Ujian hidup ;Pencobaan hidup; Pergumulan hidup, SAMA atau BEDA ?
-
30 Juli 2020
Sista Mei, terima kasih. Penjelasan mengenai hal tersebut, ujian atau apapun istilah yg sista mau gunakan, bukan dari Tuhan. Karena hal yg serupa bisa terjadi di orang atheist, orang yg tidak percaya Tuhan itu ada, ataupun orang non kristen lainnya. Silakan dibaca penjelasan yg saya tulis sebelumnya di thread ini, yg sekitar 1-2 jam lalu saya posting.
Mengenai pertanyaan sista Mei terkait Alkitab, sebaiknya dibuatkan thread baru saja. Krn nanti akan jadi OOT krn pembahasan akan lebih ke Alkitab. Sebelum bahas soal kitab Kejadian. Saran saya, pelajari dulu sejarah bagaimana buku Alkitab ini disusun pada awalnya. Bagaimana naskah-naskah dipilih2, mana yg bisa dijadikan bagian dari Alkitab, dan mana yg tidak. Dengan begitu jadi tahu mengapa Alkitab Protestan berbeda dengan Alkitab Katolik.
Dengan mempelajari sejarah penyusunan Alkitab, maka kita akan menjadi tahu mana saja cerita di alkitab yg kemungkinannya berupa fakta kejadian, dan mana yang hanya metafora, ataupun kemungkinannya hanya hikayat atau cerita turun temurun dari masa lalu.
Saya sudah membaca dan mempelajari buku yg memuat tentang bagaimana sejarah penulisan Alkitab. Usia saya wkt itu masih 22 tahun.
MEI240 tulis:
Wow, so salah 1 dari paket 3 in 1 tsb bkn dari Tuhan?
Maksud sy tentu saja yg bagian ujian tsb.
Menarik. I find it intriguing.
Sy melihat abang ini komen2nya di berbagai thread forum cukup panjang, straight to the point, cukup insightful at times plus tdk pake acara asbun.
Sy ingin tau pandangan anda mengenai pohon pengetahuan ttg yg baik dan yg jahat.
Menurut anda, peletakan pohon tsb di sana tujuannya apa? Bahasa lainnya, utk apa Tuhan meletakkan pohon serbaguna tsb di sana?
Mohon pencerahannya.😏
-
30 Juli 2020
Sebenarnya tidak OOT. Utk mendapatkan jawaban tentu hrs menelusuri sampai akarnya.
Ya, sy pikir yg anda katakan itu cukup masuk akal.
Org atheist jg mengalaminya, jd bagaimana mungkin ide ttg 'ujian' tersebut bs menjadi masuk akal. Akan tetapi imo itu hny akan menjadi tidak masuk akal bila dilihat dari sisi atheism.
Tetapi anda adalah org Kristen terlepas dari kitab Katolik atau pun Kristen yg anda pegang.
Tentu saja eksistensi Tuhan tidak bisa diabaikan dlm hal ini meski para atheist tentu tidak menerima hal tsb. Tuhan saja never exists bagaimana mungkin Ia bisa menguji manusia?
Sy pernah mempelajari ttg kanonisasi dsbnya tp tidak secara mendetail, seperlunya saja spy sy bisa menjawab pertanyaan di kepala sy sendiri dan teman2 di G+ yg berseberangan ide.
Memang bnr, banyak kitab2 yg tidak dimasukkan ke dlm 'Alkitab' krn diragukan keabsahannya.
Tp sy bkn bermaksud membahas Alkitab lebih lanjut krn akan melelahkan, jd hny secukupnya dgn tidak menitikberatkan ke ayat2 Alkitab, hanya sungguh amat sangat seperlunya spy tidak berlebaihan.
Nah yg sy tny adalah ttg keberadaan 2 pohon serbaguna tsb yg seharusnya berada di dlm kitab Kejadian yg mana kitab tsb sama2 terdapat di dlm Kitab Katolik mau pun Kitab Protestan dan hubungannya dgn pemahaman + penjelasan anda ttg ujian.
Utk apakah pohon tsb dibiarkan di Eden bila bukan utk menguji dan mencobai manusia?
Apakah anda tidak berpikir bahwa God itu adalah Pribadi yg Omniscience?
Bukankah Ia tau yg awal dan yg akhir. Sdh jelas manusia akan jatuh dong.
Atau apakah krn kelebihan yg Ia berikan pd manusia yaitu kehendak bebas membuat Ia tidak mampu menebak what's gonna happen next dan dgn demikian membatalkan kemahatahuanNya?
Bila jawaban anda Ia Mahatau tanpa kecuali, apakah tujuanNya meletakkan pohon tsb selain utk menguji atau kasarnya mencobai manusia?
Perusahaan rokok membuat rokok dgn tujuan utk meraup profit. Dan dlm mengemban tugas mulianya meraup keuntungan, perusahaan jg tidak melupakan ide yg tak kalah mulia, yaitu memberi peringatan kpd khalayak ramai, bahwa merokok dapat MEMBUNUHMU.
Bila mrk tau sesuatu yg mrk produksi dan edarkan bisa membunuh org, knp mrk masih memproduksinya? Krn ingin duit bkn.
Nah bila Tuhan sdh tau konsekuensi yg akan dihadapi 2 manusia oon tsb, knp Ia masih menaruhnya di sana dan berharap manusia mematuhiNya?
Tentu tujuan Tuhan bukanlah duit. Haha.
Jd apa tujuannya? Mendapatkan ketulusan manusia?
Apa lagi sebutan lain yg lebih cocok utk proses me dapatkan bibit unggul tsb selain ujian - pencobaan, menguji - mencobai?
Itu maksud saya.
Mungkin anda pny penjelasan lain bro?
