Ujian hidup ;Pencobaan hidup; Pergumulan hidup, SAMA atau BEDA ?
-
4 Oktober 2019
Maaf ya min . .
Seandainya ada yang kedobelan dari topik diatas, mohon segera di berikan tindakan sebagai moderator
Terima Kasih
Bagi saudara saudari seiman mohon umpan balik nya dan jika berkenan mendefinisikan jika menyatakan beda
Serta jika beranggapan sama tidak masalah, toh kita di forum ini sama sama dalam tahap BELAJAR
-
4 Oktober 2019
Saya coba menanggapi nya dari yang saya baca dan ketahui;
Pencobaan hidup mempunyai arti yg sama dengan ujian (pengujian) hidup..pencobaan itu adalah alat.
pencobaan bisa datang dr Allah (positif) (kej 22:1)dan bisa datang dari iblis (negatif) Ayub 1:12
Pergumulan hidup = masalah hidup
Orang kristen cenderung memilih kata "bergumul" daripada kata "masalah"..
pergumulan itu muncul ketika kita berusaha menyatakan kehendak kita bersama2 dgn kehendak Allah.konflik terjadi ketika apa yg menjadi kehendak kita tdk sesuai dengan apa yg menjadi kehendak Allah..sehingga timbullah pergumulan itu☺👌
-
5 Oktober 2019
Beda
-
5 Oktober 2019
Tuhan tidak pernah mencobai siapapun, tetapi Ia menguji hati dan batin kita.
Tuhan tahu apa yang kita gumulkan.
Keinginan kita, itu pergumulan.
Kita dicobai oleh keinginan kita sendiri, karena diseret dan dipikat olehnya.
Ujian datang supaya tinggal tetap apa yg tahan uji. Biar ketika Tuhan menguji kita, kita tulus dan jujur di hadapan-Nya, serta tekun dan setia menantikan Dia setiap waktu, setiap saat.
-
5 Oktober 2019
Seorang pria dan wanita sedang menjalani hubungan cinta. Tiba2 ada wanita lain yg menggoda pria tersebut. Itulah pencobaan hidup si pria.
Lalu pria itu mulai tergoda dan sikapnya berubah terhadap pasangannya. Akhirnya si pria berselingkuh. Saat si wanita tau perselingkuhan pasangannya, dan mulai menimbang2 keputusan untuk pisah atau memperjuangkan, itulah pergumulan hidup si wanita.
Definisi melalui contoh
^^
-
20 Juni 2020
Singkat saja sebelumnya mungkin ada sdr/sdr yang tidak setuju atau bertentangan dengan saya.
Cobaan hidup adalah saat kita sedang di uji untuk melakukan suatu kehendak yang bertentangan dengan hati kita.
Pergumulan hidup adalah suatu permasalahan yang harus kita cari tau bagaimana cara untuk bisa melewati dsn mengatasinya
-
20 Juni 2020
Sama tapi tidak serupa..
-
25 Juli 2020
Menurut saya, yg sdah mengalami pasti bisa ngerti ..hmmm..mirip2 tapi tak sama.🙏
-
25 Juli 2020
Pencobaan >> goal akhirnya kita gagal, jatuh dalam dosa >> datang dari si Jahat.
Ujian >> tujuannya supaya kita naik kelas >> datang dari Tuhan.
Pergumulan >> proses menimbang2 di dalam hati kita, alias galau.
Buat saya pribadi, kadang2 pencobaan dan ujian itu rada2 'nyaru' (keliatan sama).
-
26 Juli 2020
Ujian hidup, yg bikin kita sendiri.
Pencobaan hidup, akibat ulah kita sendiri
Pergumulan hidup, kita sendiri pula yg bikin.
Minta bantuan Tuhan untuk itu semua???
C'mon...koq yg bikin masalah kita sendiri, malah nyuruh Tuhan utk nyelesain....ya kita sendirilah selesain masalah yg kita buat sendiri. Jangan malah suruh yg lain utk atasi masalah kita. Harus inisiatif dari diri kita sendiri mau berusaha utk atasi apapun permasalah yg dihadapi atas kesalahan yg kita telah buat di masa lalu tsb.....
-
26 Juli 2020
aku lbh setuju pendapat ini 👍
LUKAS244 tulis:
Pencobaan >> goal akhirnya kita gagal, jatuh dalam dosa >> datang dari si Jahat.
