mengampuni
-
11 Mei 2020
janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan balaslah kejahatan dengan kebaikan
-
11 Mei 2020
Kata mengampuni sarat dengan makna "kasih" ..saya mau share pengalaman dimana pernah suatu waktu saya kehilangan kalung emas saya di kosan saya dulu..teman saya pada waktu itu datang main ke kos sy dan seketika itu kalung saya hilang ..pas saya lg ke kamar mandi disitu dia ambil...saya tanya sm dia apakah ada ambil kalung saya? Dia jawab tidak ada..saya bwrtanya berkali2 tp tetap dia bilang tdk ada..dia sy sdh anggap teman bahkan adik di perantauan..tp dia ga jujur..tp feeling saya dia lah yg mengambil..singkat cerita dia kecelakaan sepeda motor ..menderita luka parah..lalu saya datang kerumahnya dan dia minta maaf ke saya..kalo dia lah yg telah mengambil kalung itu..dia menangis sambil bercerita..okayy saya bilng saya sdh maafkan kamu..utknlain kali kamu sebaiknya jujur kalo kamu butuh uang saya akan kasi...dengan mengampuni masalah sdh selesai..semua jd membaik hubungan juga membaik..tdk ada rasa dendam lg..
Panjng yaa cerita nya..
11 Mei 2020 diubah oleh ECHA124
-
11 Mei 2020
Mengampuni... Ngomongin gampang. Lakukannya hrs extra ingat perjuangan Tuhan Yesus... kalo Tuhan mampu, berarti sbg pengikutnya hrs mampu jg. Lagian..tdk mengampuni sama dgn memenjarakan diri sendiri...yg bikin salah jalan lenggang kangkung, ketawa ngakak... ngapain kita capek pegel hati, tegang 2 sampai stroke...salah sendiri, cari penyakit sendiri. Lepaskan pengampunan, berkati. Biarkan Malaikat yg urus...ntar diselesaikan sampai tobatttt g ngulang lg
-
12 Mei 2020
YOHANA095 tulis:
Mengampuni... Ngomongin gampang. Lakukannya hrs extra ingat perjuangan Tuhan Yesus... kalo Tuhan mampu, berarti sbg pengikutnya hrs mampu jg. Lagian..tdk mengampuni sama dgn memenjarakan diri sendiri...yg bikin salah jalan lenggang kangkung, ketawa ngakak... ngapain kita capek pegel hati, tegang 2 sampai stroke...salah sendiri, cari penyakit sendiri. Lepaskan pengampunan, berkati. Biarkan Malaikat yg urus...ntar diselesaikan sampai tobatttt g ngulang lg
Ya sist...kebanyakan pendeta juga gak realistis kok khususnya bagi mereka yang punya luka lama ya , sebelum bisa mengampuni orang mestinya mengampuni diri sendiri dulu. Naif banget kalau langsung bisa mengampuni orang. Butuh waktu pendewasaan mental , baru iman. Gak bisa dibalik. Masalahnya kan mau apa gak.
12 Mei 2020 diubah oleh RAYZ042
-
12 Mei 2020
Setelah bisa mengampuni diri sendiri , baru mengampuni masa lalu. Ini bentuk dari self healing seseorang untuk bangkit dan step ahead.
Faktanya , justru banyak yang lebih suka stay tune on the past , jadi gak bisa obyektif dalam mengkoreksi / memperbaik diri untuk lanjut kedepan. Ini hambatan serius , kalau gak punya sikap ya siap2 kena sanksi sosial.
(Story board)
"Sebagai seorang suami , tentunya ingin punya anak. Tapi si jabang bayi itu dibunuh dng cara di gugurkan sebanyak 2 kali secara diam2. Hal itu dikarenakan sang suami tidak mau turuti adat leluhur keluarganya di dlm berumahtangga ,hal tsb juha dijadikan alibi intuk selingkuh".
Fortunately , I have passed that phase 😎
12 Mei 2020 diubah oleh RAYZ042
-
18 Mei 2020
memang susah tapi melepaskan pengampunan sama dengan membersihkan diri sendiri dari berbagai macam hal yang membuat kita tidak berkenan bagi Tuhan. membersihkan diri dari kekecewaan, membersihkan diri dari sakit hati, membersihkan diri dari keegoisan dll.
-
19 Mei 2020
mengampuni berarti melupakan & tdk mengingat² kesalahan² orang lain yg telah membuat hati kita kecewa & terluka
aku secara pribadi terkadang susah untuk mengampuni kesalahan² orang lain yg kutemui setiap dalam hidupku
tapi jika kita tidak mengampuni & memendam kesalahan² orang lain akan menjadi kepahitan, menimbulkan rasa sakit & penyakit
karena kesehatan itu mahal harganya lebih baik menerima dg legowo , jika ingin menyampaikan rasa ketidak sukaan lebih baik disampaikan kpd yg bersangkutan secara baik²
-
20 Mei 2020
Tanggapan kita terhadap kejahatan yang menimpa kita adalah "membalas / melawan".
Itu kondisi awal "default" nya kita.
Kita di perintahkan untuk melawan keadaan awal itu , sangat berat dan sakit.
Namun kita telah di "install" ulang dengan mindset baru yaitu firman Tuhan.
Kita adalah utusan.
Kita adalah dokter atau tabib.
Dengan mindset baru, jika kita menemukan kejahatan, kita akan mempertanyakan peran kita sebagai utusan atau sebagai dokter.
Dengan demikian tanggapan terhadap kejahatan akan berbeda tergantung mindset yang menguasai kita.
Saya pikir mindset itu akan sangat membantu mengurangi sakit dan malahan menciptakan kekuatan atau ide baru untuk menjalankan peran kita.
Maaf, ini hanya sekedar kayalan saya saja.