Apakah dengan berpasangan seseorang terhindar dari rasa Sepi

Independent woman

AVE856 tulis:

Ga sepi walau di tempat yg sepi.. makin sepi makin asyik.. kayanyaa y kayanyaa...🤭

Kenyataannya memang manusia butuh teman hidup agar terhindar dari rasa sepi

Hehe..ya bener gelar buat perempuan..klo laki2 gusti

Cantik bahasa untuk menggoda aj kakaku.. 😋

KATHARINA781 tulis:

Bukannya itu gelar ya? Baru tahu kalau itu artinya🤔

ABNER456 tulis:

Dayu itu sebutan Ida ayu org Bali artinya cantik 🤭🤣

Klo anaknya udh gede,bs ikt anak..klo anak masih kecil tetap aj sepi di hati 😛

Gak sepi juga drpd punya pasangan hidup yg salah.

Banyakin kegiatan, aktivitas sosial dll.

Tanyaho

Gak juga lah, banyak itu yg berpasangan sukanya di tempat yg sepi².

Berpasangan dalam artian nikah?

Menurut saya harusnya sih ga merasa kesepian, tapi ini kan sifatnya asumsi, klo bicara realitanya sih mungkin saja terjadi,kecocokan itu kan tidak selalu pasti dalam semua lini, di lini-lini dimana pasangan tidak bisa/ tidak suka disitulah kita kesepiannya, tapi kesepian ini kan bisa diisi oleh orang yg kita disebut teman/ komunitas.

SPARTA961 tulis:

Gak juga lah, banyak itu yg berpasangan sukanya di tempat yg sepi².

Hayoloooohhh

Kayaknya banyak deh denger testimoni pasaangan yg berselingkuh gara2 kesepian krn pasangannya sibuk atw gak ada kecocokan

WIE248 tulis:

Berpasangan bisa mungkin sebagai teman hidup bersama maupun pendamping di kerutinan.

Dengan demikian bukankah seseorang akan merasa jauh dari rasa sepi apabila sudah mendapatkan kecocokannya.

Bagaimana menurut kawan2 di topik shaja ini agar semua kita dengan semoga dapat kian meluaskan pandangan hidup skaligus mungkin lebih memelihara bekal berpasangan bila kecocokan sudah diperoleh.

sependapat mba, kecocokan yang sudah dirintis bersama sejak awal jika tidak dirawat menimbulkan suatu kesenjangan dimulai adanya komunikasi yang seiring waktu berkurang atau adanya suatu perselisihan yang tidak kunjung selesai, dan sibuk dengan urusannya masing masing, padahal disuatu sisi mungkin salah seorang ingin bertukar pendapat dan pikiran, curhat dll. alih alih jadi pendengar yg baik justru tidak mau tau dengan alasan berbagai hal lelah, sibuk dll. Salah seorang mulailah timbul merasa kesepian, dia butuh teman bicara alhasil merasa tidak mendapatkan didalam rumah akhirnya curhat pada orang lain ntah itu temannya, sahabatnya atau teman kerjanya sebagai pelarian khususnya berlawan jenis. Saat temannya merespon dan si dia merasakan adanya suatu kenyamanan timbul benih benih baru. Ibarat sebuah benang yang hampir putus diharapkan masing masing peka dalam keadaaan seperti itu dan siapa saja bisa berinisiatif yang memulai "menyambungkan benang tsb" sepanjang bisa menurunkan tensi rasa ego yg dimiliki jika niatnya tetap ingin bersama. Perselingkuhan saya menganggap suatu pelarian salah satu sebab dari mulai menurunnya keharmonisan dan kurangnya komunikasi keduanya, kecuali ada hal lain.

CIBINK654 tulis:

Kayaknya banyak deh denger testimoni pasaangan yg berselingkuh gara2 kesepian krn pasangannya sibuk atw gak ada kecocokan

Berpasangan tidak serta-merta terhindar dari rasa sepi. Misalnya, ada waktu dimana kita sangat membutuhkan pasangan untuk mensupport kita, tapi nyatanya diwaktu tersebut pasangan kita justru memiliki kegiatan/aktivitas lain/kesibukan lain yg harus menganaikan kita. Disaat seperti itulah rasa sepi menghampiri.

Kemarin saya cukup intens chat dengan salah satu teman di JK. Semakin lama mengobrol, semakin mengenal dia, semakin merasa kesepian.

Lalu saya mencoba beberapa permainan dengan mengandalkan alam. Benar saja, Kami tidak bisa bertemu dan itu artinya saya harus stop. Lalu dia menerima begitu saja.