Ujian >> tujuannya supaya kita naik kelas >> datang dari Tuhan.
Pergumulan >> proses menimbang2 di dalam hati kita, alias galau.
Buat saya pribadi, kadang2 pencobaan dan ujian itu rada2 'nyaru' (keliatan sama).
-
26 Juli 2020
Bagaimana dengan kisah Ayub? Atau Abraham waktu diminta mengorbankan Ishak? Apa itu akibat ulah mereka sendiri?
Saya lagi baca buku mainstream, 'sebuah seni untuk bersikap bodo amat'.
Di salah satu bab nya dibilang, kita bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi pada diri kita, meski terkadang, bukan kita penyebab dari masalah yang terjadi di hidup kita.
Contoh: kalau kita kena tilang karena melakukan pelanggaran lalu lintas; kita perlu bertanggung jawab, karena itu kesalahan kita.
Contoh lain: kalau tiba2 ada bayi di depan pintu rumah kita. Bukan salah kita, bayi tersebut ada di depan pintu rumah kita. Tapi kita memiliki tanggung jawab, untuk mengusahakan yang terbaik untuk anak tersebut; kita ga bisa bertindak sesuka hati.
Poin saya: apapun masalah yang terjadi, kita tetap perlu mengusahakan yang terbaik. Jangan punya mental sebagai korban; karena toh ga ada yang akan peduli. 😬
IRWAN123 tulis:
Ujian hidup, yg bikin kita sendiri.
Pencobaan hidup, akibat ulah kita sendiri
Pergumulan hidup, kita sendiri pula yg bikin.
Minta bantuan Tuhan untuk itu semua???
C'mon...koq yg bikin masalah kita sendiri, malah nyuruh Tuhan utk nyelesain....ya kita sendirilah selesain masalah yg kita buat sendiri. Jangan malah suruh yg lain utk atasi masalah kita. Harus inisiatif dari diri kita sendiri mau berusaha utk atasi apapun permasalah yg dihadapi atas kesalahan yg kita telah buat di masa lalu tsb.....
-
26 Juli 2020
Bro Lukas, kasih contoh nyata saja di dunia ini.
Soal contoh tilang, beres. Bro sudah aminkan itu kesalahannya.
Soal contoh bayi, saya tunjukan kesalahan orang tersebut. Adalah salahnya punya rumah disitu. Coba tinggal di apartemen atau di kompleks yang penjagaannya ketat, maka resiko dititipin bayi ngga jelas, jauh lebih rendah. Nah, solusinya, sudah bro tuliskan. Usahakan yg terbaik utk bayi tersebut. Bisa diberikan ke dinas terkait atau apalah. Kalau mau merawat, harus ijin dulu ke dinas terkait. Apapun pilihan hidup yg kita ambil, akan selalu ada resiko nya.
Hadapi dan selesaikan.
LUKAS244 tulis:
Bagaimana dengan kisah Ayub? Atau Abraham waktu diminta mengorbankan Ishak? Apa itu akibat ulah mereka sendiri?
Saya lagi baca buku mainstream, 'sebuah seni untuk bersikap bodo amat'.
Di salah satu bab nya dibilang, kita bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi pada diri kita, meski terkadang, bukan kita penyebab dari masalah yang terjadi di hidup kita.
Contoh: kalau kita kena tilang karena melakukan pelanggaran lalu lintas; kita perlu bertanggung jawab, karena itu kesalahan kita.
Contoh lain: kalau tiba2 ada bayi di depan pintu rumah kita. Bukan salah kita, bayi tersebut ada di depan pintu rumah kita. Tapi kita memiliki tanggung jawab, untuk mengusahakan yang terbaik untuk anak tersebut; kita ga bisa bertindak sesuka hati.
Poin saya: apapun masalah yang terjadi, kita tetap perlu mengusahakan yang terbaik. Jangan punya mental sebagai korban; karena toh ga ada yang akan peduli. 😬
-
26 Juli 2020
Resikonya orang menikah, adalah bercerai (krn pilihan atau ditinggal mati) selain tentunya hidup berbahagia.
Resikonya orang tidak menikah, adalah hidupnya tidak bahagia, selain bisa bahagia.
Setiap pilihan hidup, akan selalu ada resikonya selain ada rewards nya. Kenalilah resiko yang ada selain rewards yang akan kita nikmati.