IRWAN123 tulis:
Sista Mei, terima kasih. Penjelasan mengenai hal tersebut, ujian atau apapun istilah yg sista mau gunakan, bukan dari Tuhan. Karena hal yg serupa bisa terjadi di orang atheist, orang yg tidak percaya Tuhan itu ada, ataupun orang non kristen lainnya. Silakan dibaca penjelasan yg saya tulis sebelumnya di thread ini, yg sekitar 1-2 jam lalu saya posting.
Mengenai pertanyaan sista Mei terkait Alkitab, sebaiknya dibuatkan thread baru saja. Krn nanti akan jadi OOT krn pembahasan akan lebih ke Alkitab. Sebelum bahas soal kitab Kejadian. Saran saya, pelajari dulu sejarah bagaimana buku Alkitab ini disusun pada awalnya. Bagaimana naskah-naskah dipilih2, mana yg bisa dijadikan bagian dari Alkitab, dan mana yg tidak. Dengan begitu jadi tahu mengapa Alkitab Protestan berbeda dengan Alkitab Katolik.
Dengan mempelajari sejarah penyusunan Alkitab, maka kita akan menjadi tahu mana saja cerita di alkitab yg kemungkinannya berupa fakta kejadian, dan mana yang hanya metafora, ataupun kemungkinannya hanya hikayat atau cerita turun temurun dari masa lalu.
Saya sudah membaca dan mempelajari buku yg memuat tentang bagaimana sejarah penulisan Alkitab. Usia saya wkt itu masih 22 tahun.
-
30 Juli 2020
Analoginya tepat bgt
FANDY756 tulis:
Seorang pria dan wanita sedang menjalani hubungan cinta. Tiba2 ada wanita lain yg menggoda pria tersebut. Itulah pencobaan hidup si pria.
Lalu pria itu mulai tergoda dan sikapnya berubah terhadap pasangannya. Akhirnya si pria berselingkuh. Saat si wanita tau perselingkuhan pasangannya, dan mulai menimbang2 keputusan untuk pisah atau memperjuangkan, itulah pergumulan hidup si wanita.
Definisi melalui contoh
^^
-
30 Juli 2020
Tuhan tidak pernah menguji umat-Nya. Ayub sendiri pun bukan dapat ujian dari Allah tp Tuhan mengijinkan iblis menilai kesalehan umat-Nya.
Saat umat pilihan-Nya dibawa keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian pun itu bukan ujian wlpn mereka harus berputar2 di sekitaran yg sbnrnya tidak jauh (seharusnya).
Manusialah yg memilih untuk mengambil jalan lain sehingga terkesan mendapat ujian
-
30 Juli 2020
Sista Mei, saya sudah sebutkan bhw pertanyaan sista sebelumnya akan mengarah ke jadi bahas Alkitab dan jadi OOT dgn judul thread ini. Okelah. Saya sebutkan apa yg saya maksudkan.
Sista Mei ambil cerita tentang pohon pengetahuan di kitab kejadian.(Kej 2:9). Saya perhatikan sista Mei memaknai ayat tersebut secara literalis alias fakta kejadiannya adalah seperti yang dituliskan. Bahwa ada benar2 pohon kehidupan di jaman dahulu kala.
Sementara dari saya, memaknai berbeda. Karena saya tahu sejarah Alkitab, termasuk bagaimana diperkirakan asal muasal cerita di kitab kejadian tersebut yg mana kemungkinan berupa hikayat atau cerita turun temurun. Jadi, saya memaknainya sebagai perlambangan saja. Bukan dulunya pernah ada. Perlambangan apa dan pesan apa yg ingin disampaikan dari ayat tersebut.
Bagi saya, pesan yg ingin disampaikan adalah bahwa dalam kehidupan manusia selalu diberikan piliihah hidup. Apapun pilihan hidup yg kita ambil, akan memiliki resikonya masing-masing. Sesuatu yg terlihat baik, belum tentu akan menghasilkan sesuatu yang baik. Begitu sebaliknya. Atas pilihan hidup yg kita ambil tsb, maka ada konsekuensi lanjutan. Apapun itu, hadapilah dan jalanilah.
Nah, khan jelas titik awal perbedaannya. Karena berbeda perspektif awalnya, maka berdampak pada kemungkinan cara memaknai (menafsirkan) berbeda pula.
Kalau boleh saya bertanya. Apakah sista Mei termasuk yg berpikir bahwa manusia pertama itu benar2 namanya Adam dan Hawa atau apapun setaranya dlm bhs Inggris?
Kalau boleh saya bertanya lanjutannya lagi. Apakah sista Mei termasuk yg percaya bahwa usia alam semesta di dunia ini sekitar 6000 tahun? Karena kalau dirunut usia manusia dari Adam sampai sekarang, ketemu angka sekitar 6000 tahun. Saya tahu ada aliran Kristen atau sebagian orang Kristen berpikiran bahwa usia alam semesta ini hanya sekitar 6000 tahun karena mengacu ke kitab Kejadian dst.
Saya sudah warning bahwa bahas dari ayat alkitab, ujung2nya bisa seperti ini, jadi bahas Alkitab. Makanya saya sarankan buat thread baru saja supaya bahasan bisa lebih mengena dan tidak campur aduk.
Yang lainnya tidak saya respon ya. Nanti makin jauh lagi. Semoga bisa dimaklumi dan dipahami. Saya ajak untuk fokus bahas ke judul dari thread ini. Dan gunakan contoh2 yg real saja, kejadian sehari2 sekitar kita. Itu lebih mudah krn berdasarkan fakta kejadian.
catatan: saya tidak sedang menyalahkan orang yg punya keimanan dengan menafsirkan bahwa kita kejadian yg saya sebutkan di atas adalah fakta kejadian yg dulunya benar2 terjadi. Shg mengatakan bahwa umur dunia ini 6000 tahun. Silakan saja, bebas koq mau mengimani apapun. Karena apapun pilihan keimanan kita, akan selalu ada konsekuensi logisnya secara ilmu pengetahuan. Dan bagi saya, mau apapun yg diimani soal kitab kejadian, tidak akan mempengaruhi probabilita masuk surga atau tidaknya manusia.
