Nostalgia di Bangku Sekolah
-
21 Desember 2020
Nostalgia Bangku Sekolah? Aku punya banyak kenangan. Bagaimana memiliki sahabat pena dan surat surat persahabatan yang diterima mesti disortir. Pembaca pertama surat yang dialamatkan pada saya adalah pembina atau bapa asrama, maklum saya melewati masa SMA di sebuah Seminari Menengah, selama empat tahun surat surat yang saya terima dalam kondisi amplop yang terbuka, hehehehe.
-
21 Desember 2020
Filateli juga kah?
RIZAL353 tulis:
Nostalgia Bangku Sekolah? Aku punya banyak kenangan. Bagaimana memiliki sahabat pena dan surat surat persahabatan yang diterima mesti disortir. Pembaca pertama surat yang dialamatkan pada saya adalah pembina atau bapa asrama, maklum saya melewati masa SMA di sebuah Seminari Menengah, selama empat tahun surat surat yang saya terima dalam kondisi amplop yang terbuka, hehehehe.
-
21 Desember 2020
MEI525 tulis:
Filateli juga kah?
iya Filateli juga, paling senang dapat perangko dari negeri Kanguru dkk, sempat punya album tapi ah....tinggal kenangan hehehehd
-
21 Desember 2020
Nostalgia di Bangku sêkolah'ku, Teringat Lagu'nya RC'Formation : Salahkanlah. ini Lirik'nya :
Ingin'ku Lihat Lagi canda tawa'mu serta Bening bola matamu, entah bagaimana ku bisa Jadi begini, engkau bukan pacarku Lagi. Ingin ku baca Lagi buku harian Yang di situ ada namamu, baru kusadari ternyata di buku itu Banyak bicara tentang kamu, Banyak cerita tentang kamu, Salahkanlah salahkan diriku yang tak Jujur, Jujur mengakui sebenarnya Waktu itu aku ingin memiliki'mu, Salahkanlah salahkan diriku yang Tak Jujur, Namun kupinta padamu sekali Lagi beri kesempatan untuk bertemu..
Memory'ku Yang Telah Usang Oleh waktu.
-
23 Desember 2020
salah lagi salah lagi...kamu ikut remidi besok ya....
CATUR864 tulis:
Nostalgia di Bangku sêkolah'ku, Teringat Lagu'nya RC'Formation : Salahkanlah. ini Lirik'nya :
Ingin'ku Lihat Lagi canda tawa'mu serta Bening bola matamu, entah bagaimana ku bisa Jadi begini, engkau bukan pacarku Lagi. Ingin ku baca Lagi buku harian Yang di situ ada namamu, baru kusadari ternyata di buku itu Banyak bicara tentang kamu, Banyak cerita tentang kamu, Salahkanlah salahkan diriku yang tak Jujur, Jujur mengakui sebenarnya Waktu itu aku ingin memiliki'mu, Salahkanlah salahkan diriku yang Tak Jujur, Namun kupinta padamu sekali Lagi beri kesempatan untuk bertemu..
Memory'ku Yang Telah Usang Oleh waktu.
-
23 Desember 2020
Please deechhh, Remidi apa'an Mbah,??? Pasti salah ketik ini Mbah, Mata udah mulai Rabun iyeeeee, Mbah.🤣🤣🤣😆
ZIEZIE188 tulis:
salah lagi salah lagi...kamu ikut remidi besok ya....
-
26 Desember 2020
Remidi alias remedial alias mengulang.
Kalau ujian dan nilainya jelek, bisa remedial.
Gitu loh..
CATUR864 tulis:
Please deechhh, Remidi apa'an Mbah,??? Pasti salah ketik ini Mbah, Mata udah mulai Rabun iyeeeee, Mbah.🤣🤣🤣😆
ZIEZIE188 tulis:
salah lagi salah lagi...kamu ikut remidi besok ya....
-
26 Desember 2020
Saya juga pernah punya album perangko, dan pernah main ke musium perangko.
Sengaja mencari sahabat pena dari manca negara demi mendapatkan perangkonya.
Wah indahnya masa doeloe...