Dari pengamatan saya sejak usia 25 tahun. Umumnya orang telat menikah atau bahkan tidak menikah biasanya karena rasa takut akan perceraian atau hidup tidak bahagia dalam pernikahan. Ketakutkan seperti ini terlalu mendominasi di pikiran, akhirnya menjadi tidak berani membuat komitmen.
Saya pribadi sejak usia 30 tahun, sudah membersihkan pikiran dari ketakutan2 seperti itu. Saya fokus ke rewards nya, sementara resiko akan siap saya hadapi. Apapun itu.
Seperti quotes dari Warren Buffett yang sangat saya suka,
"Risk comes from not knowing what you're doing."
26 Juli 2020 diubah oleh IRWAN123
-
26 Juli 2020
Mnrtku agak kurang masuk akal ya bro utk pernyataan bro irwan yg bilang, bhw org tsb salah karena punya rumah disitu bkn di apartemen mewah atau perumahan mewah yg ada sekuritynya jd ga sembarangan orang bisa masuk.
Ya Tuhan bro.... ga semua orang terlahir kaya. Ga semua orang bisa hidup mampu membeli rumah dikawasan seperti bro sebutin. Jgn pula, bro bilang, klw org miskin itu jg salahnya.
Kl bro sebutin orang miskin karena salahnya sendiri. Aku mau tanya, bro pernah hidup miskin tidak? Kl bro terlahir dari keluarga yg sdh berkecukupan dan disekolahin sampai kuliah di univertas ternama oleh orang tua jg. Aku seh krg gimana githu...
IRWAN123 tulis:
Bro Lukas, kasih contoh nyata saja di dunia ini.
Soal contoh tilang, beres. Bro sudah aminkan itu kesalahannya.
Soal contoh bayi, saya tunjukan kesalahan orang tersebut. Adalah salahnya punya rumah disitu. Coba tinggal di apartemen atau di kompleks yang penjagaannya ketat, maka resiko dititipin bayi ngga jelas, jauh lebih rendah. Nah, solusinya, sudah bro tuliskan. Usahakan yg terbaik utk bayi tersebut. Bisa diberikan ke dinas terkait atau apalah. Kalau mau merawat, harus ijin dulu ke dinas terkait. Apapun pilihan hidup yg kita ambil, akan selalu ada resiko nya.
Hadapi dan selesaikan.
-
26 Juli 2020
Oke sista Echy. Saya koreksi kata salah menjadi beresiko. Kalau kata salah itu menjadi suatu yg terlalu frontal.
Jadi, tinggal di rumah yg aksesnya terbuka umum memiliki resiko lebih tinggi mengalami dititipkan bayi yang tidak jelas di depan pintu. Ketimbang tinggal di kompleks atau apartemen yang memiliki penjagaan ketat, tidak sembarang orang boleh masuk.
Betul, tidak semua orang terlahir kaya. Karena kaya itu pilihan sista. Kita boleh terlahir dikeluarga miskin. Tapi itu tak berarti kita tidak bisa kaya. Karena menjadi kaya itu piihan hidup. Bukan takdir atau nasib atau garis tangan seseorang.
Saya bukan pernah hidup miskin. Tapi pernah hidupnya minus. Alias net assets saya minus. Jauh lebih miskin dari orang miskin yang ada sekalipun.
ECHY268 tulis:
Mnrtku agak kurang masuk akal ya bro utk pernyataan bro irwan yg bilang, bhw org tsb salah karena punya rumah disitu bkn di apartemen mewah atau perumahan mewah yg ada sekuritynya jd ga sembarangan orang bisa masuk.
Ya Tuhan bro.... ga semua orang terlahir kaya. Ga semua orang bisa hidup mampu membeli rumah dikawasan seperti bro sebutin. Jgn pula, bro bilang, klw org miskin itu jg salahnya.
Kl bro sebutin orang miskin karena salahnya sendiri. Aku mau tanya, bro pernah hidup miskin tidak? Kl bro terlahir dari keluarga yg sdh berkecukupan dan disekolahin sampai kuliah di univertas ternama oleh orang tua jg. Aku seh krg gimana githu...
26 Juli 2020 diubah oleh IRWAN123
-
26 Juli 2020
Ok
Tapi tetap beda bro... jika bro lahir dikeluarga miskin. Jauh dari akses utk memperoleh pendidikan yg baik susah utk berkembang. Setiap manusia butuh bantuan utk mengembangkan diri. Manusia tidak bisa berdiri sendiri.