MEI240 tulis:
Sebenarnya tidak OOT. Utk mendapatkan jawaban tentu hrs menelusuri sampai akarnya.
Ya, sy pikir yg anda katakan itu cukup masuk akal.
Org atheist jg mengalaminya, jd bagaimana mungkin ide ttg 'ujian' tersebut bs menjadi masuk akal. Akan tetapi imo itu hny akan menjadi tidak masuk akal bila dilihat dari sisi atheism.
Tetapi anda adalah org Kristen terlepas dari kitab Katolik atau pun Kristen yg anda pegang.
Tentu saja eksistensi Tuhan tidak bisa diabaikan dlm hal ini meski para atheist tentu tidak menerima hal tsb. Tuhan saja never exists bagaimana mungkin Ia bisa menguji manusia?
Sy pernah mempelajari ttg kanonisasi dsbnya tp tidak secara mendetail, seperlunya saja spy sy bisa menjawab pertanyaan di kepala sy sendiri dan teman2 di G+ yg berseberangan ide.
Memang bnr, banyak kitab2 yg tidak dimasukkan ke dlm 'Alkitab' krn diragukan keabsahannya.
Tp sy bkn bermaksud membahas Alkitab lebih lanjut krn akan melelahkan, jd hny secukupnya dgn tidak menitikberatkan ke ayat2 Alkitab, hanya sungguh amat sangat seperlunya spy tidak berlebaihan.
Nah yg sy tny adalah ttg keberadaan 2 pohon serbaguna tsb yg seharusnya berada di dlm kitab Kejadian yg mana kitab tsb sama2 terdapat di dlm Kitab Katolik mau pun Kitab Protestan dan hubungannya dgn pemahaman + penjelasan anda ttg ujian.
Utk apakah pohon tsb dibiarkan di Eden bila bukan utk menguji dan mencobai manusia?
Apakah anda tidak berpikir bahwa God itu adalah Pribadi yg Omniscience?
Bukankah Ia tau yg awal dan yg akhir. Sdh jelas manusia akan jatuh dong.
Atau apakah krn kelebihan yg Ia berikan pd manusia yaitu kehendak bebas membuat Ia tidak mampu menebak what's gonna happen next dan dgn demikian membatalkan kemahatahuanNya?
Bila jawaban anda Ia Mahatau tanpa kecuali, apakah tujuanNya meletakkan pohon tsb selain utk menguji atau kasarnya mencobai manusia?
Perusahaan rokok membuat rokok dgn tujuan utk meraup profit. Dan dlm mengemban tugas mulianya meraup keuntungan, perusahaan jg tidak melupakan ide yg tak kalah mulia, yaitu memberi peringatan kpd khalayak ramai, bahwa merokok dapat MEMBUNUHMU.
Bila mrk tau sesuatu yg mrk produksi dan edarkan bisa membunuh org, knp mrk masih memproduksinya? Krn ingin duit bkn.
Nah bila Tuhan sdh tau konsekuensi yg akan dihadapi 2 manusia oon tsb, knp Ia masih menaruhnya di sana dan berharap manusia mematuhiNya?
Tentu tujuan Tuhan bukanlah duit. Haha.
Jd apa tujuannya? Mendapatkan ketulusan manusia?
Apa lagi sebutan lain yg lebih cocok utk proses me dapatkan bibit unggul tsb selain ujian - pencobaan, menguji - mencobai?
Itu maksud saya.
Mungkin anda pny penjelasan lain bro?
-
30 Juli 2020
Maaf, kalau saya yakin sekali Allah tidak pernah mencobai manusia (Yakobus 1:13) 🙏
Saya (pribadi) menganggap mengapa kita seolah 'diijinkan' jatuh dalam dosa, agar kita bisa mengenal Yesus Kristus untuk membuktikan meski manusia merusak komitmennya, tp Allah tetap setia pada komitmenNya untuk manusia.
-
30 Juli 2020
OOT.
Betul sista Vero. Menurut nats tsb demikian. Mungkin sebagian dari member disini tak terpikirkan soal itu. Dikiranya dari ntas tersebut, Tuhan yg memberikan ujian.
Nah, supaya makin lengkap lagi kekagetannya, termasuk juga sista Vero disini yg sejauh ini dari tulisannya menganggap iblis yang menguji. Bagaimana kalau saya katakan bahwa cerita di kitab Ayub tersebut ada kemungkinan lebih kepada cerita perumpamaan. Bukan kejadian yg pernah terjadi. Lebih kepada perumpamaan saja.
Spt sejak awal saya sempat warning kalau bahas ke arah Alkitab, ujung2nya akan bisa spt ini. Hal spt ini sdh saya bayangkan sebelumnya. Karena saya duga, ngga semua orang disini memahami bagaimana sejarah Alkitab disusun shg menjadi spt sekarang. Lalu naskahnya, pemilihannya. Serta siapa yg diperkirakan menulis naskah tersebut. Apakah isinya merupakan sejarah saat kitab itu ditulis, ataukah kisa dari mulut ke mulut. Dst...dst...dst.
Dengan pemahaman yg berbeda, tak heran akan memiliki pemahaman yg berbeda. Itu sebabnya di profil saya, ada saya tulis bahwa saya sudah selesai dengan Alkitab. Sejak dulu saya sudah menggalinya. Bukan hanya Alkitab, kitab suci agama lain pun sudah saya baca dan saya gali bagaimana kitab suci tsb bisa tersusun spt sekarang.
Dengan sista Vero menulis spt ini. Maka sudah jadi ada tiga perspektif yg berbeda utk kisah Ayub tsb..