RIZAL353 tulis:
iya Filateli juga, paling senang dapat perangko dari negeri Kanguru dkk, sempat punya album tapi ah....tinggal kenangan hehehehd
26 Desember 2020 diubah oleh MEI525
-
26 Desember 2020
Makaciiiiih...dah bantu jwb🙏😀
MEI525 tulis:
Remidi alias remedial alias mengulang.
Kalau ujian dan nilainya jelek, bisa remedial.
Gitu loh..
-
26 Desember 2020
Same-same
ZIEZIE188 tulis:
Makaciiiiih...dah bantu jwb🙏😀
-
27 Desember 2020
Ingat saat SMA pulang sekolah saat itu saya kelas 1. Saya pikir ada Persekutuan Siswa Kristen yg biasanya dari kelas 1 sampai kelas 3 tanpa ragu-ragu masuk ke ruangan dan duduk di deretan depan, perasaan mereka menatap keheranan, dan guru agama memberi tahu bahwa sedang dalam pelajaran agama kelas 2. Dengan perasaan malu ke luar kelas dan pulang. Gila, pantes biasanya banyak orang lha ini jumlahnya berbeda. Ini nih kalau tdk lihat jadwal.
-
27 Desember 2020
MEI525 tulis:
Saya juga pernah punya album perangko, dan pernah main ke musium perangko.
Sengaja mencari sahabat pena dari manca negara demi mendapatkan perangkonya.
Wah indahnya masa doeloe...
iya, selalu ada ruang rindu, menunggu balasan surat berperangko mancanegara...kalau datang suratnya sekelas bisa heboh hehehhee
-
27 Desember 2020
Ada saat SMA dapat surat cinta dari kakak senior, tiap hari surat-suratan lewat laci meja kebetulan Elisa masuk pagi, kakak itu masuk siang, jadi semangat ke sekolah, tiap hari begitu sampai sekolah periksa laci, kalau ketemu balasan surat senangnya minta ampun, itu cinta pertama yang tidak sempat diketahui orangnya karena keburu pindah ke Lubuk Linggau.
-
27 Desember 2020
😂😂😂
Ga terbayangkan malunya
TORO617 tulis:
Ingat saat SMA pulang sekolah saat itu saya kelas 1. Saya pikir ada Persekutuan Siswa Kristen yg biasanya dari kelas 1 sampai kelas 3 tanpa ragu-ragu masuk ke ruangan dan duduk di deretan depan, perasaan mereka menatap keheranan, dan guru agama memberi tahu bahwa sedang dalam pelajaran agama kelas 2. Dengan perasaan malu ke luar kelas dan pulang. Gila, pantes biasanya banyak orang lha ini jumlahnya berbeda. Ini nih kalau tdk lihat jadwal.
-
27 Desember 2020
Indahnya...
ELISA652 tulis:
Ada saat SMA dapat surat cinta dari kakak senior, tiap hari surat-suratan lewat laci meja kebetulan Elisa masuk pagi, kakak itu masuk siang, jadi semangat ke sekolah, tiap hari begitu sampai sekolah periksa laci, kalau ketemu balasan surat senangnya minta ampun, itu cinta pertama yang tidak sempat diketahui orangnya karena keburu pindah ke Lubuk Linggau.
-
27 Desember 2020
Kalau saya lebih banyak moment memalukan pas waktu sekolah 😂😂
-
27 Desember 2020
MEI525 tulis:
Filateli juga kah?
Ada tulisan menarik ni, saya share di sini ya Selamat Natal dan Selamat Merayakan Pesta keluarga Kudus. Berikut satu bingkisan hadiah berupa tulisan untukmu semua. Tulisan ini sudah dipublikaskan di Majalah Kana
"Pesan Tertulis dan Rindu Menanti'
Tanggal 26 Oktober 2020, seorang mahasiswi mengejutkanku dengan informasinya yang unik. Saya menyebutnya unik karena informasi ini mematahkan pandangan bahwa generasi milenial sudah tenggelam dalam arus deras revolusi teknologi informasi.
Adela, satu dari sekian banyak mahasiswa mengisahkan bahwa dirinya masih menulis surat untuk para sahabat korespodensinya di beberapa belahan dunia, salah satunya di Swedia, tempat pacarnya melanjutkan studi. Ia tidak pernah menggunakan fasilitas WhatsApp atau media sosial lain untuk berkabar ke sahabatnya tersebut.