Saya jadi paham mengapa rasanya sepi meskipun mengobrol panjang lebar, karena mungkin tidak ada perhatian dalam obrolan itu, meskipun saat membacanya seolah-olah dia sangat serius (saya rasa itu ditujukan kepada banyak wanita). Keseriusan palsu akan terasa palsu (pikiran saya).

Tapi, bisa saja semua "rasa sepi" itu merupakan produk yg salah dari pikiran dan perasaan saya. Bisa saja orang itu baik dan betul-betul menunjukkan perhatiannya. Semua hal mungkin saja terjadi kan.

Punya pasangan tidak berarti kita akan bebas dari rasa sepi. Semua tergantung bagaimana pikiran dan perasaan kita mengolah kejadian-kejadian disekitar kita.

Bener Sis...ber-PH mungkin bisa 'mengurangi' rasa sepi, tapi tidak bisa 'menghilangkan' rasa sepi. Sebab yg bisa memberi solusi sempurna 100% tuntas itu hanya Tuhan Yesus. Manusia tidak ada yg bisa perhatian 24/7 tiap saat, hanya Tuhan lah yg mampu memberi kepuasan.

Jadi jika berharap punya PH bisa menghilangkan rasa sepi, itu pasti akan kecewa, dan ahkirnya terus menuntut, mengharap, mencari (terus tetep gak bisa dipenuhi tuntutan tsb) dan akhirnya kecewa dan dikira bisa ketemu org lain (PH lain) yg bisa perhatian/memberi kepuasan/hilangkan rasa sepi 100%. Yah terjadilah noleh2 sana sini, akhirnya selingkuh (karena awal2 perkenalan itu pastinya menggebu-gebu, dan dikira bisa bertahan gebu2nya seumur hidup -- alias gak realistis).

SHEMY141 tulis:

Berpasangan tidak serta-merta terhindar dari rasa sepi. Misalnya, ada waktu dimana kita sangat membutuhkan pasangan untuk mensupport kita, tapi nyatanya diwaktu

...

Punya pasangan tidak berarti kita akan bebas dari rasa sepi. Semua tergantung bagaimana pikiran dan perasaan kita mengolah kejadian-kejadian disekitar kita.

Bagus lah...masih ada yg sadar sesungguhnya hanya Yesus Kristus lah yg mampu memberi segala-gala kepuasan tuntas/total.

Sebagai manusia tidak sempurna, kita cuman sebagai ICON yg melambangkan dan menunjukkan ke Dunia, bahwa sebagai PH pengikut Kristiani, kita harus melambangkan hubungan Kristus dan Umat/GerejaNya (Kristus tidak pernah kabur dari TgJwb Dia dan Kasih Setia Nya kepada Umat/GerejaNya) -- supaya bisa jadi saksi hidup dan org lain jadi percaya Tuhan dan konversi ke Tuhan juga.

Oleh sebab itulah sebagai pengikut Kristus yg setia padaNya, kalo jadi PH, apa yg kedua PH perbuat harus senonoh/pantas jadi panutan org lain u/ jadi pengikut Kristus juga....bukan hanya agama KTP saja, bisanya saling nuntut tanpa saling melayani.

Tentu teorinya harus ngerti dulu, baru ada kemungkinan bisa pelaksanaanya, walo itu susah (perlu nyangkal diri dan berkorban)...Semua org pada dasarnya egois, selfish, maunya dilayani dan tidak mau melayani. Penyangkalan diri perlu exist/ada. Hubungan Horizontal (antara sesama) hanya mungkin sehat jika hubungan Vertikal (dengan Tuhan) beres/bener/sehat.

LEONARDI697 tulis:

Pasangan hidup kita yang sesungguhnya ialah Yesus kristus, jadi kalo dihati dan pikiran kita ada Yesus, mungkinkah kita merasa sepi? Sedangkan Dia selalu ada bersama-sama dengan kita. Bahkan sekian banyak cinta didunia tetap cintanya Tuhan yesus ga terkalahkan

Jempol, tingkatan ilmu makrifatnya tinggi.

Dalam ilmu tasawuf, makrifat berarti mengetahui Allah yang Maha Suci dari dekat. Dengan Makrifat, orang tsb lewat hati sanubarinya dapat melihat Tuhan.

Kira2 tingkatannya selevel Henok, Musa, atau Elia yg bertemu Tuhan.

LEONARDI697 tulis:

Pasangan hidup kita yang sesungguhnya ialah Yesus kristus, jadi kalo dihati dan pikiran kita ada Yesus, mungkinkah kita merasa sepi? Sedangkan Dia selalu ada bersama-sama dengan kita. Bahkan sekian banyak cinta didunia tetap cintanya Tuhan yesus ga terkalahkan