1. Yang mengimani kisah itu adalah ujian dari Tuhan.
2. Yang mengimani kisah itu adalah ujian dari Iblis atas seijin Tuhan.
3. Yang mengimani kisah tersebut hanya perumpamaan saja.
VERONIQUE115 tulis:
Tuhan tidak pernah menguji umat-Nya. Ayub sendiri pun bukan dapat ujian dari Allah tp Tuhan mengijinkan iblis menilai kesalehan umat-Nya.
Saat umat pilihan-Nya dibawa keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian pun itu bukan ujian wlpn mereka harus berputar2 di sekitaran yg sbnrnya tidak jauh (seharusnya).
Manusialah yg memilih untuk mengambil jalan lain sehingga terkesan mendapat ujian
-
30 Juli 2020
SIME781 tulis:
Maaf, kalau saya yakin sekali Allah tidak pernah mencobai manusia (Yakobus 1:13) 🙏
Saya (pribadi) menganggap mengapa kita seolah 'diijinkan' jatuh dalam dosa, agar kita bisa mengenal Yesus Kristus untuk membuktikan meski manusia merusak komitmennya, tp Allah tetap setia pada komitmenNya untuk manusia.
iya sebenarnya khan semenjak manusia itu d ciptakan khan sudah d bebaskan utk memilih jalan takdirnya...Tuhan itu Rohman Rahim...hanya manusia yg bermasalah di Dunia ini...🙏😇
-
31 Juli 2020
Hahahahahahaha
OOT kl dikaitkan dgn judul.
Tidak OOT kl dikaitkan dgn sorotan sy ke penjelasan anda.
Ya, sy mengambil makna tersurat. Krn kl tersirat, maka penafsiran akan bermacam2 dan meluas.
Mengenai nama Adam, tergantung konteks dan sumber bhs Ibraninya.
Oke Bro Irwan.
Baiklah baiklah...
Saya akan buat topik lainnya.
Kira2 judulnya apa yg cocok?
Genesis... A Myth or Truth...?
-
31 Juli 2020
Tidak OOT.
Masih mengenai ujian.
'Your faith will be like gold that has been tested in a fire....'
Adakah yg bisa memaparkan bahasa aslinya..
-
31 Juli 2020
Bagaiamana 1 Pet 1 : 6?
Trials.... bahasa aslinya apa?
-
31 Juli 2020
Lanjut ya ke thread yg baru sy post mungkin bisa tuntas di sana.
-
31 Juli 2020
Sista Echy, orang miskin itu kita asumsikan sudah dewasa dan sudah mencapai usia layak bekerja ya. Kalau sista Echy kurang setuju, tak mengapa. Sista Echy tinggal berikan saja contoh kasusnya ya. Jangan pakai yg di Alkitab, karena nanti pembahasannya nanti bisa panjang karena pemahaman kita atas ayat Alkitab yg sama, bisa saja berbeda. Coba kasihkan saja contoh nyata, du dunia nyata ini. Siapa yg miskin karena bukan kesalahan orangnya. Contoh di dunia ini, yg miskin karena mendapat ujian dari Tuhan, atau cobaan dari Tuhan, atau apapun deh istilah yg sista Echy mau sematkan.
Urusan pembahasan ayat Alkitab, saya abaikan ya.. Supaya fokus ke yg real saja kitanya.
ECHY268 tulis:
@ Bro Irwan...
Disini kutulis rangkuman tanggapanku atas tulisanmu.
Kemiskinan
Menurut Bro Irwan : Kemiskinan terjadi akibat kesalahan seseorang karena tidak bekerja keras utk itu.
Aku kurang setuju, karena ada yg miskin karena kesalahannya sendiri dan ada yg miskin bukan karena kesalahannya sendiri. -
31 Juli 2020
Sebenarnya aku sdh tdk berniat melanjutkan diskusi ini karena itu tadi pemahaman yg berbeda yg dilatarbelakangi role model, lingkungan dibesarkan antara aku dan bro..
Aku sebagai anak petani miskin dan bro sbg anak yg tinggal di kota mgkn dgn latar belakang keluarga menengah ke atas. Pasti pemahaman jauh berbeda.
Aku yg dari kecil hidup miskin, melihat kedua orang tua bekerja keras menghidupi anak"nya.
Dikampung sana, orang dgn modal pas"an, pengetahuan dan pendidikan yg tdk ada, berusaha menanam tanaman yg merupakan mata pencaharian mereka, tiba" musim kemarau panjang, atau musim penghujan yg panjang akhirnya hasil panen nya tidak ada. Atau kena hama. Atau hasil panen ada, tapi harga jatuh.
Kl bro bilang, nanam khan bisa atur strategi, jgn nanam dimusim penghujan bla..bla... cuaca sekarang tak dpt diprediksi.
Mereka itu semua bekerja keras kok. Ga leha-leha, tidur"an. Coba lah membuka mata dgn melihat ke pelosok desa-desa di Indonesia.
Tapi kl aku lihat mmg di profil bro, tertulis hanya bekerja utk menikmati hal" yg menyenangkan di dunia ini. Jadi pasti ga masuk akal bagi bro ini apa yg ku tulis disini.
IRWAN123 tulis:
Sista Echy, orang miskin itu kita asumsikan sudah dewasa dan sudah mencapai usia layak bekerja ya. Kalau sista Echy kurang setuju, tak mengapa. Sista Echy tinggal berikan saja contoh kasusnya ya. Jangan pakai yg di Alkitab, karena nanti pembahasannya nanti bisa panjang karena pemahaman kita atas ayat Alkitab yg sama, bisa saja berbeda. Coba kasihkan saja contoh nyata, du dunia nyata ini. Siapa yg miskin karena bukan kesalahan orangnya. Contoh di dunia ini, yg miskin karena mendapat ujian dari Tuhan, atau cobaan dari Tuhan, atau apapun deh istilah yg sista Echy mau sematkan.
Urusan pembahasan ayat Alkitab, saya abaikan ya.. Supaya fokus ke yg real saja kitanya.