“Saya suka sesuatu yang nyata Pak. Jadi, kalau menulis surat, saya bisa merasakan wujud surat, saya bisa mencium aroma surat, memegangnya, memasukkan surat ke dalam amplop dan mengirimkannya. Untuk menulis surat, saya menyiapkan dan saya berusaha untuk menulis dengan jujur dan tidak terburu-buru. “
Adela, menyebut dirinya filateli. “Pak, saya punya kumpulan prangko dari berbagai negara.” Adela mendekatkan kumpulan prangko tersebut ke layar laptopnya. “Ini dari negara-negara di Eropa dan ini dari Jepang. Orang-orang di Eropa masih menulis surat untuk para sahabatnya. Beberapa kali saya ikut pameran benda-benda filateli jadi saya paham bahwa kebiasaan ini masih dipelihara.”
Cerita mahasiswi kelahiran 2001 tentang hobinya ini, bermula dari pernyataan salah seorang sahabatnya, yang memantik diskusi dengan menyebut bahwa kehadiran media sosial telah turut memberi andil terhadap perubahan cara berkomunikasi orang, yang dulu menggunakan kertas untuk menulis surat, kini secara virtual saja. Adela menjelaskan bahwa di tengah perubahan yang masif, dirinya masih setia menggunakan cara lama. “Selain nikmatnya menulis, saya juga menikmati bagaimana rasanya menunggu surat-surat balasan itu datang. ”
Nikmatnya menulis dan rindu akan balasan surat, itu dua kekayaan yang direbut oleh kehadiran media sosial. Media sosial melipat jarak, pesan yang dikirim saat ini, tak butuh waktu yang lama untuk diterima sahabat di belahan bumi mana pun, sejauh ada akses internet. Segalanya terjadi begitu cepat dan kita tak perlu terlalu lama menata hati, pikiran, dan perasaan sebelum mengirimkan pesan-pesan tersebut. Orang bisa dengan mudah mengobral pesan dan informasi tanpa kuatir dikenakan biaya seperti dulu saat orang mengirimkan telegram.
Batas antara yang riil dan yang nyata
Pernyataan awal Adela bahwa ia suka hal yang nyata – boleh jadi dianggap sebagai lelucon sebab kita sudah terlanjur menganggap apa yang maya sebagai yang nyata.
Kita mafhum bahwa pada era pramodern kehidupan sosial ditandai dengan logika pertukaran simbolik dan era modern ditandai dengan logika produksi, era postmodern ditandai dengan logika simulasi. Dan di era postmodern ini kita sulit membedakan mana realitas sosial yang alami, mana realitas sosial semu, dan mana realitas sosial yang melampaui dirinya sendiri, Baudrillard menyebut realitas terakhir ini dengan hiperrealitas (2006).
Dalam era postindustrial ini, teknologi informasi mendominasi. Dampaknya tidak hanya pada perubahan dalam pola interasi sosial dan cara berkomunikasi, tetapi juga perubahan sikap dan perilaku dalam menyingkapi realias sosial di sekitar kita. Piliang (2004) menyebutkan bahwa di era revolusi informasi, masyarakat berinteraksi di dalam komunitas virtual, internet sebagai jejaring komunikasi menawarkan bentuk komunitasnya tersendiri (virtual community) dengan realitas tersendiri (virtual reality) dan bentuk ruangnya sendiri (cyberspace).
"Keluarga di era Post industrial"
Di dalam keluarga, tiga hal ini: virtual community, virtual reality dan cyberspace menjadi bagian yang harus disadari dalam hidup berkeluarga. Pintu rumah ditutup, lampu kamar dimatikan, tetapi cyberspace tetap terbuka selama gadget dihidupkan, di sana anggota komunitas virtual yang masih melek, berkumpul merayakan realitas mereka tersendiri.
Dulu, ketika pintu ditutup, anak-anak tak punya pilihan untuk pergi mencari temannya di luar rumah, kini situasinya berbeda. Mereka bisa berselancar kapan saja dan bertemu siapa saja. Hal yang sama berlaku bagi ayah dan ibu. Orang hampir tak pernah merasa sendirian.
