Cara mengetahui laki-laki itu serius dari mana??
-
9 Juli 2019
Apakah dia serius? Maaf, tapi tampaknya tidak untuk saat ini. Sebaiknya diskusikan lah lagi kembali.
ASTRI606 tulis:
Kl awalnya dia semangat ajak kursus pernikahan, tapi makin ke sini aku amati dia masih intens cari kenalan di tind*r dan m*chat (awalnya seneng dia keluar dari JK, tapi bingung kenapa malah intens di aplikasi2 yg kusebut di atas), kl bercanda juga kecenderungannya ke arah bercanda jorok. Bbrp kali kutegur, akhirnya sekarang kami "gencatan senjata" alias sama2 gak nyapa. Padahal sudah daftar kursus pernikahan buat bulan ini. Apakah bisa dia dikategorikan serius?
Apa saya yg kelewat cemburuan?
Baiknya saya bersikap gimana? 😅
Silakan, bebas ditanggapi lho..
-
9 Juli 2019
YENNI233 tulis:
Dulu aku juga gitu, uang dia aku yg simpan tp setelah dia serong kanan kiri malah tabungan dia yg kupegang diminta kembali. Trus apa itu d anggap serius juga??
Jelimet kalo soal uang sih, kayaknya ini juga ibarat antara serius atau sekedar kamuflase sih, jadi kalo akhirnya diminta kembali kan jadi jelimet n buat apa pula dari awal tidak komitmen akhirnya?
Better dihindari kalo soal uang, karena notabene, yang udah lamaran aja bisa batal mendadak. Jadi memang keseriusan itu serba salah, dilakukan dari awal tapi akhirannya kalo tak sesuai bisa mentah kembali.
Jadi kalo versi ku pribadi, tak penting soal buku rekening, tak penting juga soal misalkan tukar menukar cincin (sebagai komitmen atau akhirnya lamaran), tak penting juga kalimat akan menikah kapannya, dll, itu bisa dibicarakan.
Yang terpenting adalah pelakunya, saya dan calon pasangan hidup. Semua bisa dikomunikasikan bersama. Semua bisa direncanakan bersama. Duduk bareng sambil ngopi, bicarakan blak2an, visinya gimana bersama2, hati sudah sama2 mantap? Obrolan nyambung? Yuk kita rencanakan pernikahan kita.
🙏🙏🙏
-
9 Juli 2019
Cara mengetahui laki-laki itu serius dari mana??
Jawabannya gampang, lihat aja KTP laki laki itu, kalo di situ ditulis namanya SERIUS, berarti laki laki itu memang serius.
-
9 Juli 2019
Kalau udah ngajak nikah berarti serius😁😁
Selama blm ngajak nikah anggap aja masih becanda terus😅😄
-
9 Juli 2019
Thanks kak yossie dan kak katharina.
Dialog terakhir kami via pesan singkat adalah permintaan maafku padanya yg sampai saat ini hanya dibaca dan tidak ditanggapi, setelah sebelumnya saya coba telepon tetapi tidak dijawab. Saya terus terang sedang menunggu inisiatifnya utk lbh dulu menghubungi saya. Sudah beberapa hari berlalu tapi masih senyap. Haruskah saya yg memulai percakapan kembali? Tidakkah nantinya dia seolah-olah berada di atas angin?
-
9 Juli 2019
Hay ka Katharina thx sdh kasih coment tentang hal ini...jika seorg cowok bicara awal tentang komitmen sdh di planning tiba2 dlm sekejap itu berubah dg sikapnya yg tdk terbiasa...apakah mungkin ada sesuatu hal..??
Mengenai ortu'y blm juga di kenalin hny batas cerita saja..bukan'y cowok itu jika serius awal'y hrs di kenalkan juga ke ortu'y yah biar sma2 kenal n yakin dy serius dlm hubungan ke depan
KATHARINA781 tulis:
Kalo yg bisa dipegang omongannya buat saya misalnya; Kalo janji dia bisa memenuhi janji itu. Menepati komitment dia. Kalau serius dlm hubungan; dia melibatkan saya dalam rencana masa depan dia. Walau itu baru sebatas rencana dan setelahnya tentunya bertemu ortu. Berapa lama? Tidak ada batasan kalo buat saya yang pasti Setelah saya yakin saya mau menikah dengan dia. Kalau saya blm yakin, saya tidak akan bertemu ortu dia ataupun sebaliknya.
