kurang paham soal hal2 itu topik obrolan kita dng anak laki dari pasangan kita bs menjadi agak terbatas/sulit meski anak laki tsb sebenarnya baik jg.
Aku sendiri, jika bisa dpt jodoh lg, akan lbh memilih pria yg anak2nya sdh engga tinggal bersamanya lg, sehingga nantinya aku hanya tinggal berdua dng si ayahnya tsb.
Hanya aja, kalo Mbak Elisa tetap ingin mencoba menjadi ibu sambung (ibu tiri) ya ga apa2 jg. Toh Mbak sdh ada pengalaman punya 2 anak kandung, jadi lbh paham gmn cara berkomunikasi dng anak. Ya, kurasa Mbak Elisa bisa sukses menjadi ibu bagi mrk. Kulihat Mbak org nya bijaksana dan tahan tantangan.
19 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
16 Maret 2019
Amin,,,iya sist Anita pasti pengalaman itu sangat menarik,tetap semangat pasti Tuhan Yesus akan memberi yg terbaik bagi sist,
Memang sih aku blom punya pengalaman menjadi mama baru bagi anak2 dari calon suami.
tapi jujur aku g suka menyebut Ibu tiri,atopun anak tiri, karna sebutan itu seakan - akan sudah menjadi pembatas, bagiku anak itu adalah titipan Tuhan yang harus di jaga dan di rawat, itulah sebabnya aku g mau menikah dgn pria cerai hidup, karna aku g mau di banding2kan oleh anak2.
ANITA089 tulis:
Mbak Elisa,
penyesuaian dng anak tiri (anak dari pernikahan pasangan kita dng istri sebelumnya) yg masih tinggal bersama ayahnya itu bisa merupakan ujian bagi kita sang ibu tiri. Aku sdh mengalaminya.Ketika aku gadis/perawan, aku nikah dng duda anak 2 lalu kami semua serumah.
....
Hanya aja, kalo Mbak Elisa tetap ingin mencoba menjadi ibu sambung (ibu tiri) ya ga apa2 jg. Toh Mbak sdh ada pengalaman punya 2 anak kandung, jadi lbh paham gmn cara berkomunikasi dng anak. Ya, kurasa Mbak Elisa bisa sukses menjadi ibu bagi mrk. Kulihat Mbak org nya bijaksana dan tahan tantangan.
17 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
16 Maret 2019
Pertama :
Tak ada rumus yang mudah untuk membangun rumah tangga (orang tua dan anak-anak).
Kedua :
Saya mengapresiasi dan mendukung tekad dan konsep non Elisa untuk tidak membeda-bedakan antara anak rahim atau anak tiri dalam mengasuh. Orang dengan pemahaman seperti non Elisa (mungkin) jarang. Meskipun dalam praktik, tidak semudah yang non Elisa rencanakan. Bahkan jangankan anak tiri, dalam suatu keluarga, orang tua yang mengasuh anak kandung sendiri pun banyak terjadi tebang pilih. Misalnya: mengasuh anak antara anak perempuan dan anak laki, mengasuh anak aktif dengan anak pasif, mengasuh anak yang normal dengan anak yang berkebutuhan khusus, dll.
Harapan saya kepada non Elisa, tetaplah pada pemahaman itu, dan bilamana itu terjadi kelak (non Elisa dipertemukan ELOHIM dengan pria punya anak), just do it! Talk less, do more. Meskipun sulit, tak ada yang tak mungkin, bilamana Yeshua Hamashiach campur tangan.
Ketiga :
Berhubung saya belum pernah pengalaman menikah dan belum punya anak dan tak terpikir menikah dengan selain perempuan single, lebih etis jika saya tidak terlalu banyak beropini panjang-lebar di thread ini.
================================
Pertanyaan untuk non Elisa yang baik hati dan cemerlang di tempat.
1. Anak kandung atau anak tiri adalah anugerah dari TUHAN, benarkah ?
2. Menurut non Elisa apakah beda anugerah dengan karunia dan berkat ?
3. Selesai. #hehehe
.
#Jangan lupa bahagia.
ELISA859 tulis:
Anak adalah Anugrah dari Tuhan, itulah sebabnya orang tua selalu ingin memberi yang terbaik untuk anak2nya.
Tetapi saat bahtera rumahtangga hancur ,anaklah korban utama.
..ada yang sepaham denganku ?