Masuk dalam cyberspace, itu seperti masuk dalam pasar dengan sekian banyak pilihan. Kita tak punya lagi ruang jedah untuk menanak rasa - mematangkan sikap. Suasana, sebagaimana yang dirawat Adela – perihal menciptakan jedah dan menumbuhkan rindu – tidak lagi terasa sebab apa yang hadir sebagai yang maya sudah tampil sebegitu rupa sehingga kemayaan itu sudah kita terima sebagai kenyataan – batas antara yang maya dan riil sudah diruntuhkan. Pada muara ini, keluarga hendaknya menumbuhkan semangat di dalam diri anggota keluarga untuk tidak segera meleburkan diri di dalam virtual community ketika menghadapi persoalan, tetapi bertemu muka, menyelesaikan persoalan secara bersama, merasakan sentuhan fisik, membaui aroma tubuh, dan berbicara dari mata ke mata.
Membaca Surat dan Perhatian tunggal Keluarga
Di era digital, membaca satu teks di dunia virtual, tidak lagi menjadi perhatian tunggal, selalu ada kemungkinan bagi orang untuk melompat-lompat naskah, berpindah dengan segera dari satu topik ke topik lainnya, bahkan berpindah dari satu teks ke teks lainnya. Ada satu pergeseran dalam cara membaca di dunia virtual yang juga turut mempengaruhi tingkat kesabaran seseorang, ketahanan seseorang di hadapan teks bacaannya, yakni pergeseran dari membaca intensif ke membaca ekstensif. Adel, memilih untuk tetap membaca intensif ketimbang ekstensif, di sana ia memberi hati pada bacaannya. Ia tak membiarkan dirinya mengalah di hadapan pilihan-pilihan informasi yang memanfaatkan hyperlink pada setiap informasinya. Itu yang disebut in depth dan concentrated reading. (Eveland &Dunwoody, 2001)
Pergeseran pada kultur membaca – merembes juga pada cara hidup. Acapkali orang mudah jenuh membaca hati sesama, tidak kuat mendengar secara intensif cerita sesama dan segera mengajaknya melompat-lompat topik pembahasan. Kultur ini mesti juga menjadi awasan bagi keluarga, untuk selalu memberi perhatian secara intensif pada anggota keluarga, mendengarkan setiap detail cerita anak-anak dan keluh kesah mereka, membuat mereka merasa spesial.
Adela dan Keluarga Kita
Sesi diskusi di kelas bersama Adella dan rekan-rekannya melalui zoom meeting berlangsung mulai pukul 13.20-15.000 WIB. Tentu ada banyak hal yang belum Adela kisahkan. Tulisan ini tidak bermaksud mengajak pembaca untuk menjadi seperti Adela, tetapi kisahnya memantik kesadararan kita bahwa perubahan sosial karena pengaruh revolusi di bidang teknologi informasi telah turut mempengaruhi pola perilaku masyarakat, termasuk keluarga. Tempora mutantur et nos mutamur in ilis – waktu berubah dan kita pun berubah di dalamnya dan Adela masih mampu membedakan mana yang riil dan mana yang maya!!! Semoga kita pun demikian, dalam hidup berkeluarga (Bill Halan)
-
27 Desember 2020
MEI525 tulis:
😂😂😂
Ga terbayangkan malunya
Wah sangat, 🙈
-
28 Desember 2020
Alumni Uki ya?
INNE351 tulis:
Nostalgia Jaman Sekolahan --- > Kulineran
Makanan di kantin atw tempat makan sekitaran sekolah. Yg rasanya TOP begete👍
✓ TK-SD : Gulali, Siomay,Soto & Ketoprak.
✓ SMP : Mie ayam bakso.
✓ SMA : Mie ayam bakso, es kacang merah.
Depan sekolah Ada swalayan Dwima bedeuhh burgernya happening dijamannya 👍
SMA deket sekolahan JIS ada tempat makan yg jualan Es Jerman, pinisirin dong tempat jualan di deket sekolahan bule² , minuman apaan ya?? Pikirnya es khas Jerman or negara eropah lainnya.
