Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

Jika Pria/Wanita Memiliki Gangguan Jiwa Apakah Akan Melanjutkan

ForumPersahabatan dan hubungan

1 – 22 dari 22Kirim tanggapan

  • 13 Juni 2022

    halo guys... sekedar penasaran aja sih. Saat pendekatan bila ternyata orang yg kita dekati punya riwayat gangguan kejiwaan, misal anxiety, bipolar, adhd, skizofrenia, border line disorder dll apakah kalian akan melanjutkan hubungan, atau akan mundur teratur?

    alasan menerima apa dan alasan mundur kenapa

  • LUKAS244

    13 Juni 2022

    Jawaban tiap orang bisa beda2.

    Kalau saya pribadi: mundur segera (bukan teratur).

    Pernah coba deket sama cewe, tapi dari app dating lain, mood swing-nya ga karuan. Kemungkinan bipolar. Dari yang tadinya friendly, tiba2 jadi sengit ga karuan. 🤦‍♂️ trauma.

    Dan sepengetahuan saya, pacaran sama orang bipolar itu ga mudah; mentalnya harus kuat. Saya pernah denger, ada anak orang tajir, cewe, bipolar, tapi sulit dapet jodoh. Cowo yang deket pasti pada ga betah; sampe ortu si cewe mohon2 ke si cowo untuk disabar2in.

  • 13 Juni 2022

    Tergantung bagaimana mereka memaknai pernikahan dalam Tuhan seperti apa, kondisi tingkat keparahannya, serta rencana ke depan apakah tetap memiliki anak atau tidak.. tergantung hati dan kesepakatan dua belah pihak..

    Dulu sempat ada yg bahas hal ini di kuliah..

    Jawabannya sebenerny balik lagi kepada kesepakatan dan komitmen merrka berdua.. yg perlu jadi pertimbangan, nanti apakah tetap akan memiliki anak (dg kecenderungan anak akan memiliki riwayat ortu nya, siap ga akan hal ini? Siap ga ngurus anak seperti ini nanti sepanjang hidupnya di luar bagaimana mengurus diri sendiri jika sakit atau merawat pasangan demikian seumur hidup?

    Perihal anak, jika tetap ingin menikah dg pasangan beriwayat, mungkin alangkah baiknya jika mengakat anak lainnya, sehingga memutus rantai riwayat sakit.. mengingat, anak bukan selalu harus anak kandung, tapi bagaimana kita tetap dapat membimbing anak2 lainnya dalam iman ke generasi selanjutnya...

    Jadi saya pribadi, juga demikian mempertimbangkan hal2 tsb dibarengi dengan kesepakatan dan komitmen dengan pasangan terlebih dahulu mengenai makna dan peremcanaan pernikahan yg akan dijalani seumur hidup.. kuncinya menyelaraskan kerinduan dan isi hati 2 orang sebagai pasangan.. (perlu digumulkan dengan sangat serius dalam pimpinan Tuhan)

    God bless...

    13 Juni 2022 diubah oleh DAVID385

  • 13 Juni 2022

    Kalau siap dengan segala resiko, ya ga masalah, tp klo tidak siap lebih baik mundur.

    Karena orang yg sprti itu biasanya tidak stabil..

  • ECHA124

    13 Juni 2022

    Sharing pengalaman disini.

    Aku punya teman cew yg menderita riwayat gangguan kejiwaan..anxiety disorder. Yang disebabkan trauma masa kecil.  Dr kecil dia sering mendapatkan perlakuan yg kasar dr ayah dan abang , dan adiknya bahkan sampai skrg. Dipukul, dimarahi dan diancam. Dan dirumahnya ada tante yg menderita gangguan kejiwaan juga..keluarganya juga sering ribut. Ini yg membuat dia tertekan jiwanya. Ia juga dlm penangan dokter atau psikiater. Rutin konsumsi obat. Kadang2 kambuh,  dan sering mau bunuh diri. Karena halusinasi gt.

    Aku sbg teman nya merasa kasihan dan memberikan dukungan spy dia bisa pulih. Aku pikir aku akan mampu utk menjadi teman yg support dia terus, tapi aku ga sekuat itu nyatanya . Karena dia tidak stabil secara kejiwaan. Dan aku sudah berusaha utk menolongnya sembuh.  Tidak mau meninggalkan nya saat masa sulit dihidupnya. Tapi kalo dia sdh kambuh sakitnya seperti orang aneh. Membunuh orang juga ga takut..

    Ini masih hubungan pertemanan apalagi hubungan pernikahan..saran sih, kalo kita ga sanggup jangan lah melanjutkan hubungan itu..jika sanggup utk hidup dengan nya siapkan hati utk hal yg terburuk nantinya.