-
31 Juli 2020
@ Bro Irwan, sdhlah. Ga usah dibahas lagi dech. Cukuplah. Kayak yg aku sdh sampaikan di tulisanku terdahulu. Masing" punya pemahaman yg berbeda dlm melihat suatu masalah. Ini sdh OOT, nanti mlh ditegur admin.
-
31 Juli 2020
ECHY268 tulis:
@ Bro Irwan...
---dihapus biar hemat----
Demi Tuhan, aku tidak pernah ingin melihat Bro Irwan terkena stroke. Itu hanya pengandaianku saja. Karena Bro Irwan dengan sangat yakin dengan bekerja keras pasti bisa berhasil. Jika saat bekerja keras, lalu sakit berat apa masih bisa kerja? Aku bilang, manusia bisa berhasil atau kaya atas kasih karunia Tuhan semata. Aku imani dari Amsal 10:22 : Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”
Nah, dari tanggapan bro tsb, bro sendiri mengakui mengejar impianpun ada batasannya. Tidak bisa dipaksakan karena hrs disesuaikan dgn kemampuan jasmani dan rohani seseorang. Saat kondisi fisik super prima bisa bekerja optimal. Ada orang sebenarnya dia ingin maju tapi mungkin fisiknya tidak kuat. Dia mau mencari pengobatan terbaik terbentur dana karena tak sanggup. Bro Irwan kebetulan beruntung, bisa dapat akses ke rumah sakit yg bagus dan terjamin. Contohnya bisa sampai pake metode pengobatan dokter Terawan yg dimana bagi rakyat biasa itu sangat sulit mencapainya.
Istri saya contoh nyata, sista Echy. Walau kena kanker, dia terus berkarya. Tetap pergi ke daerah untuk menjalankan program pemberdayaan perempuan di daerah. Sakit tidak harus membuat orang berhenti berkarya. Sudah pernah lihat motivator atau influencer yg ngga punya tangan dan ngga punya kaki? Kalau blm pernah, nanti saya kasih link youtube nya. Supaya bisa jadi motivasi sista Echy utk terus berjuang dan berkarya tanpa harus meminta persyaratan minimum yg harus dipenuhi untuk bisa berkarya.Saya tak pernah melarang orang menggunakan ayat2 Alkitab untuk memberikan motivasi dirinya dalam hal berkarya. Silakan saja, yg penting hasil karyanya bisa dirasakan. Karena kalau di ilmu pengetahuan, agama itu masuk ke sub bahasan spiritual. Hal yg bersifat spiritual dipercayai ilmu pengetahuan bisa menjadi motivasi tersendiri utk seseorang melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Itu sebabnya, kita bisa melihat mukjizat tidak hanya dirasakan oleh umat Kristen saja. Tapi juga oleh umat Islam, umat Budha, umat Hindhu, umat Konghucu, umat Yahudi, umat Zoroaster, umat Shinto, umat Kabala, umat Parmalim, umat Sunda Wiwitan, dst yg tentunya menggunakan istilah yg pas di kepercayaannya masing2.
Kalau di atheist atau agnostic, istilah utk kejadian berkategori mukjizat, biasanya disebut kejadian luar biasa.
Mungkin sista Echy bisa jelaskan ke saya, mengapa banyak orang non Kristen bisa sukses luar biasa dalam hal ekonomi maupun kehidupan rumah tangganya? Padahal mereka tidak menuhankan Tuhannya orang Kristen?
Soal saya DSA, saya memiliki asuransi waktu itu. Untuk bayar premi asuransi, saya kerja cari duit. Intinya, usaha, kerja, jangan pasif berdiam diri, nunggu ada turun dari langit. Ketinggalan kereta mulu nantinya. Yuk, jadi orang yg mau maju, mau kerja, berusaha tetap kreatif. Bikin networking, bekerjasama dgn orang utk meraih sesuatu impian.
Di satu seminar motivasi utk junior di alumni SMA. Saya dan kawan saya diminta jadi pembicara utk berbagi tips caranya menjadi sukses. Materi kawan saya lebih kurang mengajak untuk berani bermimpi. Dia bilang, orang kalau ngga punya mimpi, lebih baik mati saja sekalian. Kejam ya kawan saya tsb?
Sementara materi yg saya sampaikan lebih mengajak agar fokus bila mengerjakan sesuatu.
Jadi, siapapun disini yg merasa saat ini seperti sedang diberikan ujian hidup, cobaan hidup, ataupun pergumulan hidup. Jangan nungguin bantuan dari Tuhan. Kalau mau keluar dari semua itu, berubahlah. Jadi orang yg kreatiflah untuk mengatasinya. Yakinlah akan selalu ada jalan keluar bagi mereka yg punya niat dan mau usaha. Tapi kalau mau memilih berdiam diri saja, ya bebas2 sajalah.
-
31 Juli 2020
ECHY268 tulis:
Sebenarnya aku sdh tdk berniat melanjutkan diskusi ini karena itu tadi pemahaman yg berbeda yg dilatarbelakangi role model, lingkungan dibesarkan antara aku dan bro..
Aku sebagai anak petani miskin dan bro sbg anak yg tinggal di kota mgkn dgn latar belakang keluarga menengah ke atas. Pasti pemahaman jauh berbeda.
Aku yg dari kecil hidup miskin, melihat kedua orang tua bekerja keras menghidupi anak"nya.
Dikampung sana, orang dgn modal pas"an, pengetahuan dan pendidikan yg tdk ada, berusaha menanam tanaman yg merupakan mata pencaharian mereka, tiba" musim kemarau panjang, atau musim penghujan yg panjang akhirnya hasil panen nya tidak ada. Atau kena hama. Atau hasil panen ada, tapi harga jatuh.
Kl bro bilang, nanam khan bisa atur strategi, jgn nanam dimusim penghujan bla..bla... cuaca sekarang tak dpt diprediksi.