Pas sampe sonoh .. ahhh elahh Es Jerman ntu adalah Es JERuk MANis 😂😂
✓ Kuliahan ; Tempat makan tenda depan kampus fav. Arsik & Tonggo Tonggo 👍
Maknyussssss deh makanan² di atas kecuali es JERuk MANisnya standard 😂
-
20 Januari 2021
Modus minjem buku,pdhl cuman pengen ngerti rumahnya dimana
-
23 Januari 2021
Nmr tlp rumah km brp? .......
Hanya Telepon Umum koin & Wartel lah solusinya biar tdk ketahuan ortu tlp2an dgn si doi
-
23 Januari 2021
Kenangan waktu TK..
Setiap pulang sekolah saya dan sahabat saya pulang jalan kaki sekitar 100 meter menuju ke sekolah ibuku mengajar. Suatu saat ada ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) mukanya sangar dan pakaiannya kumal.. Kami berdua ketakutan. Sampai jalan mengendap endap di dalam selokan untuk menghindari orang tsb. Begitu bisa melewati...langsung melesat lari bergandengan tangan dengan sahabat saya. Setelah Sampai di SD tempat ibuku mengajar, aku dan sahabatku tertawa lepas. Bebannya sudah lepas..😂
Kenangan waktu SD juga tidak jauh dari saat aku TK.Saat pelajaran olah raga biasanya kita ke lapangan pemda. Waktu itu pelajarannya digunakan untuk baris berbaris, tiap regu ada 6 orang. Berhubung aku paling mungil, otomatis paling belakang dong. Saat kita serius baris, tetiba dari belakang saya dapat pelukan dari seorang ibu yang memakai topi SD, ternyata ibu itu ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Kagett banget saya sampai si ibu itu aku dorong, eh dia gantian meluk temen yang di depanku. Pasukan baris berbarisnya jadi bubar, alhasil Bapak Guru olahraga lari lari menyuruh ibu itu pergi.
Kenangan waktu SMP pasti tidak jauh dari cinta monyet.. Naksir berat sama kakak kelas 2. Tapi alamakkk yg naksir dia banyak.. Aku sempat diancam sama kakak kelas dan teman lain SMP, untuk tidak boleh naksir kakak kelas tsb. Ehh ternyata cowok yang aku taksir ini sering curi curi waktu buat lewat depan kelasku. Apalagi dia seorang pengurus OSIS, jadi ada saja kegiatannya. Tapi yang paling konyol dia sering ijin ke kamar mandi, supaya bisa lewat di depan kelas saya... Bangga dong saya. Cewek cewek lain nggak digubris, karena dia orang yang cuek. Tapi kalo ketemu saya pasti dia akan tersenyum sambil melambaikan tangan... 😍, dan usut punya usut ternyatahhhh saya sangat akrab dengan ibunya, karena ibunya teman satu kantor ayah saya. Sewaktu TK dan SD, saya sering ikut ayah di kantornya, dan ibu cowok ini adalah genk saya... 😁.
Kenangan waktu SMA.. Banyak banget... 😊
Aku dari Sd sudah koleksi kaset, perangko, koin.. Sebagian besar koleksi kasetku adalah grup band rock, mulai dari bon jovi, poisson, defleppard, saigon kick, g'n'r, skidrow, steelheart, muse, dll. Sewaktu ada even di sekolah, pasti anak band dari sekolah lain jadi pengisi acaranya. Ada satu band dari anak SMA lain, lead guitarnya naksir sama saya.. Saya sering dikirimin lagu lewat radio dan juga dinyanyiin lagu lagunya Fire House... Meleleh dehh... 😁
-
23 Januari 2021
BERTA442 tulis:
Kenangan waktu TK..
Setiap pulang sekolah saya dan sahabat saya pulang jalan kaki sekitar 100 meter menuju ke sekolah ibuku mengajar. Suatu saat ada ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) mukanya sangar dan pakaiannya kumal.. Kami berdua ketakutan. Sampai jalan mengendap endap di dalam selokan untuk menghindari orang tsb. Begitu bisa melewati...langsung melesat lari bergandengan tangan dengan sahabat saya. Setelah Sampai di SD tempat ibuku mengajar, aku dan sahabatku tertawa lepas. Bebannya sudah lepas..😂
Kenangan waktu SD juga tidak jauh dari saat aku TK.Saat pelajaran olah raga biasanya kita ke lapangan pemda. Waktu itu pelajarannya digunakan untuk baris berbaris, tiap regu ada 6 orang. Berhubung aku paling mungil, otomatis paling belakang dong. Saat kita serius baris, tetiba dari belakang saya dapat pelukan dari seorang ibu yang memakai topi SD, ternyata ibu itu ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Kagett banget saya sampai si ibu itu aku dorong, eh dia gantian meluk temen yang di depanku. Pasukan baris berbarisnya jadi bubar, alhasil Bapak Guru olahraga lari lari menyuruh ibu itu pergi.
