Siap Terima Tantangan Ini? Mungkin Terlihat Remeh, tapi....

CRISTIANO501 tulis:

Iya emang buat wnta sih pertanyaan ini.. tp ada aja pria yg lompat, jadi mhn ijin mau lompat juga (walau stengah kaki wkwk)  This is simple (IMO),  'manusia bkn hanya hidup dari roti saja'  mngkin bisa di elaborasi mkna FT itu lbh dlm (let it be your part)

....

But remember, hal yg penting  yg ku pljari dlm case spti ini adalah wanita tetap harus punya jiwa penundukan, krn 'breast cancer' yg mematian sering tumbuh pada wanita karir tnpa disadari adalah persoalan submissin dan unhealthy ego. No offence, peace & Gbu all woman. kaboor      

Kenapa wanita karir beresiko terkena breast cancer? Terus, apa artinya jiwa penundukan? Apa itu perosalan submissin dan unhealthy ego? Bisa tolong kasih contohnya? Terakhir, apakah memang ada sumber yg mengatakan bhw ada hubungan antara wanita karir dan breast cancer?

weleh.. weleh..

ada yg minta di jitak nih

LOL

CRISTIANO501 tulis:

...

But remember, hal yg penting  yg ku pljari dlm case spti ini adalah wanita tetap harus punya jiwa penundukan, krn 'breast cancer' yg mematian sering tumbuh pada wanita karir tnpa disadari adalah persoalan submissin dan unhealthy ego. No offence, peace & Gbu all woman. kaboor      

Aaah mei... kek mancing ikan aje

MEI525 tulis:

......

ada yg minta di jitak nih

LOL

Berharap ada yg terpancing?

CRISTIANO501 tulis:

Aaah mei... kek mancing ikan aje

Sebagai yang udah pernah menjalani tanggung jawab ngurus anak dan ngurus kerjaan dengan bantuan orang tua, aku udah bisa memperhitungkan jenis bantuan yang diperlukan kalau ingin mempertahankan karir. Dan untuk itu aku juga udah siap buat mencari bantuan itu kalau nanti diperlukan.

Pertanyaannya, si abang calon suami nanti masih ngizinin aku kerja ga? Kayaknya sih sebaiknya iya, daripada nanti istrinya berubah jadi mak lampir karna frustrasi ga bisa mengaktualisasi diri, atau istrinya berubah lemot dan kudet karna otaknya ga dikasi kesempatan berkembang secara optimal 🤣🤣🤣

Pas baca ini langsung ngucap amit-amit, amit-amit plus ketok² meja.

LISA551 tulis:

daripada nanti istrinya berubah jadi mak lampir karna frustrasi ga bisa mengaktualisasi diri, atau istrinya berubah lemot dan kudet karna otaknya ga dikasi kesempatan berkembang secara optimal 🤣🤣🤣

Hihihi

SAURIA580 tulis:

Pas baca ini langsung ngucap amit-amit, amit-amit plus ketok² meja.

ANITA089 tulis:

Kenapa wanita karir beresiko terkena breast cancer? Terus, apa artinya jiwa penundukan? Apa itu perosalan submissin dan unhealthy ego? Bisa tolong kasih contohnya? Terakhir, apakah memang ada sumber yg mengatakan bhw ada hubungan antara wanita karir dan breast cancer?

Waduuh mesti di jelaskan lg satu per satu ya.. Ok deh..

Kenapa wanita karir beresiko terkena breast cancer?

=> Itu pake quote unquote sis, makna nya bkn denotatif tapi bermakna konotatif (bukan makna sebenarnya).

Terus, apa artinya jiwa penundukan? Apa itu perosalan submissin dan unhealthy ego?