Mereka itu semua bekerja keras kok. Ga leha-leha, tidur"an. Coba lah membuka mata dgn melihat ke pelosok desa-desa di Indonesia.
Tapi kl aku lihat mmg di profil bro, tertulis hanya bekerja utk menikmati hal" yg menyenangkan di dunia ini. Jadi pasti ga masuk akal bagi bro ini apa yg ku tulis disini.
Kedua orang tua ku anak petani miskin.
Batas garis kemiskinan utk kategori umum, berpenghasilan sebulan kurang dari sekitar Rp440 ribu. Di atas itu ngga termasuk miskin menurut BPS.Angka tsb tentu bisa debatable. Apalagi yg tinggal di kota besar, karena biaya hidup tinggi di kota besar tinggi.. Tapi, untuk yg tinggal di daerah bisa berbeda situasinya. Bisa saja penghasilan sebulan hanya Rp100 ribu, tapi mereka super bahagia. Kenapa? Karena untuk makan mereka ngga perlu balanja, bisa menghasilkan sendiri.
Itu sebabnya, dunia juga menjadikan happiness index sebagai ukuran kesejahteraan masyarakat suatu negara.
Sista Echy, orang mau maju itu ya harus open minded. Mau membuka diri untuk menerima masukan2. Kalau selalu defensif, membenarkan kondisi sekarang sebagai sesuatu yg tak bisa dirubah lagi, ya mau bilang apa khan? Kalau mau kreatif mengatasi situasi, jangan pernah menutup diri akan ide2 terobosan. Justru harusnya mengundang ide2 baru. -
31 Juli 2020
Sista Echy, saya hanya merespon tanggapan Echy terdahulu yg belum saya respon. Tak baik bagi saya kalau saya abaikan teman diskusi. Kalau sekarang mau diakhiri, tak masalah juga sih. Selain juga spt nya ngga ada yg perlu dibahas lagi.
ECHY268 tulis:
@ Bro Irwan, sdhlah. Ga usah dibahas lagi dech. Cukuplah. Kayak yg aku sdh sampaikan di tulisanku terdahulu. Masing" punya pemahaman yg berbeda dlm melihat suatu masalah. Ini sdh OOT, nanti mlh ditegur admin.
-
31 Juli 2020
Hadeuuhh bro .. siapa yg defensif sehh.
Aku ksh contoh ya..diriku sendiri. Kl aku pribadi yg defensif dan tdk open minded ga mgkn aku yg anak petani miskin bisa menempuh kuliah sampai S2 dan sekarang jadi Notaris. Itu semua tanpa bantuan siapa-siapa. Aku berjuang sendiri kerja sambil kuliah. INGAT YA BRO, aku kuliah hasil kerjaku sendiri dari S1 sampai S2 sampai jd Notaris. TAPI aku tetap sebut itu karena KASIH KARUNIA TUHAN bkn karena hebatku. Mau aku jungkir balik jg kl Tuhan ga restuin aku takkan bisa apa-apa.
Even, mgkn aku tak sehebat dirimu Bro Irwan, at least aku sdh berusaha sebisaku.
Semua yg bro Irwan katakan ttg kerja keras dll, afirmasi positif ke diri sendiri jg sdh ku lakukan. Bro Irwan tdk tahu bkn bagaimana saya kerja sambil kuliah bolak balik jakarta-semarang tiap hari Kamis, selama kurleb 2 tahun.
Saat weekend orang jalan" santai, aku mlh sekolah itu jg di luar kota.
Tapi tak perlu ku kasih tahu secara detail disini.
Sebenarnya, topik yg aku krg setuju mnrtku adalah Pernyataan Bro Irwan, ttg kemiskinan terjadi karena kebodohan manusia itu sendiri. Aku katakan ada mmg karena kebodohan manusia itu sendiri tapi ada jg yg tidak. Spy lbh akurat aku ambil dari Alkitab. Jd melebar kemana-mana.
Sekarang aku dibilang defensif dan tdk mau terima kritik atau masukan.. kembali lg nenjudge orang lain itu tanpa mengenalnya terlebih dahulu tidak baik bro...
Bagaimana mau stop komentar jika sblm mengakhiri pernyataan utk tdk berlanjut tapi bro sendiri tembakkan peluru tajam ke pihak lain.
IRWAN123 tulis:
Kedua orang tua ku anak petani miskin.
Batas garis kemiskinan utk kategori umum, berpenghasilan sebulan kurang dari sekitar Rp440 ribu. Di atas itu ngga termasuk miskin menurut BPS.
Angka tsb tentu bisa debatable. Apalagi yg tinggal di kota besar, karena biaya hidup tinggi di kota besar tinggi.. Tapi, untuk yg tinggal di daerah bisa berbeda situasinya. Bisa saja penghasilan sebulan hanya Rp100 ribu, tapi mereka super bahagia. Kenapa? Karena untuk makan mereka ngga perlu balanja, bisa menghasilkan sendiri.
Itu sebabnya, dunia juga menjadikan happiness index sebagai ukuran kesejahteraan masyarakat suatu negara.
Sista Echy, orang mau maju itu ya harus open minded. Mau membuka diri untuk menerima masukan2. Kalau selalu defensif, membenarkan kondisi sekarang sebagai sesuatu yg tak bisa dirubah lagi, ya mau bilang apa khan? Kalau mau kreatif mengatasi situasi, jangan pernah menutup diri akan ide2 terobosan. Justru harusnya mengundang ide2 baru.
-
31 Juli 2020
Waduh, sista Echy spt nya salah tanggap komentar saya. Mungkin tulisan saya sebelumnya kurang jelas penekanannya shg jadi salah ditafsirkan.