    13 Juni 2022 diubah oleh ECHA124

  • 13 Juni 2022

    Mungkin teman Sis Echa bukan gangguan cemas. Kalau sampai untuk membunuh orang juga tidak takut , ada halusinasi, dan ada keinginan bunuh diri (sering). Idealnya pula kalau sudah menjalani terapi teratur pasti ada perbaikan, kecuali menjalani pengobatannya tidak teratur.

    ECHA124 tulis:

    Sharing pengalaman disini.

    ...

    Ini masih hubungan pertemanan apalagi hubungan pernikahan..saran sih, kalo kita ga sanggup jangan lah melanjutkan hubungan itu..jika sanggup utk hidup dengan nya siapkan hati utk hal yg terburuk nantinya.

    13 Juni 2022 diubah oleh JODOHKRISTEN

  • 13 Juni 2022

    Tidak

  • 13 Juni 2022

    Kalo org yg kamu maksudkan adalah cowok, jawabanku sbg cewek sepertinya engga. Bukannya aku mendiskriminasikan mereka, namun aku awam soal masalah2 mental. Nantinya aku engga bisa menghadapi pasangan yg punya masalah kesehatan mental tsb. Sayangnya, org tsb biasanya perlu minum obat terus-terusan dan agar masalahnya terkendali. Agak sulit bagiku membayangkan seorang imam dlm rumah tangga tergantung obat agar bisa tenang.

    Sebaliknya, kalo yg mengalami masalah mental adalah cewek sih selama itu engga fatal bagi anaknya dan org2 di sekitarnya kelak (misal si ibu ga akan menyerang bayi/anaknya yg msh kecil) sih ga papa. Ini dng catatan si calon ibu rajin minum obat dan kontrol ke dokter. Suami, sbg imam dan kepala keluarga, tetap bs ikut menyemangati dan membimbing istri. Dalam hal ini tetap ada baiknya si istri dlm kesehariannya mengasuh anak (jika ada anak) dibantu baby-sitter agar jika si ibu sedang tdk baik mood nya, pengasuhan anak bs langsung diambil alih oleh susternya.

    14 Juni 2022 diubah oleh ANITA089

  • 13 Juni 2022

    www.jodohkristen.com/topic/4753/

    Topiknya mirip ini 👆

  • 14 Juni 2022

    kalau ditanya saat ini, seperti tidak berlanjut.

    tapi ga tau ya kalau ntar punya kasih seluas samudra,  mngkn akan lanjut 😁 krna klo yg punya gangguan kejiwaan itu dirawat dengan baik, pada pinter2 bgt biasanya. cuma ada bbrp hormon yg kurang stabil dalam dirinya, makanya brbeda dengan org lain yg punya kestabilan mental.

    MEIMEI833 tulis:

    halo guys... sekedar penasaran aja sih. Saat pendekatan bila ternyata orang yg kita dekati punya riwayat gangguan kejiwaan, misal anxiety, bipolar, adhd, skizofrenia, border line disorder dll apakah kalian akan melanjutkan hubungan, atau akan mundur teratur?

    alasan menerima apa dan alasan mundur kenapa

  • 15 Juni 2022

    Awalnya kamu tertarik pd cewek tsb itu karena tampilan fotonyakah?  

    LUKAS244 tulis:

    Jawaban tiap orang bisa beda2.

    Kalau saya pribadi: mundur segera (bukan teratur).

    Pernah coba deket sama cewe, tapi dari app dating lain, mood swing-nya ga karuan. Kemungkinan bipolar. Dari yang tadinya friendly, tiba2 jadi sengit ga karuan. 🤦‍♂️ trauma.

    Dan sepengetahuan saya, pacaran sama orang bipolar itu ga mudah; mentalnya harus kuat. Saya pernah denger, ada anak orang tajir, cewe, bipolar, tapi sulit dapet jodoh. Cowo yang deket pasti pada ga betah; sampe ortu si cewe mohon2 ke si cowo untuk disabar2in.

  • 15 Juni 2022

    Ikut nyimak aja, gimana kelanjutan ceritanya...

    MEIMEI833 tulis:

    halo guys... sekedar penasaran aja sih. Saat pendekatan bila ternyata orang yg kita dekati punya riwayat gangguan kejiwaan, misal anxiety, bipolar, adhd, skizofrenia, border line disorder dll apakah kalian akan melanjutkan hubungan, atau akan mundur teratur?

    alasan menerima apa dan alasan mundur kenapa

  • 16 Juni 2022

    klo lihat dari jawabannya kebanyakan ngga terima ya...

  • ULLIL035

    16 Juni 2022

    Sebagai pasangan kayanya aku mundur ka, alesannya aku ga mampu..

    MEIMEI833 tulis:

    halo guys... sekedar penasaran aja sih. Saat pendekatan bila ternyata orang yg kita dekati punya riwayat gangguan kejiwaan, misal anxiety, bipolar, adhd, skizofrenia, border line disorder dll apakah kalian akan melanjutkan hubungan, atau akan mundur teratur?

    alasan menerima apa dan alasan mundur kenapa

  • 17 Juni 2022

    MEIMEI833 tulis:

    klo lihat dari jawabannya kebanyakan ngga terima ya...