=> ku percaya banyak ladies disini paham sampe di titik ini, jk perlu di pertegas bhwa persoalan wanita karir yg sering bermasalah dlm hubungan keluarga itu bukan pada karir nya, tapi pada 'jiwa' nya. Sbtulnya pria yg 'sehat' juga senang kl istrinya punya karir yg baik. Sama2 tumbuh dalam jiwa, mental & intelektualitas nya yg sehat, IMO, itu menyenangkan bagi keduanya.  Pria juga gak mau jika pria berkembang tapi istrinya jadi lemot plus lelet krn mentalnya ketinggalan. Istri yg berkembang baik itu (IMO) sangat menyenangkan, kl suami pulang rumah punya 'sparing partner'. Kt bisa berdiskusi bnyak hal yg berkualitas dan ketawa bersama2.. I'd love it!  (coba kl aku sendiri punya istri cantik tp lemot.. waduuuh  amit2..  perish the thought )  Cerdas itu 'seksi', cantik itu bonus, kl aku gak akn di balik tuh

Masalah yg sering gak disadari wanita karir itu tumbuh nya 'ego' yang tidak sehat. Merasa jadi hebat, super independent, earning more, merasa punya banyak opsi. Merasa menjadi queen dan 'mengambil alih kemudi'.  That is what I meant by like 'cancer' developed without her knowing it. And trust me it is killing you.  

Hope it is clear Nit.. Peace & Gbu all..

ok, ok. thanks. yah ampun....aku sampe browsing2 soal hubungan breast cancer dan career women. anehnya, ada pula hubungannya yaitu stres dlm pekerjaan yg ditahan2 bs memicu penyakit tsb.

CRISTIANO501 tulis:

Waduuh mesti di jelaskan lg satu per satu ya.. Ok deh..

Kenapa wanita karir beresiko terkena breast cancer?

...

Hope it is clear Nit.. Peace & Gbu all..

Topiknya"Siap Terima Tantangan ini?Mungkin Terlihat Remeh,tapi....

Bagi saya masalah sepele .

SAMI940 tulis:

Topiknya"Siap Terima Tantangan ini?Mungkin Terlihat Remeh,tapi....

Bagi saya masalah sepele .

ok, ga papa. Bisa tolong dijelaskan kenapa bagimu ini masalah sepele? Maaf, Sami, kalo boleh tau dulunya almarhumah istri kerja atau engga pas menikah dng mu? jika iya, beliau kerja apa? Mnrt Sami, beliau menikmati engga mengerjakan tugas rt, mengasuh anak sambil kerja?

saya sudah lewatin semuanya,Iyah sama-sama bekerja,staff finance,..Iyah seorang istri (Yang BIJAKSANA)menikmati /engga, saya gak tahu.Jelas itu keputusannya.

ANITA089 tulis:

ok, ga papa. Bisa tolong dijelaskan kenapa bagimu ini masalah sepele? Maaf, Sami, kalo boleh tau dulunya almarhumah istri kerja atau engga pas menikah dng mu? jika iya, beliau kerja apa? Mnrt Sami, beliau menikmati engga mengerjakan tugas rt, mengasuh anak sambil kerja?

.

Mayoritas penyebab breast cancer adalah faktor stress & terlalu tertekan. Makanya ati2 jika sering tertekan batin. Stress ini khan bukan hanya berasal dari tekanan pekerjaan tetapi banyak juga berasal dari lingkungan keluarga. Misalnya mertua yg cerewet dan keras, suami yg otoriter dll.

Istri/wanita yg happy sangat jarang terkena breast cancer.

Ga percaya, coba di amat-amati dgn seksama riwayat atau kondisi lingkungan sso yg terkena breast cancer, kanker servik. Aku punya teman, mamanya meninggal gegara kanker servik. Ternyata dari pengakuan anaknya itu, mmg mamanya banyak mikir dan mendam. Suaminya Pendeta tapi cerewet dan perfecsionist. Mamanya sering mengalah agar aman. Aplg suami Pendeta ga mgkn cerai khan. Apa kata dunia...😁

Anaknya ada yg agak cacat. Wanita lagi. Trus punya anak laki jg kurang beres. Nah, mamanya terlalu dibawa dipikirannya. Akhirnya terkena kanker servik.