Sikap defensif yg saya maksudkan itu bukan utk sista Echy, tapi utk orang2 yg sista Echy bilang itu sudah tidak bisa dirubah walau sudah kerja keras. Seolah2 ingin mengatakan sudah takdirnya orang itu ya begitu itu2. Mau diapa2in pun akan tetap begitu tuh orang. Itu yg saya maksudkan dgn komentar saya. Kalau orang kristen berjuang habis2an, tapi Tuhan tak berkehendak, maka tak akan pernah jadi. Sementara kalau yg atheist berjuang habis2an, sukses utk dirinya tetap terbuka. Padahal orang atheist itu ngga ada beriman ke Tuhan lho.
Saya beberapa kali minta contoh kasus nyata atas orang yg sudah usaha keras, tapi gagal terus. Hal ini karena dari pengalaman, ketika satu kasus dibedah, dilihat kembali situasinya, barulah ketahuan dimana letak kesalahan orang tsb shg walau sdh spt kerja keras, tapi koq ngga maju2 juga. Sementara ada orang lain bisa maju..Itu sebabnya saya butuh contoh kasus nyata di lapangan. Supaya dibahasnya juga lebih nyata.
Sista Echy sudah kasih contoh toh, bahwa dengan kerja keras sista Echy bisa berhasil walau situasi kurang menguntungkan. Tapi sista Echy bisa membalikan situasi, tidak menyerah begitu saja dengan keadaan. Dan merubahnya menjadi sukses. Lha, ini khan malah menguatkan premis saya sebelumnya toh.
Catatan: Saya tak pernah menulis kebodohan orang tsb. Tapi saya menuliskannya kesalahan orang tersebut. Lalu saya tuliskan lagi utk menurunkan kefrontalan kosa kata "salah" maka saya kasih alternatifnya menjadi "beresiko"
catatan: saya sekolah juga pakai duit hasil keringat sendiri koq, sambil kerja cari duit.
ECHY268 tulis:
Hadeuuhh bro .. siapa yg defensif sehh.
Aku ksh contoh ya..diriku sendiri. Kl aku pribadi yg defensif dan tdk open minded ga mgkn aku yg anak petani miskin bisa menempuh kuliah sampai S2 dan sekarang jadi Notaris. Itu semua tanpa bantuan siapa-siapa. Aku berjuang sendiri kerja sambil kuliah. INGAT YA BRO, aku kuliah hasil kerjaku sendiri dari S1 sampai S2 sampai jd Notaris. TAPI aku tetap sebut itu karena KASIH KARUNIA TUHAN bkn karena hebatku. Mau aku jungkir balik jg kl Tuhan ga restuin aku takkan bisa apa-apa.
Even, mgkn aku tak sehebat dirimu Bro Irwan, at least aku sdh berusaha sebisaku.
Semua yg bro Irwan katakan ttg kerja keras dll, afirmasi positif ke diri sendiri jg sdh ku lakukan. Bro Irwan tdk tahu bkn bagaimana saya kerja sambil kuliah bolak balik jakarta-semarang tiap hari Kamis, selama kurleb 2 tahun.
Saat weekend orang jalan" santai, aku mlh sekolah itu jg di luar kota.
Tapi tak perlu ku kasih tahu secara detail disini.
Sebenarnya, topik yg aku krg setuju mnrtku adalah Pernyataan Bro Irwan, ttg kemiskinan terjadi karena kebodohan manusia itu sendiri. Aku katakan ada mmg karena kebodohan manusia itu sendiri tapi ada jg yg tidak. Spy lbh akurat aku ambil dari Alkitab. Jd melebar kemana-mana.
Sekarang aku dibilang defensif dan tdk mau terima kritik atau masukan.. kembali lg nenjudge orang lain itu tanpa mengenalnya terlebih dahulu tidak baik bro...
Bagaimana mau stop komentar jika sblm mengakhiri pernyataan utk tdk berlanjut tapi bro sendiri tembakkan peluru tajam ke pihak lain.
-
31 Juli 2020
@ Bro Irwan, aku bukannya tidak mau terima masukan tapi aku lebih mau terima masukan dari yg real mengalami apa itu kemiskinan lalu bersaksi ke orang lain bhw pd akhirnya dia bisa sukses. Nah, aku mau bgt belajar dari org tsb.
Aku pernah kenalan dgn seorang perwira polisi di JK ini. Wooww...kami berdua sama" anak petani miskin dari kampung lalu pergi merantau ke kota semasa msh kecil. Di saat anak-anak lain sdg main dgn teman" kami hrs kerja seperti orang dewasa.
Jalan cerita hidup kami sungguh sama. Aku sgt kagum dgnnya.
Nah, aku lbh senang belajar lgsg dari stakeholder daripada hanya pakai cerita orang lain.
So, bkn aku tdk open minded, tapi aku lihat" jg dgn siapa ku bicara.
Aku sllu berprinsip aku bertanggung jawab dgn diriku sendiri. Jadi setiap omongan orang lain tdk serta merta ku terima, ku pelajari dl. Org bisa saja ngomong yg buat aku down atau up. Jadi aku yg menentukan apa yg hrs ku dengar, ku lihat dan ku lakukan.
So sorry..terpaksa ku katakan ini, karena pernyataan bro sendiri yg krg nyaman menuduhku defensif dan tdk open minded.
-
31 Juli 2020
Perasaan dari minggu lalu kita tidak sedang bahas soal sista Echy deh. Tapi bahas orang2 yg sista Echy lihat. Lalu sista Echy coba memberikan pembelaan thd orang2 tersebut. Jadi saya nulis komentarnya ya mengarah ke orang yg sista Echy sedang bahas itu. Tapi mengapa sista Echy malah tarik ke diri sendiri ya? Saya sudah klarifikasi di posting sebelum ini, tapi di posting di bawah sista Echy spt mengabaikan klarifikasi saya dan tetap pada perasaan sista Echy.
Wah, repot nih kalau diskusinya spt ini.
Oh ya, yg namanya open minded itu artinya ya terbuka pikirannya. Bukan terbuka hanya utk orang2 tertentu saja. Itu artinya masih setengah terbuka, belum terbuka beneran.