    Iya, itu mungkin krn org2 nganggepnya org dng masalah mental itu suka ngamuk, ketawa2 sendiri dan tiba2 ngelamun jadi ga terkendali emosinya. Blm lg ada jg masalah kesehatan mental itu yg memang bs diturunkan pd anak/cucu meski perlu tanya dokter sih berapa prosentasenya.

    Makanya sbnrnya sih jika gejalanya ga sampe membahayakan org lain dan si cewek jg sdh berusia 30 th an (di mana kemungkinan punya anak jg sdh lbh kecil eh ini bkn mematahkan semangat loh ya), dan prosentase anak yg lahir jtuk kena penyakit tsb jg kecil, masalah kejiwaan ini  ga perlu diceritakan pd saat pdkt atau pacaran.

    17 Juni 2022 diubah oleh ANITA089

  • 18 Juni 2022

    Saya kira tetap perlu disampaikan dalam masa pdkt.. bukan berarti "diumbar", melainkan ketika dirasa sudah dekat spt sahabat, dy perlu tahu.. kejujuran dan bangun kepercayaan merupakan fondasi dalam sebuah hubungan.. GBU!

  • 18 Juni 2022

    Gangguan kejiwaan termasuk faktor genetika gak sih?

    Aku pernah tanya psikiater kalau gangguan emosional masih bisa disembuhkan ,kalau gangguan kejiwaan beda lagi kasusnya krn pasti ada ketergantungan obat2 an.

  • 18 Juni 2022

    iya kak ada faktor genetik. makanya perlu obat biar hormon mreka stabil mendekati normal. umumnya jd ketergantungan obat.

    walau ada bbrp kasus, bbrp kali terapi bisa jd balik normal, namun ttp dlm pengawasan.

    kata dokter, sering2 aja diajak komunikasi yang baik, jangan sampai pasien larut dalam kehaluannya.

    gitu sih

    UCI245 tulis:

    Gangguan kejiwaan termasuk faktor genetika gak sih?

    Aku pernah tanya psikiater kalau gangguan emosional masih bisa disembuhkan ,kalau gangguan kejiwaan beda lagi kasusnya krn pasti ada ketergantungan obat2 an.

  • 18 Juni 2022

    Butuh perhatian ekstra.... Kaya Marshanda bukan? Yg skrg dia speak up kasih motivasi yg mengalami hal yg sama.

  • 18 Juni 2022

    BARNABAS668 tulis:

    Butuh perhatian ekstra.... Kaya Marshanda bukan? Yg skrg dia speak up kasih motivasi yg mengalami hal yg sama.

    Ada banyak. Ga cuma bipolar doang ky marshanda.

    Ada OCD, borderline disorder, anxiety, panic attack, skizofrenia, PTSD, dan masih byk lagi.

    Ya kalo gw bilang si lebi tepatnya utk gangguan kejiwaan butuh support system dr keluarga dan pasangan tentunya

  • 18 Juni 2022

    UCI245 tulis:

    Gangguan kejiwaan termasuk faktor genetika gak sih?

    Aku pernah tanya psikiater kalau gangguan emosional masih bisa disembuhkan ,kalau gangguan kejiwaan beda lagi kasusnya krn pasti ada ketergantungan obat2 an.

    gangguan jiwa disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor yaitu: biologi, psikologis dan sosial.

    Faktor biologi antara lain adalah keturunan/genetik, masa dalam kandungan, proses persalinan, nutrisi, riwayat trauma kepala dan adanya gangguan anatomi dan fisiologi saraf.

    Faktor psikologis yang berperan terhadap timbulnya gangguan jiwa antara lain adalah interaksi dengan orang lain, intelegensia, konsep diri, keterampilan, kreativitas, dan tingkat perkembangan emosional.

    Faktor sosial yang berpengaruh yaitu stabilitas keluarga, pola asuh orang tua, adat dan budaya, agama, tingkat ekonomi, nilai dan kepercayaan tertentu.

  • 18 Juni 2022

    Sepertinya harus dibedakan deh antara gangguan kejiwaan dg gangguan emosi.

    Gangguan emosi menurut psikiater bisa sembuh tanpa obat hanya batas ambang stress-nya rendah. Contohnya bipolar, borderline disorder dll.

    Beda lagi dengan gangguan kejiwaan/ mental spt Skizofrenia yg merupakan gangguan jiwa berat jd tergantung obat. Aku dulu sering konsultasikan anak ke psikiater & psikolog tp skr udh sembuh total bahkan ttp rank 1udah sarjana.

    CMIIW

1 – 22 dari 22Kirim tanggapan