9 Juli 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
9 Juli 2019
hahahhaa...benar jugaa siih harus di tegasin ya kalimat itu 😁😁
DANISH135 tulis:
Kalau udah ngajak nikah berarti serius😁😁
Selama blm ngajak nikah anggap aja masih becanda terus😅😄
-
9 Juli 2019
SITUMORANG254 tulis:
Tergantung pribadi laki²nya jg..
Klw mnrtQ Laki² yg serius itu "Laki² yg memberikan tindakan nyata (Tindakan terarah,terencana,terstruktur dengan matang) bukan hanya pandai teori mengolah kata seolah memberi harapan namun tak ada kepastian"
Tp kalau yg "Serius" itu personilnya emg laki² semua kok, sayangnya mereka sudah bubar. 😬☕ 👀
Benar juga kadang susah di tebak maunya apa...awalnya yakin tapi belakangan ini malah menghindar utk di bahas..maunya dari awal smpe akhr memberikan kepastian yg akan buat bahagia menjalaninnya ya kan...😊
-
9 Juli 2019
Hahahahaha....😄😄 kocaam bgt bisa ajaa nih ngelucunya...
LISTON872 tulis:
Cara mengetahui laki-laki itu serius dari mana??
Jawabannya gampang, lihat aja KTP laki laki itu, kalo di situ ditulis namanya SERIUS, berarti laki laki itu memang serius.
-
9 Juli 2019
Thx ka Yossie atas pencerahannya ☺
Jika seorg cowok awal2 dia instens chat perhatian tiba2 perhatiannya itu berkurang tdk spt biasanya...selalu buat pasangan sedih apa dy msh ada rasa n msh serius jalani hubungan atau gmn? Apakah tiap cowok spt itu kah?
YOSSIE472 tulis:
Dari kata2 dan tindakannya, perkenalan lebih mendalam akan mendapatkan informasi mengenai visi dan misi nya ke depan.
Berapa lamanya? Tergantung keseriusannya, dan jangan dianggap yang pengen langsung ketemu ortumu juga langsung dianggap serius, bisa saja PHP, jadi kalo soal ini, tanyakan kata hatimu sendiri, seserius apakah dia? Secinta apa dia dengan dirimu? Tanyakan dan lihatlah dari sorot matanya, sudah cocoklah untuk dia bertemu ortumu?
Lihatlah juga apakah saat bertemu denganmu dan berulang kali bertemu, apakah dia makin ceria? Karena ini yang saya rasakan dari sisi pria, saya jauh akan sangat ceria jika bertemu dengan sang wanita idaman, akan sering bercanda, tertawa, yang tentunya buatku jika bertemu merupakan moment special.
Semoga mencerahkan 🙏🙏🙏
-
10 Juli 2019
DANISH135 tulis:
Kalau udah ngajak nikah berarti serius😁😁
Selama blm ngajak nikah anggap aja masih becanda terus😅😄
Nah yang seperti ini yang kubilang dari awal untuk hati2, karena mindsetnya ini yang akhirnya bisa disalahgunakan, kenal lawan jenis mendadak lawan jenis ajak nikah padamu, tau2 menghilang tanpa jejak.
Lalu ada yang bilang, nikah aja dulu, pacarannya nanti abis nikah? Yakin mau dibalik? Kalo abis nikah tidak cocok? Siap bubar grak?
Nikah buru2 takut mepet umur? Yang mepetin siapa? Orang tua? Sekeliling? Lalu pas nikah taunya tidak sreg? Bubar grak? Tidak semudah itu Ferguso 😁😁😁
Jujur sih yah, buat cowok, menikah itu perlu banyak persiapannya, karena 1 hal, mengajak anak orang dibawa bersama utk hidup, dan seyogyanya, sesulit apapun yah jadi tanggung jawab sang cowok, udah ngambil anak orang loh, mintanya ama camer pula.
Jadi yah seyogyanya, dijalani sesuai langkahnya, pacaran dulu utk mencocokkan kepribadian, visi, misi, menghilangkan gengsi demi bersama, persiapan dananya, perjuangan mental dan hati saat cemburu datang, dll.
Tidak ada jalur cepat, kenal, langsung pacaran cepat n cuuuus nikah? Lalu keduanya hidup bahagia selama2nya.... Itu mah Disney 😆😆😆
-
10 Juli 2019
RANYNITHA872 tulis:
Thx ka Yossie atas pencerahannya ☺
Jika seorg cowok awal2 dia instens chat perhatian tiba2 perhatiannya itu berkurang tdk spt biasanya...selalu buat pasangan sedih apa dy msh ada rasa n msh serius jalanhubungan atau gmn? Apakah tiap cowok spt itu kah?