ECHY268 tulis:
@ Bro Irwan, aku bukannya tidak mau terima masukan tapi aku lebih mau terima masukan dari yg real mengalami apa itu kemiskinan lalu bersaksi ke orang lain bhw pd akhirnya dia bisa sukses. Nah, aku mau bgt belajar dari org tsb.
Aku pernah kenalan dgn seorang perwira polisi di JK ini. Wooww...kami berdua sama" anak petani miskin dari kampung lalu pergi merantau ke kota semasa msh kecil. Di saat anak-anak lain sdg main dgn teman" kami hrs kerja seperti orang dewasa.
Jalan cerita hidup kami sungguh sama. Aku sgt kagum dgnnya.
Nah, aku lbh senang belajar lgsg dari stakeholder daripada hanya pakai cerita orang lain.
So, bkn aku tdk open minded, tapi aku lihat" jg dgn siapa ku bicara.
Aku sllu berprinsip aku bertanggung jawab dgn diriku sendiri. Jadi setiap omongan orang lain tdk serta merta ku terima, ku pelajari dl. Org bisa saja ngomong yg buat aku down atau up. Jadi aku yg menentukan apa yg hrs ku dengar, ku lihat dan ku lakukan.
So sorry..terpaksa ku katakan ini, karena pernyataan bro sendiri yg krg nyaman menuduhku defensif dan tdk open minded.
-
31 Juli 2020
Sayangnya pake aplikasi JK ini aku gaptek.
Tidak bisa copas tulisan Bro Irwan yg paling bawah disini...
Disitu jelas Bro Irwan tulis :
Sista Echy, orang maju itu hrs open minded dst.....
Bro Irwan yg terlalu jenius atau aku yg terlalu bodoh ya membacanya....
😁😁
Ahhh sdhlah...
Ini hari lbr mau happy-happy aj dech..
IRWAN123 tulis:
Kedua orang tua ku anak petani miskin.
Batas garis kemiskinan utk kategori umum, berpenghasilan sebulan kurang dari sekitar Rp440 ribu. Di atas itu ngga termasuk miskin menurut BPS.
Angka tsb tentu bisa debatable. Apalagi yg tinggal di kota besar, karena biaya hidup tinggi di kota besar tinggi.. Tapi, untuk yg tinggal di daerah bisa berbeda situasinya. Bisa saja penghasilan sebulan hanya Rp100 ribu, tapi mereka super bahagia. Kenapa? Karena untuk makan mereka ngga perlu balanja, bisa menghasilkan sendiri.
Itu sebabnya, dunia juga menjadikan happiness index sebagai ukuran kesejahteraan masyarakat suatu negara.
Sista Echy, orang mau maju itu ya harus open minded. Mau membuka diri untuk menerima masukan2. Kalau selalu defensif, membenarkan kondisi sekarang sebagai sesuatu yg tak bisa dirubah lagi, ya mau bilang apa khan? Kalau mau kreatif mengatasi situasi, jangan pernah menutup diri akan ide2 terobosan. Justru harusnya mengundang ide2 baru.
-
31 Juli 2020
Jd lucu Bro pembahasan ini...
😁😁😁
Awal dari diskusi ini adalah si bayi yg dibuat org depan pintu rumah seseorang yg rumahnya tidak dijaga oleh sekuriti.
Kl pya rmh yg tdk ada pengamanannya beresiko dititipin/ditaru bayi oleh org yg tdk bertanggung jawab.
Mk kl mw beli rumah, belilah di perumahan mewah sehingga terhindar dari hal" tsb
Itu kata Bro Irwan.
Bro Lukas pasti hapal betul awal dari diskusi ini sampai melebar kemana-mana.
Aku koreksi, tdk semua org punya uang utk beli rumah di perumahan mewah yg sistem pengamanannya ketat.
Lalu, Bro Irwan sebut kl bekerja keras pasti bisa. Contohnya Jack Ma bisa kaya dari yg tdnya miskin dst... Aku bilang tdk semua org seberuntung Jack Ma dll itu dst....dst....
Terakhir bro minta contoh orang yg dewasa yg miskin bukan karena kesalahannya. Aku kasih contoh orang tuaku dkk...
Lalu Bro Irwan, kasih tanggapan penghasilan 440 ribu bla..bla... bkn org miskin berdasarkan BPS.
Lha, org yg punya rumah tdk dijaga satpam tadi penghasilannya jauh lbh besar dari 440 ribu tsb.
Terus gimana nih Bro..
Sekarang bilang, narik ke diriku sendiri. Bro Irwan yg minta contoh nyata. Ya aku kasih contoh nyata ya diriku.
Andaikan ini debat di bangku kuliah Bro...pasti asyikk. Ada dosen yg netral bisa kasih penilaian.
Kl disini, dgn tulisan yg panjang begini, ku ga yakin audience baca semua dari awal. Ada yg cuma baca sepenggal langsung koment, ya ga masuk lah.
Jika ini di debat dunia nyata. Akan ku print semua tulisanmu dan tulisanku. Lalu ku cocokkan semua, spy tau siapa yg lari siapa yg tidak dari topik.
😁😁
ECHY268 tulis:
Sayangnya pake aplikasi JK ini aku gaptek.
Tidak bisa copas tulisan Bro Irwan yg paling bawah disini...
Disitu jelas Bro Irwan tulis :
Sista Echy, orang maju itu hrs open minded dst.....
Bro Irwan yg terlalu jenius atau aku yg terlalu bodoh ya membacanya....
😁😁
Ahhh sdhlah...
Ini hari lbr mau happy-happy aj dech..
-
31 Juli 2020
@ Bro Irwan...
Mengapa aku kasih contohnya diriku sendiri?
Karena aku merasa sdh bekerja keras tapi ga sukses-sukses.
Belum bisa beli rumah di Menteng or PIM dst..
Contoh nyata Bro Irwan sesuai yg Bro minta...
😁😁