Contoh lain. Aku punya teman kuliah saat S2, dia cerita mamanya meninggal akibat breast cancer. Mamanya org yg sangat serius, apa2 di pikir.

Belajar dari mamanya maka temanku itu ga mau stress2 menjalani hidup. Aku senang berteman dgn dia, kl bareng ama dia kita ketawa mulu. Kami selalu cari hal yg bisa bikin kami ketawa lepas.

Andai aku bertemu teman lagi yg seperti dia. Aku aslinya org yg serius dan ga gampang ketawa. Belajar dari org2 yg sakit karena terlalu serius, ambisius, jaim dll mknya sekarang aku tidak mau mikir yg berat2 aplg berdebat utk hal yg tdk penting. Even kdg suka kebawa arus jg.

😁😁

ANITA089 tulis:

ok, ok. thanks. yah ampun....aku sampe browsing2 soal hubungan breast cancer dan career women. anehnya, ada pula hubungannya yaitu stres dlm pekerjaan yg ditahan2 bs memicu penyakit tsb.

Ada pria mapan nyari istri mapan spy kondisi finansial bisa stabil. Banyak jg lho. Kondisi zaman kedepan tantangan2nya makin berat. Mereka yg kondisi finansialnya aman dan stabil hidupnya tidak akn susah.

Makanya di jaman covid ini, mereka yg finansialnya stabil hidupnya tetap sejahtera.

Semakin banyak sumber income semakin bagus.

Pria mapan tp tetap memanfaatkan harta istri jg pasti adalah. Di dunia yg sekarang.ini type manusia apapun ada sis..😁

ANITA089 tulis:

OK. Thanks Echy. Tapi ada emang pria mapan yg tetap materialistis (tetap nyari istri mapan juga dan tetap ingin bergantung pd uang istri)?

Oleh krn itu (IMO) membuka wawasan seluas luasnya tentang realita kehidupan ini (baik wktu maupun tmpat) akan sangat bermanfaat. Zaman ini hal yg paling berharga (yg ku pelajari) yg kita harus miliki --dlm decision making process, adalah mendapatkan perspektif yg benar. Why is that so? Dari perspektif yg salah akan membawa pada kesimpulan yang salah, dari kesimpulan2 yg salah akan  mendorong tindakan dan keputusan2 yg salah pula. Di sanalah 'bencanya' nya.

Itulah manfaat nya forum sprti ini... be blessed all

ANITA089 tulis:

Ladies, wanita jaman now cenderung ingin menikah dan berkarir juga. Kamu siap atau engga utk menjalankan keduanya? Saat ini banyak cewek kerja dari rumah di zoom/google chrome dll. Meski demikian, tetap hrs konsentrasi jg. Blm tentu bs sambil mengerjakan tugas rt atau mengasuh anak.

Kamu siap terima tantangan ini (nikah dan mempertahankan karir)?  Mungkin ini terlihat remeh krn banyak wanita nikah dan berkarir jg. Tapi bs puyeng kan dlm kenyataannya?

Ga pusing kok.

Balance malahan.

Menikah berkeluarga menjadikan wanita sesuai kodratnya.

Berkarir untuk Me Time wanita juga.

Saya salut sama bbrp senior kantor lama dan baru, yg berkarir ada jabatan, lalu suami anak2 tetap terurus kebutuhan pribadi mereka. Ada pembantu, ya untuk bantu diluar urus suami dan anak2 tentunya.😄

Numpang nulis.

Wanita menjalankan keduanya ketika sudah berkeluarga, bisa bisa aja sih.

Prioritas nya keluarga dulu, karir sebagai penunjang.

Klo bisa kerja dirumah lebih bagus, tapi klo emang mau tetap kerja kantoran its ok, yg penting jgn di forsir. (Mengejar 2 kelinci sekaligus emang cape, pilihannya tinggal kita meningkatkan usaha kita 2x lebih keras, yg automatis menguras tenaga, atau mengerjar salah satu dulu dapat baru kejar yg satu lagi).

Memang lebih baik wanita kejar karier sampe posisi dmn tidak menguras waktu dan tenaga, jadi bisa pulang tepat waktu, cukup tenaga buat melakukan RT, klo bisa dibicarakan pembagian pekerjaan rumah dgn suami.

Ujung ujungnya time management dan stress management. Selama keduanya bisa dikontrol silahkan saja wanita berkarir seluas dan setinggi apapun.

Syukurlah kalo pada merasa sanggup multi-tasking.

Aku aneh sendiri nih. Ketika berumah tangga dulu, aku kalo kerja non stop dari masak nasi, nge laundry, masak lauk s/d nyetrika aku tuh anteng2 aja meski capek. Ketika gadis dan janda, kalo berkarir smpe ada kerjaan yg hrs dibawa ke rmh sampe begadang2 ngejer deadline ya aku tetap bs tenang meski puyeng. Tapi kalo kedua jenis pekerjaan itu digabungkan (tugas rt dan karir) , aku bawaannya tuh bakal panik uring2an, marah. sampe banting barang dan teriak marah kalo diganggu.  Ada yg kyk aku? Knpa ya aku begini?

ANITA089 tulis:

Syukurlah kalo pada merasa sanggup multi-tasking.

Aku aneh sendiri nih. Ketika berumah tangga dulu, aku kalo kerja non stop dari masak nasi, nge laundry, masak lauk s/d nyetrika aku tuh anteng2 aja meski capek. Ketika gadis dan janda, kalo berkarir smpe ada kerjaan yg hrs dibawa ke rmh sampe begadang2 ngejer deadline ya aku tetap bs tenang meski puyeng. Tapi kalo kedua jenis pekerjaan itu digabungkan (tugas rt dan karir) , aku bawaannya tuh bakal panik uring2an, marah. sampe banting barang dan teriak marah kalo diganggu.  Ada yg kyk aku? Knpa ya aku begini?

Time management saja.

Ada benarnya juga. Thanks, Tillie. Mengatur waktu bs banyak menyelesaikan masalah. Selain itu mnrt ku sih sebenarnya org serumah jg seharusnya bs diajak bekerjasama. Seharusnya. Cuma yaaah ... susah jg terutama di saat misalnya aku mesti nge host zoom di rumah eh di rumah ada keluarga yg jg butuh bantuanku di saat yg bersamaan.

TILLIE769 tulis:

Time management saja.

CRISTIANO501 tulis:

Waduuh mesti di jelaskan lg satu per satu ya.. Ok deh..

Kenapa wanita karir beresiko terkena breast cancer?

...

Hope it is clear Nit.. Peace & Gbu all..

🤣🤣jd panjang

Our perspective creates our reality.

CRISTIANO501 tulis:

Oleh krn itu (IMO) membuka wawasan seluas luasnya tentang realita kehidupan ini (baik wktu maupun tmpat) akan sangat bermanfaat. Zaman ini hal yg paling berharga (yg ku pelajari) yg kita harus miliki --dlm decision making process, adalah mendapatkan perspektif yg benar. Why is that so? Dari perspektif yg salah akan membawa pada kesimpulan yang salah, dari kesimpulan2 yg salah akan  mendorong tindakan dan keputusan2 yg salah pula. Di sanalah 'bencanya' nya.

Itulah manfaat nya forum sprti ini... be blessed all

ANITA089 tulis:

Ada benarnya juga. Thanks, Tillie. Mengatur waktu bs banyak menyelesaikan masalah. Selain itu mnrt ku sih sebenarnya org serumah jg seharusnya bs diajak bekerjasama. Seharusnya. Cuma yaaah ... susah jg terutama di saat misalnya aku mesti nge host zoom di rumah eh di rumah ada keluarga yg jg butuh bantuanku di saat yg bersamaan.

Haa-“yesss,,,,aku ngalamin pas wfh awal covid. Buyar bubar yg namanya Time Management, jadwal dll. Akhirnya bikin jurnal baru…list jadwal zoom meeting2 supplier, vendor, ISO (yg paling makan banyak waktu, zoom kudu kamera nyala n kuota🤦‍♀️), sama jadwal2 owner ma para bos bakalan telp. Yes, kl org lain ga mendukung mmg sumber masalah. Rekan ku pas wfh ditanyain kerjaan jwbnya selalu lg wfh🤦‍♀️. Kl bos tanya, jwbnya sudah fu by wa, tp buktinya ga ada pas di minta ss. Jd dah aku bemper kerjain kerjaan dia. 😤

Bersyukur pas wfh kiddo dan orang rumah aman. Malah bisa selipin doing laundry pas lg zoom. 😂 plus masak masakan baru yg belum pernah aku buat. 😊

Pastinya owner n para bos nanya kudu bisa jwb. Kiddo pun terurus dgn baik dan benar. 🥰😍😍😍

Pilih jadi ibu rumah tangga. G ada aturan yang mengharuskan wanita hrs berkarier. Kalo sanggup jalani, bila sdh g sanggup ya nikmati jadi ibu rumah tangga. Saya pernah kerja jadi karyawan di perusahaan pesawat misionaris, sy pernah punya usaha sendiri ( warnet ), dan saya juga terikat pelayanan. Tapi ujung-ujungnya g mampu juga. Anak terbengkalai, lupa jemput, lupa kasih makan, lupa aktivitas tambahan di sekolah, punya karyawan tapi macam g bisa ikut skedul yg sdh kita tetapkan. Ya mereka juga manusia , bukan tahu yg bisa kita utak atik , bentuk sesuai keinginan kita. Kadang mereka bisa ngikutin, tapi cenderung hrs diperintah ². Capeknya tuh disitu, kurang pengertian minta disuruh ² terus. Belum ketemu mertua, ipar² yang minta perhatian lebih... capeknya double². Ketemu org yg tdk pengertian, egois dalam pelayanan bikin tambah berat. Sering begadang, terlambat makan. Itu yg memukul  kaki hingga loyo. Mulailah penyakit bermunculan. Dari situ ambil komitmen. G harus. Boleh bantu suami dalam bisnis. Tapi g hrs tggu sakit utk berhenti. Seperlunya. Kesehatan lebih penting, anak lebih penting, keluarga juga penting. Uang bisa dicari. Tapi bila org 2 yg kita sayang eror, hancur hubungan, atau bisa jadi kehilangan. Untuk apa uang yg banyak itu, jabatan, karir itu bila semua jg berlalu. Semua bisa berjalan kalo semua seimbang. Tapi bila sdh berat sebelah, pilih ngalah...toh wanita diharuskan hanya jd penopang suami dan merawat, bantu anak² jadi manusia seutuhnya. Terserah laki² bisa terima kah tidak alasanku. Utk jenis laki2 kota pasti tdk mau digantungi wanita, tapi untuk laki2 sederhana , baginya ada seseorang yang ready dan mendukung pasti ada. Itu pengalaman yang kumiliki. Pada akhirnya g mau ribet, g mau stress, dan g mau kehilangan lagi.

👍👍

Hebat kalau usaha sdr kak. Sy belum bisa nih. Krn kendala karyawan ga bisa dilepas jg. Ini jadi kerja double sdr cost lbh gede. 😒Jd msih kantoran dl deh dgn 2 owner yg demanding telp jam ga kira2.😒😒🤦‍♀️ Pdhal uda diinfo jam tdr sy jam 10. Tp bersyukur masih punya me time dan kiddo time, trutama Sabtu dan Minggu. Kl usaha sdr malahan full kerja saya. 😒

Sehat2 selalu kak demi anak2 dan hubby to be.

YOHANA095 tulis:

Pilih jadi ibu rumah tangga. G ada aturan yang mengharuskan wanita hrs berkarier. Kalo sanggup jalani, bila sdh g sanggup ya nikmati jadi ibu rumah tangga.

....

Pada akhirnya g mau ribet, g mau stress, dan g mau kehilangan lagi.