19 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
17 Maret 2019
Anak adalah Titipan Tuhan, dan buatku pribadi tidak terlalu perduli kan cerita dibelakangnya, karena hidup ke depan, jadi cintailah Titipan Yang Maha Kuasa.
Berulang kali pun pernah mencintai "Titipan Tuhan" itu dan selalu berusaha sigap, bahkan sekarang dah punya ponakan, semakin berasa banget cinta akan "Titipan Tuhan" itu.
Someday, akan sangat sangat dan sangat amazing buatku melihat Titipan Tuhan itu adalah buah cinta daku dengan pasangan.
Pernah diriku sangat mencintai pasanganku dengan teramat sangat sampai terbersit ingin memiliki buah cinta yang sangat amazing itu, bahkan sempat ngebayangin gimana rupanya kelak, namun blum jodoh jadi bubar grak dengan sang kekasih di jaman dahulu kala.
Someday, Titipan Tuhan itu akan hadir di masa depanku. GBU 🙏🙏🙏
-
17 Maret 2019
Komentar sdr Yossi mantaf👍
-
18 Maret 2019
Setuju.
YOSSIE472 tulis:
Anak adalah Titipan Tuhan, dan buatku pribadi tidak terlalu perduli kan cerita dibelakangnya, karena hidup ke depan, jadi cintailah Titipan Yang Maha Kuasa.
Berulang kali pun pernah mencintai "Titipan Tuhan" itu dan selalu berusaha sigap, bahkan sekarang dah punya ponakan, semakin berasa banget cinta akan "Titipan Tuhan" itu.
Someday, akan sangat sangat dan sangat amazing buatku melihat Titipan Tuhan itu adalah buah cinta daku dengan pasangan.
Pernah diriku sangat mencintai pasanganku dengan teramat sangat sampai terbersit ingin memiliki buah cinta yang sangat amazing itu, bahkan sempat ngebayangin gimana rupanya kelak, namun blum jodoh jadi bubar grak dengan sang kekasih di jaman dahulu kala.
Someday, Titipan Tuhan itu akan hadir di masa depanku. GBU 🙏🙏🙏
-
18 Maret 2019
Iya benar bro, memang setiap anak memiliki karakter sendiri2,memiliki keunikan sendiri, tetapi kita akan mudah jika kita memahami bahwa anak merupakan anugrah Tuhan, Tuhan mendisain manusia itu memang unik, dari sinilah kita bisa belajar menerima anak2 yg Tuhan percayakan kepada kita,
Aku mengajak semua anggota JK untuk mengubah minset tentang status anak tiri ,karna saat kita berpikir tentang anak tiri, dgn sendirinya kita sudah bikin penghalang antara anak dari pasangan hidup kita,
ALBERTHS562 tulis:
Pertama :
Tak ada rumus yang mudah untuk membangun rumah tangga (orang tua dan anak-anak).
Kedua :
Saya mengapresiasi dan mendukung tekad dan konsep non Elisa untuk tidak membeda-bedakan antara anak rahim atau anak tiri dalam mengasuh.
.....
1. Anak kandung atau anak tiri adalah anugerah dari TUHAN, benarkah ?
2. Menurut non Elisa apakah beda anugerah dengan karunia dan berkat ?
3. Selesai. #hehehe
.
#Jangan lupa bahagia.
18 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
18 Maret 2019
jawaban nomer 1,aku jawab iya, anak kandung ato bukan anak kandung jika itu di percayakan ke aku untuk merawat bagiku itu suatu anugrah Tuhan, tetapi bukan yg bercerai, sebab jika bercerai itu bukan kehendak Tuhan,
jawaban nomer 2.
anugrah, karunia berkat, itu sama,g ada bedanya, itu yg aku pahami.
ALBERTHS562 tulis:
1. Anak kandung atau anak tiri adalah anugerah dari TUHAN, benarkah ?
2. Menurut non Elisa apakah beda anugerah dengan karunia dan berkat ?
3. Selesai. #hehehe
.
#Jangan lupa bahagia.