Case ito, beda. Mgkn ito pernah jatuh. Tapi sebelum ito jatuh, ito sdh punya bekal ilmu utk bertahan hidup.
Belajar dari pengalaman ito itu, ito yg sdh terdidik dgn baikpun masih bisa jatuh, gimana dgn yg tidak terdidik sama sekali? Mereka mgkn ingin maju tapi tak tau mulainya bagaimana.
IRWAN123 tulis:
Oke sista Echy. Saya koreksi kata salah menjadi beresiko. Kalau kata salah itu menjadi suatu yg terlalu frontal.
Jadi, tinggal di rumah yg aksesnya terbuka umum memiliki resiko lebih tinggi mengalami dititipkan bayi yang tidak jelas di depan pintu. Ketimbang tinggal di kompleks atau apartemen yang memiliki penjagaan ketat, tidak sembarang orang boleh masuk.
Betul, tidak semua orang terlahir kaya. Karena kaya itu pilihan sista. Kita boleh terlahir dikeluarga miskin. Tapi itu tak berarti kita tidak bisa kaya. Karena menjadi kaya itu piihan hidup. Bukan takdir atau nasib atau garis tangan seseorang.
Saya bukan pernah hidup miskin. Tapi pernah hidupnya minus. Alias net assets saya minus. Jauh lebih miskin dari orang miskin yang ada sekalipun.
-
26 Juli 2020
Pernahkah disini ada yg mengamati, apa sih sebenarnya akar masalah dari percekcokan di rumah tangga, atau perceraian di rumah tangga?
Saya sudah amati sejak masih remaja dulu. Apa sebenarnya akar masalah dari semua itu.
Kenalilah resiko2 yang ada. Niscaya kita bisa meminumkan resiko tersebut.
-
26 Juli 2020
Sama dalam hal Iman. Beda dalam tindakan.
-
26 Juli 2020
Oh ia bro Irwan, ku akui jg mmg ada orang miskin karena kesalahannya, misalnya malas. Tapi, mnrtku tidak semua orang miskin itu karena kesalahannya.
Misalnya pun dikasih Tuhan aku kaya (mudah"an Amin 😁) itu bkn karena usahaku tapi karena kasih karunia Tuhan.
🙏🙏
-
26 Juli 2020
Kl mau, ito buat aja treat baru, jd bisa bebas nanggapin bro. Kl disini, nanti OOT. Ditegurlah ama mimin...
😁
IRWAN123 tulis:
Pernahkah disini ada yg mengamati, apa sih sebenarnya akar masalah dari percekcokan di rumah tangga, atau perceraian di rumah tangga?
Saya sudah amati sejak masih remaja dulu. Apa sebenarnya akar masalah dari semua itu.
Kenalilah resiko2 yang ada. Niscaya kita bisa meminumkan resiko tersebut.
-
26 Juli 2020
Sista Echy, silakan lihat youtube alip_ba_ta. Pelajari bagaimana dia merubah nasibnya. Lahir miskin bukan berarti otomatis akan hidup miskin.
Atau contoh populer seperti Deddy Corbuzier atau Jack Ma, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kurang miskin apa sih mereka awalnya? Sekarang? Apa dia masih miskin? Kenapa dia ngga tetap miskin? Lihatlah contoh yg sukses. Jangan melulu fokus ke contoh yang belum sukses. Akhirnya nanti jadi pesimis akan hidup ini. Bukan menambah semangat untuk bangkit dan berusaha.
Bahwa orang hidup itu butuh orang lain, sudah jelas dan pasti. Tak perlu kita perdebatkan disini. Hanya yang tinggal sendiri di hutan saja yang tak butuh orang lain.
ECHY268 tulis:
Ok
Tapi tetap beda bro... jika bro lahir dikeluarga miskin. Jauh dari akses utk memperoleh pendidikan yg baik susah utk berkembang. Setiap manusia butuh bantuan utk mengembangkan diri. Manusia tidak bisa berdiri sendiri.
Case ito, beda. Mgkn ito pernah jatuh. Tapi sebelum ito jatuh, ito sdh punya bekal ilmu utk bertahan hidup.