Sudah berapa lama? Kalo tahunan? Diwajarkan, tapi kalo hitungan minggu atau bulan? Terlalu cepat melempem nya sih.
Sedikit sharing cerita dariku, seperti sudah kuceritakan di awal bahwa kalo ketemuan itu akan menjadi sesuatu yang spesial. Chat bisa jadi obatnya, tapi dengan rutinitas, maka terbaca juga kapan jam sibuk dan senggangnya, diwajarkan jika memang lama2 kesibukan mengurangi chat, saat senggang pastinya mengabari kok.
Membuat pasangan sedih? Ini ambigu sih, sedih gimana? Buat apa bikin pasangan sedih? Bukankah harusnya sebaliknya?
Kalo kubaca ritme dari ceritamu yah sesuai grafiknya, tinggi di awal lama2 drastis drop turun, melempem. Kenapa? Perlu dicari tahu? Gencar karena si Dia serunya ngubernya doang? Bgitu dah didapatkan jadi lesu?
Beda2 sih cowok yah, dan buatku tidak se-simple itu. Ngubernya memang seru, tapi lebih sulit perjuangannya saat mempertahankan. Mempertahankan seseorang tanpa paksaan dan tanpa janji manis, dan gimana caranya si Dia tetap mau disampingku.
Kalo dari postingan mu tadi, kurasa sudah tau harus kemana arahnya, ibarat kerupuk terlalu cepat matang, lalu cepat melempem, apa mau digoreng lagi biar jadi enak kembali? Bisakah?
Coba dikomunikasikan saja kembali. Karena....cuman jemuran basah yang digantung jadi kering, bukan hubungan yang digantung....
🙏🙏🙏
-
10 Juli 2019
sibuk mencari tahu,lupa introspeksi diri -___-
-
10 Juli 2019
Wanita A dan pria B adalah orang yg sama2 serius ingin segera menikah. Mereka bertemu, menjadi dekat dan menjalin hubungan pacaran. Di 3 bulan awal masa pacaran, hubungan mereka begitu manis. Saling bersemangat untuk mengenal, membuat rencana pernikahan, mengenalkan pasangan pada orang terdekat, dll.
Di 3 bulan berikutnya, si pria B mulai sadar bahwa pasangannya ternyata kesulitan mengendalikan emosinya. Orangnya cepat marah dan gampang tersinggung. Lalu dia coba membahas masalah itu pada pasangannya namun selalu mendapat jawaban "Aku memang orangnya begini, kalau cinta harus trima apa adanya dong".
4 Bulan setelahnya, pria B mencoba berbagai cara agar pasangannya bisa menjadi orang yg lebih sabar. Namun justru pertengkaran sering timbul ketika membahas itu. Pria B pun mulai berpikir bahwa wanita A belum bisa menjadi ibu yg baik bagi anak2nya karna bermasalah dalam pengendalian emosi.
Akhirnya setelah setahun pria B memutuskan untuk pisah. Tak berselang lama pria B kenalan dengan wanita C yg juga serius ingin menikah. Dalam 6 bulan setelah pacaran, mereka kemudian menikah karna pria B meyakini wanita C bisa menjadi ibu yg baik nantinya.
Ditempat lain, wanita A yg tahu mantannya sudah menikah mulai menyalahkan bahwa pria B itu tukang PHP, mungkin sudah selingkuh saat masih berpacaran, tidak serius, dsb...
Familiar? Kejadian seperti itu banyak dialami pria atau wanita. Aku selalu bilang keseriusan bukan hanya tentang kuatnya keinginan kita untuk menikah, tapi yg terpenting bagaimana kesiapan kita menjalani kehidupan setelah menikah.
Menjadi sahabat yg baik bagi pasangan, menantu yg baik bagi keluarga pasangan dan orangtua yg baik bagi anak.
^^
-
10 Juli 2019
Klo tiba2 diputusin ma si wanita bamana lagi proses nya bang??
LISTON872 tulis:
Contoh kecilnya aja, selagi pacaran ajak dia buat komitmen, misalnya nabung, trus bilang kamu yang pegang uangnya, dan dia mau, berarti dia serius.
Atau mencicil rumah atau tanah, tapi atas nama kamu, dan dia setuju, kayaknya dia memang serius.
-
10 Juli 2019
Sebenarnya kalo buat saya tak apa2 menghubunginya, Kursus perkawinan sdh didaftarkan buat bulan ini. Hari ini saja sdh tgl 10. Lalu bagaimana rencana kursus itu? Apakah dia tampaknya tak terlalu antusias? Mau mengurus pernikahan tapi ada 'gencatan senjata:, bagaimana itu? Menghubunginya untuk meminta kejelasan kalau dia belum yakin dan blm siap ya sebaiknya ditunda dan diskusikan kembali. Kalau saya di posisi Sist Astri saya butuh jawaban agar bisa tenang, kepastian, entah itu jadi menikah atau tidak. Kepastian yang bisa menenangkan saya apapun hasilnya nanti.
ASTRI606 tulis:
Thanks kak yossie dan kak katharina.
Dialog terakhir kami via pesan singkat adalah permintaan maafku padanya yg sampai saat ini hanya dibaca dan tidak ditanggapi, setelah sebelumnya saya coba telepon tetapi tidak dijawab. Saya terus terang sedang menunggu inisiatifnya utk lbh dulu menghubungi saya. Sudah beberapa hari berlalu tapi masih senyap. Haruskah saya yg memulai percakapan kembali? Tidakkah nantinya dia seolah-olah berada di atas angin?
-
10 Juli 2019
FANDY756 tulis:
Wanita A dan pria B adalah orang yg sama2 serius ingin segera menikah. Mereka bertemu, menjadi dekat dan menjalin hubungan pacaran. Di 3 bulan awal masa pacaran, hubungan mereka begitu manis. Saling bersemangat untuk mengenal, membuat rencana pernikahan, mengenalkan pasangan pada orang terdekat, dll.
Di 3 bulan berikutnya, si pria B mulai sadar bahwa pasangannya ternyata kesulitan mengendalikan emosinya. Orangnya cepat marah dan gampang tersinggung. Lalu dia coba membahas masalah itu pada pasangannya namun selalu mendapat jawaban "Aku memang orangnya begini, kalau cinta harus trima apa adanya dong".
4 Bulan setelahnya, pria B mencoba berbagai cara agar pasangannya bisa menjadi orang yg lebih sabar. Namun justru pertengkaran sering timbul ketika membahas itu. Pria B pun mulai berpikir bahwa wanita A belum bisa menjadi ibu yg baik bagi anak2nya karna bermasalah dalam pengendalian emosi.
Akhirnya setelah setahun pria B memutuskan untuk pisah. Tak berselang lama pria B kenalan dengan wanita C yg juga serius ingin menikah. Dalam 6 bulan setelah pacaran, mereka kemudian menikah karna pria B meyakini wanita C bisa menjadi ibu yg baik nantinya.
Ditempat lain, wanita A yg tahu mantannya sudah menikah mulai menyalahkan bahwa pria B itu tukang PHP, mungkin sudah selingkuh saat masih berpacaran, tidak serius, dsb...
Familiar? Kejadian seperti itu banyak dialami pria atau wanita. Aku selalu bilang keseriusan bukan hanya tentang kuatnya keinginan kita untuk menikah, tapi yg terpenting bagaimana kesiapan kita menjalani kehidupan setelah menikah.
Menjadi sahabat yg baik bagi pasangan, menantu yg baik bagi keluarga pasangan dan orangtua yg baik bagi anak.
^^
Setuju dengab tread ini luar biasa pemahaman'y...thx sdh berbagi info n cerita GBU 😇
-
10 Juli 2019
Iyaaa...aku sudah paham maksud'y ini thx ya ka atas pencerahan'y GBU 😇 smoga kk di dekatkan dg pasangan yg terbaik dr Tuhan hehehehe...
YOSSIE472 tulis:
Sudah berapa lama? Kalo tahunan? Diwajarkan, tapi kalo hitungan minggu atau bulan? Terlalu cepat melempem nya sih.
Sedikit sharing cerita dariku, seperti sudah kuceritakan di awal bahwa kalo ketemuan itu akan menjadi sesuatu yang spesial. Chat bisa jadi obatnya, tapi dengan rutinitas, maka terbaca juga kapan jam sibuk dan senggangnya, diwajarkan jika memang lama2 kesibukan mengurangi chat, saat senggang pastinya mengabari kok.
Membuat pasangan sedih? Ini ambigu sih, sedih gimana? Buat apa bikin pasangan sedih? Bukankah harusnya sebaliknya?