-
19 Maret 2019
Kalo aku sendiri, karena aku merasa mungkin tidak bisa menjadi ibu sambung buat anak2 yg bukan dari rahimku sendiri, jadi lebih baik aku tidak akan memilih pasangan yg masih tinggal bersama dengan anak-anaknya, daripada saya bilang saya pasti mampu menyanyangi anak-anak sang calon sama seperti menyayangi anak kandung sendiri, namun pada kenyataannya malah gak bisa, nanti malah kasian anak-anak itu. Pada dasarnya saya juga wanita yang sayang dengan anak-anak, saya juga punya beberapa anak angkat di panti, dan saya juga punya 7 ponakan dan hampir semua ponakan-ponakan saya selalu sayang sama saya, bahakan ada yg bisa demam kalo udah rindu dengan saya, karena kebanyakan dari mereka, saat masih bayi lahir di RS, saya yg gendong dan urus..karena kami di perantauan jauh dari orang tua, jadi sebagai sulung saya bantu urus adik-adik saya yg sedang lahiran.
meskipun sudah terbiasa ngurus bayi dari jaman saya masih SMK, dan anak2 sangat mudah akrab dengan saya, tapi saya tidak berani mengambil keputusan untuk menikah dengan pria yg tinggal bersama dengan anak-anaknya, saya hanya menilai dirinya masih blom bisa yg terbaik buat mereka. So kalo merasa mau menjadi ibu yg baik buat mereka, iya silahkan saja, justru itu adalah niat mulia, yang penting bisa dilakukan saja .
Saya sangat percaya anak itu adalah anugerah, dan titipan dari yang Maha Kuasa, ada orang yg pengen memiliki anak dengan melakukan berbagai cara, namun terkadang masih blom bisa memiliki anak juga, itu karena Tuhan masih belom mengizinkan mereka memliki anak.
Saya dulu sangat ingin memiliki anak, sampai sudah konsul untuk program ke dokter, tapi karena blom rejeki, dan mungkin itulah cara Tuhan juga. Punya suami yg tdk punya tanggung jawab pada keluarga itu sangat susah apalagi sudah memiliki anak.
Tetapi bagi saya sih, kalo saja saya sudah memiliki anak, saya akan lebih memilih tidak akan menikah lagi, atau mencari pasangan lagi, saya akan fokus untuk membesarkan dan mendidik anak-anak saya, bagi saya itu sudah berkat yang luar biasa.
ELISA859 tulis:
Anak adalah Anugrah dari Tuhan, itulah sebabnya orang tua selalu ingin memberi yang terbaik untuk anak2nya.
....Kalo aku pribadi suatu anugrah jika di percayakan untuk mengasuh dan merawat anak yg tidak keluar dari rahimku, aku tidak akan membedakan antara anak kandung dan anak dari calon suami ku nanti, sebab aku memiliki pemahaman anak itu anugrah Tuhan,
ada yang sepaham denganku ?
22 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
19 Maret 2019
Kalau aku tdk masalah jika aku dipertemukan Tuhan dg pasangan hidup yg sdh punya anak dari pernikahan sblmnya. Tapi sblm memutuskan utk menikah dg pria yg telah punya anak tsb, hrs benar" saling terbuka, jujur antara aku, calon suami dan anak"nya. Klw ternyata anak"nya tdk suka dg aku maka aku memilih mundur. Tp jika anak"nya iklas menerimaku dan mau menganggapku ibu sambungnya ya gpp. Intinya jika aku sdh masuk keluarga mereka mk aku adlh bagian dari keluarga mereka dan yg namanya keluarga hrs saling menghargai, saling mengasihi, menerima kekurangan dan kelebihan tiap" anggota keluarga lainnya. Mau bersama-sama membangun keluarga yg harmonis. Aku jg ga suka dg sebutan ibu tiri. Aku lbh suka jd Ibu sambung mereka yg mereka hargai sbg bagian dari keluarga mereka karena aku isteri Ayahnya. Aku jg ga menuntut mereka utk menganggapku seperti Ibu kandung mereka, karena bagaimanapun aku memang bkn Ibu yg melahirkan mereka. Tp aku mau mengasihi dan menyayangi mereka sbg bagian dari keluargaku karena mereka anak" dari suamiku.
Tp klw anak" tersebut tdk menyukaiku lbh baik aku tdk menikahi Ayah mereka, karena seumur hidupku aku takkan bahagia bila dlm rumah tangga ada anggota keluarga yg tdk mau menerimaku, bagiku keluarga hrs saling menerima. Dari sanalah timbul kasih sayang.
-
22 Maret 2019
Kenapa y...jika punya bawaan anak..entah itu dr pihak laki2 ataupun perempuan selalu konotasinya negatif mlu...
bahkan smpe seperti penolakan terang2-an...
apa harus dibuang anak2 itu...