Kenangan waktu SMP pasti tidak jauh dari cinta monyet.. Naksir berat sama kakak kelas 2. Tapi alamakkk yg naksir dia banyak.. Aku sempat diancam sama kakak kelas dan teman lain SMP, untuk tidak boleh naksir kakak kelas tsb. Ehh ternyata cowok yang aku taksir ini sering curi curi waktu buat lewat depan kelasku. Apalagi dia seorang pengurus OSIS, jadi ada saja kegiatannya. Tapi yang paling konyol dia sering ijin ke kamar mandi, supaya bisa lewat di depan kelas saya... Bangga dong saya. Cewek cewek lain nggak digubris, karena dia orang yang cuek. Tapi kalo ketemu saya pasti dia akan tersenyum sambil melambaikan tangan... 😍, dan usut punya usut ternyatahhhh saya sangat akrab dengan ibunya, karena ibunya teman satu kantor ayah saya. Sewaktu TK dan SD, saya sering ikut ayah di kantornya, dan ibu cowok ini adalah genk saya... 😁.
Kenangan waktu SMA.. Banyak banget... 😊
Aku dari Sd sudah koleksi kaset, perangko, koin.. Sebagian besar koleksi kasetku adalah grup band rock, mulai dari bon jovi, poisson, defleppard, saigon kick, g'n'r, skidrow, steelheart, muse, dll. Sewaktu ada even di sekolah, pasti anak band dari sekolah lain jadi pengisi acaranya. Ada satu band dari anak SMA lain, lead guitarnya naksir sama saya.. Saya sering dikirimin lagu lewat radio dan juga dinyanyiin lagu lagunya Fire House... Meleleh dehh... 😁
koleki kasetnya keren2, rock oldies 80n 👍
-
23 Januari 2021
GLORIUSNOV760 tulis:
koleki kasetnya keren2, rock oldies 80n 👍
Iya, dari kecil suka lagu Rock..Referensinya dari majalah Hai... Sudah langganan dari SD malah. Walopun sebagian cewek pada baca majalah Aneka, Mode, dll. Paling suka posternya Sebastian Bach.. 😁.. Suka juga Dream Theater, Mr Big, Europe, Ugly kid joe, Yngwie Malmsteen, Bruce Dickinson, linkin' park, Avanged Seven Fold, disturb, 30second to mars..apalagi ada Jared Lettonya 😁, Nightwish "phantom of the opera" n "sleeping sun", Within temptation. One Ok Rock, Aku juga suka Secret Garden, Enya, Lauren Daigle, Gummy, Nella karisma.. 😊
-
23 Januari 2021
BERTA442 tulis:
Iya, dari kecil suka lagu Rock..Referensinya dari majalah Hai... Sudah langganan dari SD malah. Walopun sebagian cewek pada baca majalah Aneka, Mode, dll. Paling suka posternya Sebastian Bach.. 😁.. Suka juga Dream Theater, Mr Big, Europe, Ugly kid joe, Yngwie Malmsteen, Bruce Dickinson, linkin' park, Avanged Seven Fold, disturb, 30second to mars..apalagi ada Jared Lettonya 😁, Nightwish "phantom of the opera" n "sleeping sun", Within temptation. One Ok Rock, Aku juga suka Secret Garden, Enya, Lauren Daigle, Gummy, Nella karisma.. 😊
wahhhh keren ini mbak 👍
dream theater, mr. Big, europe, sebastian bach (skid row), nightwish (gothic metal), bruce dickinson (iron maiden), Yngwie Malmsteen 👍🤘dll ..... koleksi2 era saya sekolah dulu
23 Januari 2021 diubah oleh GLORIUSNOV760