Kalo kubaca ritme dari ceritamu yah sesuai grafiknya, tinggi di awal lama2 drastis drop turun, melempem. Kenapa? Perlu dicari tahu? Gencar karena si Dia serunya ngubernya doang? Bgitu dah didapatkan jadi lesu?
Beda2 sih cowok yah, dan buatku tidak se-simple itu. Ngubernya memang seru, tapi lebih sulit perjuangannya saat mempertahankan. Mempertahankan seseorang tanpa paksaan dan tanpa janji manis, dan gimana caranya si Dia tetap mau disampingku.
Kalo dari postingan mu tadi, kurasa sudah tau harus kemana arahnya, ibarat kerupuk terlalu cepat matang, lalu cepat melempem, apa mau digoreng lagi biar jadi enak kembali? Bisakah?
Coba dikomunikasikan saja kembali. Karena....cuman jemuran basah yang digantung jadi kering, bukan hubungan yang digantung....
🙏🙏🙏
-
10 Juli 2019
Wahhhh nehhh jawaban singkat namun maknanya tak terselami 😂
LEANDRO077 tulis:
sibuk mencari tahu,lupa introspeksi diri -___-
-
10 Juli 2019
De Fandy ini, msh muda tp cara berpikirnya dewasa sekali.
Mudah"an ini bkn cuma teori ya de, implementasikanlah cara berpikirmu yg dewasa ini dlm kehidupan sehari-hari.
Aku ambil kesimpulan. Kita ga boleh terlalu berharap berlebihan saat perkenalan, pacaran pun sdh tunangan karna semua itu bisa saja gagal klw mmg antara kedua pihak ada yg merasa ga yakin atas hubungan mereka.
Jd sblm menikah resmi, hati ga boleh dikasih 100 %. Sisain beberapa persen utk cadangan siapa tau gagal. Jd ga nyesek bgt ya...
Teori gampang, praktek susah. Aplg buat akuhh, klw jatuh cinta susah, sekali jatuh cinta crushh boom bangg...(kata roxette).
FANDY756 tulis:
Wanita A dan pria B adalah orang yg sama2 serius ingin segera menikah. Mereka bertemu, menjadi dekat dan menjalin hubungan pacaran. Di 3 bulan awal masa pacaran, hubungan mereka begitu manis. Saling bersemangat untuk mengenal, membuat rencana pernikahan, mengenalkan pasangan pada orang terdekat, dll.
..Menjadi sahabat yg baik bagi pasangan, menantu yg baik bagi keluarga pasangan dan orangtua yg baik bagi anak.
^^
10 Juli 2019 diubah oleh JODOHKRISTEN
-
11 Juli 2019
ANDRI150 tulis:
Klo tiba2 diputusin ma si wanita bamana lagi proses nya bang??
LISTON872 tulis:
Contoh kecilnya aja, selagi pacaran ajak dia buat komitmen, misalnya nabung, trus bilang kamu yang pegang uangnya, dan dia mau, berarti dia serius.
Atau mencicil rumah atau tanah, tapi atas nama kamu, dan dia setuju, kayaknya dia memang serius.
Ikhlasin aja bang, kadang hidup itu memang harus ikhlas.
-
11 Juli 2019
YOSSIE472 tulis:
Nah yang seperti ini yang kubilang dari awal untuk hati2, karena mindsetnya ini yang akhirnya bisa disalahgunakan, kenal lawan jenis mendadak lawan jenis ajak nikah padamu, tau2 menghilang tanpa jejak.
Lalu ada yang bilang, nikah aja dulu, pacarannya nanti abis nikah? Yakin mau dibalik? Kalo abis nikah tidak cocok? Siap bubar grak?
Nikah buru2 takut mepet umur? Yang mepetin siapa? Orang tua? Sekeliling? Lalu pas nikah taunya tidak sreg? Bubar grak? Tidak semudah itu Ferguso 😁😁😁
Jujur sih yah, buat cowok, menikah itu perlu banyak persiapannya, karena 1 hal, mengajak anak orang dibawa bersama utk hidup, dan seyogyanya, sesulit apapun yah jadi tanggung jawab sang cowok, udah ngambil anak orang loh, mintanya ama camer pula.
Jadi yah seyogyanya, dijalani sesuai langkahnya, pacaran dulu utk mencocokkan kepribadian, visi, misi, menghilangkan gengsi demi bersama, persiapan dananya, perjuangan mental dan hati saat cemburu datang, dll.
Tidak ada jalur cepat, kenal, langsung pacaran cepat n cuuuus nikah? Lalu keduanya hidup bahagia selama2nya.... Itu mah Disney 😆😆😆
Tapi saya koq percaya disney yah😁😁😁😁😅
Sy percaya soulmate itu ada. Bertemu pada waktu yg tepat dengan orang yang tepat. Biarkan Tuhan yang mengatur waktunya.
Sy pernah pacaran lama, tunangan lama, persiapan matang. Tingkat kecocokan dari segala aspek lumayan. Sebulan sebelum nikah semuanya bubar. Jadi sy ngga jamin langkah demi langkah yang sudah dijalani dengan matang bisa membuat kita lancar sampai ke pernikahan. Balik lagi ke istilah :" jodoh atau tidak jodoh"
-
11 Juli 2019
Laki-laki yang punya komitmen tidak hanya bisa omong dorang tapi harus lewat perbuatannya juga☺☺
RANYNITHA872 tulis:
Bagaimana cara kita mengetahui seorang laki2 itu bisa di pegang omongan'y? Brp lama waktu utk bisa mengenal ortunya di ajak kerumah??
Mohon share yah teman2...masukan'y terima kasih TYM 😇
-
11 Juli 2019
Doa sm Tuhan. Tanya Tuhan.
11 Juli 2019 diubah oleh MARIA796
-
11 Juli 2019
Setelah kubaca ulang tulisan ini, kesimpulannya seperti pedang bermata dua jg ya. Di satu sisi ada sisi baiknya tp disisi lain memberikan ketidakpastian dlm suatu hubungan jika idealnya suatu hub yg Fandy756 disini.
Artinya sah-sah saja jika pd akhirnya sebuah hubungan yg telah terjalin sekian lama antara seorang wanita katakanlah namanya Cantik dg pria namanya Ganteng. Pd saat Cantik dan Ganteng pacaran, tiba" tanpa sengaja Cantik ketemu dg pria bernama Tampan. Setelah kenal Tampan si Cantik merasa lbh nyaman dg Tampan dan dia berpikir Tampan lbh pantas jd suaminya drpd Ganteng. Aplg Tampan lbh mapan dan lgsg melamar Cantik. Sementara Ganteng meskipun sdh lama pacaran dg Cantik ga kunjung melamar Cantik karna blm siap.
Akhirnya Cantik menikah dg Tampan, ninggalin Ganteng.
Mnrt penuturan Fandy tsb, ga salah ya si Cantik dlm hal ini. Karena masing" orang berhak mendapatkan jodoh/pendamping hidup yg terbaik.
FANDY756 tulis:
Wanita A dan pria B adalah orang yg sama2 serius ingin segera menikah. Mereka bertemu, menjadi dekat dan menjalin hubungan pacaran. Di 3 bulan awal masa pacaran, hubungan mereka begitu manis. Saling bersemangat untuk mengenal, membuat rencana pernikahan, mengenalkan pasangan pada orang terdekat, dll.
Di 3 bulan berikutnya, si pria B mulai sadar bahwa pasangannya ternyata kesulitan mengendalikan emosinya. Orangnya cepat marah dan gampang tersinggung. Lalu dia coba membahas masalah itu pada pasangannya namun selalu mendapat jawaban "Aku memang orangnya begini, kalau cinta harus trima apa adanya dong".
4 Bulan setelahnya, pria B mencoba berbagai cara agar pasangannya bisa menjadi orang yg lebih sabar. Namun justru pertengkaran sering timbul ketika membahas itu. Pria B pun mulai berpikir bahwa wanita A belum bisa menjadi ibu yg baik bagi anak2nya karna bermasalah dalam pengendalian emosi.
Akhirnya setelah setahun pria B memutuskan untuk pisah. Tak berselang lama pria B kenalan dengan wanita C yg juga serius ingin menikah. Dalam 6 bulan setelah pacaran, mereka kemudian menikah karna pria B meyakini wanita C bisa menjadi ibu yg baik nantinya.
Ditempat lain, wanita A yg tahu mantannya sudah menikah mulai menyalahkan bahwa pria B itu tukang PHP, mungkin sudah selingkuh saat masih berpacaran, tidak serius, dsb...
Familiar? Kejadian seperti itu banyak dialami pria atau wanita. Aku selalu bilang keseriusan bukan hanya tentang kuatnya keinginan kita untuk menikah, tapi yg terpenting bagaimana kesiapan kita menjalani kehidupan setelah menikah.
Menjadi sahabat yg baik bagi pasangan, menantu yg baik bagi keluarga pasangan dan orangtua yg baik bagi anak.
^^