Mengotori Langit
-
8 Agustus 2015
MENGOTORI LANGIT
Suatu hari seorang lelaki pemarah menemui Sang Kakek. Dia mendamprat Kakek dengan kata-kata kasar. Sang Kakek mendengarkanya dengan sabar, tenang, dan tidak berkata sepatah pun.
Akhirnya lelaki itu berhenti memaki. Setelah itu, Kakek bertanya kepadanya,”Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu ?” “Tentu saja menjadi milik si pemberi.” Jawab orang itu.
”Begitu pula dengan kata-kata kasarmu,” timpal Kakek .”Aku tidak mau menerimanya, jadi itu adalah milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri.Aku mengkhawatirkan kalau nanti kamu harus menanggung akibatnya, karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan.
Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”
Lelaki itu mendengarkan Sang Kakek dan merasa malu. Ia meminta maaf dan kemudian pergi.
Kita tidak bisa mengotori langit (Meludah ke langit)
YANG TIDAK PERCAYA SILAKAN MEMBUKTIKAN SENDIRI. MELUDAHLAH VERTIKAL KE ATAS, KAMU MEMBUKTIKAN BAHWA KAMU TELAH MELUDAHI WAJAHMU SENDIRI. Hahaha... BIJAKLAH -
8 Agustus 2015
Ya benar..
Ayat yg mendukung: 'Apa yg ditabur orang, itu juga yg akan dituainya'..
Ga perlu dibuktikan.. itu sudah hukum alam
Btw, ilustrasi diatas bagus juga.. ^_^
-
9 Agustus 2015
Terima kasih atas renungan di atas.
Apa yang sudah diucap susah untuk ditarik kembali.
Happy Sunday all.
-
9 Agustus 2015
Setiap kata adalah doa ...."bila ada yang mendengar,
Bila gak didengar.... hanya jadi suara motor lewat ' bising ....
-
9 Agustus 2015
Tujuan dr tulisan ini adalah menumbuhkan sikap EMPATI dlm kehidupan sehari-hari.
-
9 Agustus 2015
Thanks atas renunganx yaa..