Belajar dari pengalaman ito itu, ito yg sdh terdidik dgn baikpun masih bisa jatuh, gimana dgn yg tidak terdidik sama sekali? Mereka mgkn ingin maju tapi tak tau mulainya bagaimana.
-
26 Juli 2020
Ini baru benar 👍
LUKAS244 tulis:
Pencobaan >> goal akhirnya kita gagal, jatuh dalam dosa >> datang dari si Jahat.
Ujian >> tujuannya supaya kita naik kelas >> datang dari Tuhan.
Pergumulan >> proses menimbang2 di dalam hati kita, alias galau.
Buat saya pribadi, kadang2 pencobaan dan ujian itu rada2 'nyaru' (keliatan sama).
-
26 Juli 2020
Ia bro...aku tahu byk kisah" orang terlahir miskin tp bisa berhasil atau kaya seperti yg bro sebutin tsb. Itu khan hanya beberapa yg beruntung.
Kl aku mau kasih contoh dari yg kecil-kecil saja, seperti yg ku alami sendiri. Sebab, bicara gampang tapi utk implementasikan sendiri susah.
Kl mau aku lbh ekstremkan, bro yg sdh teredukasi dgn sgt sgt baik knp belum bisa kayak bill gates, atau kyk si jack ma itu??
Hayukkk....🙂😁
IRWAN123 tulis:
Sista Echy, silakan lihat youtube alip_ba_ta. Pelajari bagaimana dia merubah nasibnya. Lahir miskin bukan berarti otomatis akan hidup miskin.
Atau contoh populer seperti Deddy Corbuzier atau Jack Ma, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kurang miskin apa sih mereka awalnya? Sekarang? Apa dia masih miskin? Kenapa dia ngga tetap miskin? Lihatlah contoh yg sukses. Jangan melulu fokus ke contoh yang belum sukses. Akhirnya nanti jadi pesimis akan hidup ini. Bukan menambah semangat untuk bangkit dan berusaha.
Bahwa orang hidup itu butuh orang lain, sudah jelas dan pasti. Tak perlu kita perdebatkan disini. Hanya yang tinggal sendiri di hutan saja yang tak butuh orang lain.
-
26 Juli 2020
Sista Echy sudah amati belum orang miskin (harta). Coba temui satu orang miskin yang sudah dewasa. Tanyakan perjalanan hidupnya seperti apa. Lalu, sista Echy amati ulang perjalanan hidupnya orang tersebut. Apakah ada bagian-bagian di perjalanan hidupnya yang sebenarnya kalau dia tidak begitu atau melakukan hal lain, maka jalan hidupnya bisa berubah.
Hal lain lagi, hati-hati terjebak menjadikan harta sebagai tolok ukur orang bahagia atau tidak bahagia. Saya dengan duit Rp5000 bisa bahagia, dengan Rp50 ribu juga bisa bahagia. Dengan Rp5 juta juga bisa tetap bahagia. Dengan yg lebih dari itu juga tetap bisa bahagia. Kenapa? Karena bahagia itu adanya di dalam diri kita sendiri. Bukan ditentukan oleh sesuatu diluar kita.
Kaya karena kasih karunia Tuhan? Silakan mengimani hal tersebut, oke2 saja. Tapi kalau bicara fakta, maka ada konsekuensi logis dari pernyataan tersebut. Artinya, yang diluar Kristen maka tidak akan bisa kaya. Karena kaya hanya karena kasih karunia Tuhan. Faktanya, banyak sekali orang yang kaya dan bukan orang Kristen. Bahkan banyak yang atheis, hidupnya bukan hanya kaya tapi juga super bahagia.
Jadi, poin saya kembali ke hal awal yang saya tulis. Bahwa semua hal tersebut, kita yang menentukan. Mau jadi kaya, mau bahagia, mau miskin, mau sedih, mau menderita, itu semua piihan hidup. Kita mau jadi apa, itulah yang kita upayakan, kejar, dan raih. Bahwa dalam perjalanan meraihnya ada kendala atau jalan berliku, wajarlah. Tetap semangat.
ECHY268 tulis:
Oh ia bro Irwan, ku akui jg mmg ada orang miskin karena kesalahannya, misalnya malas. Tapi, mnrtku tidak semua orang miskin itu karena kesalahannya.
Misalnya pun dikasih Tuhan aku kaya (mudah"an Amin 😁) itu bkn karena usahaku tapi karena kasih karunia Tuhan.
🙏🙏