-
22 Maret 2019
karna memang org2 masih percaya doktrin, bahwa ibu sambung itu jahat, sehingga antara ibu sambung dan anak sambung membuat jarak, minset seperti ini harus di hilangkan sist.
jadi harus ada penengah, jika sang suami punya ada dari istri pertama dia harus jadi penengah bagi istri dan anaknya demikian sebaliknya.
Sebaiknya menikah dgn yg cerai mati biar tidak ada yg membayang - bayangi rumahtangga nya.
JANEIVONE900 tulis:
Kenapa y...jika punya bawaan anak..entah itu dr pihak laki2 ataupun perempuan selalu konotasinya negatif mlu...
bahkan smpe seperti penolakan terang2-an...
apa harus dibuang anak2 itu...
-
22 Maret 2019
Mantap sist, kalo aku lebih suka di sebut ibu baru. hehe
ECHY268 tulis:
Kalau aku tdk masalah jika aku dipertemukan Tuhan dg pasangan hidup yg sdh punya anak dari pernikahan sblmnya. Tapi sblm memutuskan utk menikah dg pria yg telah punya anak tsb, hrs benar" saling terbuka, jujur antara aku, calon suami dan anak"nya. Klw ternyata anak"nya tdk suka dg aku maka aku memilih mundur. Tp jika anak"nya iklas menerimaku dan mau menganggapku ibu sambungnya ya gpp. Intinya jika aku sdh masuk keluarga mereka mk aku adlh bagian dari keluarga mereka dan yg namanya keluarga hrs saling menghargai, saling mengasihi, menerima kekurangan dan kelebihan tiap" anggota keluarga lainnya. Mau bersama-sama membangun keluarga yg harmonis. Aku jg ga suka dg sebutan ibu tiri. Aku lbh suka jd Ibu sambung mereka yg mereka hargai sbg bagian dari keluarga mereka karena aku isteri Ayahnya. Aku jg ga menuntut mereka utk menganggapku seperti Ibu kandung mereka, karena bagaimanapun aku memang bkn Ibu yg melahirkan mereka. Tp aku mau mengasihi dan menyayangi mereka sbg bagian dari keluargaku karena mereka anak" dari suamiku.
Tp klw anak" tersebut tdk menyukaiku lbh baik aku tdk menikahi Ayah mereka, karena seumur hidupku aku takkan bahagia bila dlm rumah tangga ada anggota keluarga yg tdk mau menerimaku, bagiku keluarga hrs saling menerima. Dari sanalah timbul kasih sayang.
-
22 Maret 2019
ELISA859 tulis:
Anak adalah Anugrah dari Tuhan, itulah sebabnya orang tua selalu ingin memberi yang terbaik untuk anak2nya.
....Kalo aku pribadi suatu anugrah jika di percayakan untuk mengasuh dan merawat anak yg tidak keluar dari rahimku, aku tidak akan membedakan antara anak kandung dan anak dari calon suami ku nanti, sebab aku memiliki pemahaman anak itu anugrah Tuhan,
ada yang sepaham denganku ?
Saya setuju saja sama sist Elisa859 kalau anak itu anugrah Tuhan baik itu anak kandung atau bukan. Saya mau tambahkan sedikit kalau dalam hubungan aku-kamu (I-Thou relationship) dalam kerangka hubungan orangtua-anak, pihak orang tua harus sangat hati2 dalam mendidik anak. Ini yang menentukan apakah suatu hari kelak si anak jadi berkat atau kutuk bagi sesamanya termasuk si orang tua itu sendiri
Harap ingat kita punya hak istimewa sekali memanggil Tuhan dengan intim dengan sebutan Bapa dan kita ini anak2-NYA serta kepunyaan-NYA melalui suatu proses adopsi (biasanya orang2 yg bergereja di Sinode yg beraliran Injili atau Protestan konservatif sangat2 menekankan doktrin ini) bukan karena kita layak disebut anak2 Tuhan tapi karena kemurahan hati dan belas kasihan Tuhan. Sekarang masalahnya maukah kita merefleksikan kembali belas kasihan dan kemurahan hati Tuhan yang demikian kepada sesama kita ditengah dunia yang tercemar/terpolusi dosa yang kita sedang tempati ini? Saya harap saudara dan saudari dalam Kristus meminta kemauan dan kemampuan yang demikian demi kemuliaan Tuhan dalam Kristus Yesus juruselamat kita.
Maaf kalau terlalu panjang. JBU all.
22 Maret 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN