Siap Terima Tantangan Ini? Mungkin Terlihat Remeh, tapi....

TILLIE769 tulis:

Our perspective creates our reality.

Sure.. I personally think (at this point), the greatest human asset is perpective.  (ini juga perenungan lama). Kualitas hidup di tentukan oleh perspektif kita. Perpektif itu jadi kekayaan terbesar mc. Coba jika dapat uang banyak, karir yg baik, capai pendidikan trtinggi, popolaritas, bahkan jodoh yg baik, tapi pnya perpektif yg 'salah' dlm menjalani hari2 hidup ini.. itu pasti akn jadi malapetaka besar. (sounds confusing.. isn't it?  Yes it is ..)

Sorry nih mungkn ga nyambung: sepertinya ga ada org yg bisa mendapatkan segala2nya (dpt duit banyak, karir bagus, pendidikan tertinggi, populer dan dpt jodoh yg baik). Biasanya hidup manusia itu ngejomplang (karir bagus, jodoh susah atau dua2nya ancur tetapi badan lumayan sehat).

Ini versi nyambungnya: cara berpikir yg salah memang sih bs menghancurkan kebahagiaan kita sendiri.

CRISTIANO501 tulis:

Sure.. I personally think (at this point), the greatest human asset is perpective.  (ini juga perenungan lama). Kualitas hidup di tentukan oleh perspektif kita. Perpektif itu jadi kekayaan terbesar mc. Coba jika dapat uang banyak, karir yg baik, capai pendidikan trtinggi, popolaritas, bahkan jodoh yg baik, tapi pnya perpektif yg 'salah' dlm menjalani hari2 hidup ini.. itu pasti akn jadi malapetaka besar. (sounds confusing.. isn't it?  Yes it is ..)

Tuhan sudah atur hidup manusia jadi bersandarlah kepada Dia.

Selama manusia berusaha dan berdoa. dan Jangan malas

CRISTIANO501 tulis:

Sure.. I personally think (at this point), the greatest human asset is perpective.  (ini juga perenungan lama). Kualitas hidup di tentukan oleh perspektif kita. Perpektif itu jadi kekayaan terbesar mc. Coba jika dapat uang banyak, karir yg baik, capai pendidikan trtinggi, popolaritas, bahkan jodoh yg baik, tapi pnya perpektif yg 'salah' dlm menjalani hari2 hidup ini.. itu pasti akn jadi malapetaka besar. (sounds confusing.. isn't it?  Yes it is ..)

Nay, I got it. Not confusing at all. 😃

TILLIE769 tulis:

Nay, I got it. Not confusing at all. 😃

Great if it's understood so well.. Hope that applies to many.. (as I talked to many people about this, I doubt if they are holding the right map in hand)  

CRISTIANO501 tulis:

Great if it's understood so well.. Hope that applies to many.. (as I talked to many people about this, I doubt if they are holding the right map in hand)  

Too well apparently. 😄

Karena positive perspectives yg selama hidup di ajarkan orangtua dan great people yg sy temui memberi positif perspektif, jadi saya bisa terima tantangan berkeluarga dan berkarir easily. 😊

As for other people ya talked to, mereka hanya bisa menerima sesuai perspektif pengalaman hidupnya. That’s how far they get it.

Iya aku maklum.. krn emang ga semua org hidup didunia ini diberi kesempatan yang sama untuk melihat semua fenomena nyata dlm hidup ini.  Tapi aku menyaksikan sebagian org2 disekitarku yg menghidupi .'paket' itu lbh utuh. Is that a perfect life? NO, it isn't..  but at least.. karir, keluarga bahagia, diberkati, pendidikan mumpuni, anak2 yg talented,  jauh dari konflik, dekat dgn Tuhan itu bisa ngumpul dlm suatu paket.. Apakah itu utopia? No, it isn't.  It just real in my own eyes...  

This is my point. if I don't have a change to see that in a real life.. I will surely have a different perspective.    Gracias..

ANITA089 tulis:

Sorry nih mungkn ga nyambung: sepertinya ga ada org yg bisa mendapatkan segala2nya (dpt duit banyak, karir bagus, pendidikan tertinggi, populer dan dpt jodoh yg baik). Biasanya hidup manusia itu ngejomplang (karir bagus, jodoh susah atau dua2nya ancur tetapi badan lumayan sehat).

Ini versi nyambungnya: cara berpikir yg salah memang sih bs menghancurkan kebahagiaan kita sendiri.

Dulu saat aku masih sekitaran SMA (mgkn pada saat itu sering lihat film2 ttg wanita yg jd sekretaris ato pramugari) aku pengennya kalo udah nikah gak bekerja. Cuma ngurus rumah tangga, antar jemput anak, dan urusan istri lainnya. Tapi jalan hidup berkata lain, aku gak jadi pramugari dan aku harus tetap bekerja sampe nanti. Aku skrg menikmatinya dan berharap gak akan ada masalah saat aku menikah nanti. Kalo urusan pekerjaan rumah msh bisa dikerjakan berdua dg pasangan hrs saling membantu, untuk anak yg msh balita nanti akan aku carikan pengasuh tp harus diawasi sama neneknya selama aku kerja saja. Kalo udah pulang ya aku ambil anakku. Sementara nyicil proposal seperti itu yaa😊 nanti klo jodohnya udah dtg tinggal ttd 😄😄