Dating site Kristen pertama dan terbesar di Indonesia

Daftar sekarang secara gratis

tentang cowo yang punya pekerjaan tetap/tidak tetap

ForumPersahabatan dan hubungan

51 – 75 dari 105    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3  4  5  Selanjutnya Kirim tanggapan

  • WIATMO400

    8 Oktober 2022

    Yaaa yaaa

    Betul betul betul

    Dunia selain indah juga misteri.

    Pengkotbah bilang ada waktu untuk semua di bawah matahari. Kalo mau enak dengan gaji tetap dan sempurna mungkin harus sembunyi dari matahari. Mungkin di samping atau di atas matahari.

    Bukan juga ngikut aja sia-sia semua usaha. Tapi menemukan makna dibalik usaha setengah mati dan masih juga berlingkup misteri.

    Makna ini apakah mungkin yang disebut Kristus seperti harta yang terpendam yang mungkin akan santuy jika harus kehilangan yg tetap tadi yg seakan sia-sia?

    DYAH582 tulis:

    Tetap / tidak tetap dengan yg di maksud kan dalam pernyataannya sih sama aja kl untuk jaman sekarang..

    Yg tetap pun bisa tiba tiba jadi nganggur

    Yg tidak tetap pun bisa jadi tajir dengan skill yg dimiliki

    Tergantung usaha dan kerja kerasnya laki laki, kan nggak mungkin semua jadi karyawan atau pegawai, karyawan dan pegawai pun lama kelamaan juga pengen punya usaha sendiri dan waktu yg banyak bersama keluarga..

    Jadilah diri sendiri dan bukan menurut pendapat org, semua sudah Tuhan atur sesuai porsinya dan akan bertemu dengan yg tepat.

    Semua misteri 😁

    Kalaupun kelak gaji yg perempuan lebih tinggi dari yg laki laki, pastinya yg terpenting gaji si laki laki cukup untuk biaya hidupnya sendiri yg syukur syukur ada lebihnya untuk keluarga dan dari hasil kerjanya sendiri, itu kl aku perempuannya 🙈 dan bagaimana kesepakatannya di awal menjalin hubungan 😁😁

  • WIATMO400

    8 Oktober 2022

    Ini realistis dan strategis yaaa

    Daripada optimis tapi kok tinggi banget

    Daripada pesimis tapi kok capek di hati

    MILO113 tulis:

    Aku lbh menghargai pasangan yg berapapun pendapatannya dia jujur, drpda yg salarinya gede tapi gak terbuka dan pelit sama istri, walaupun pendapatannya pas2an asal dia jujur, kita bisa krjasama cari tambahan..

  • WIATMO400

    8 Oktober 2022

    Teringat kejadian di proyek waktu pandemi

    Ada yg dirumahkan satu di kontraktor sebelah.

    Dua bulan kemudian ada satu lagi di kontraktor tetangga.

    Dua bulan lagi satu lagi dirumahkan di kontraktor yg lain lagi.

    "Harus bisa jadi karyawan di tempat lain. Jangan hanya di kantor ini!" Kata saya ke tim.

    Untung satu orangku bisa memenuhi syarat dibajak kontraktor lain. Survive di saat pandemi.

    Dan akhirnya saya juga dapat giliran, dirumahkan. survive?

    DYAH582 tulis:

    Tetap / tidak tetap dengan yg di maksud kan dalam pernyataannya sih sama aja kl untuk jaman sekarang..

    Yg tetap pun bisa tiba tiba jadi nganggur

    Yg tidak tetap pun bisa jadi tajir dengan skill yg dimiliki

    Tergantung usaha dan kerja kerasnya laki laki, kan nggak mungkin semua jadi karyawan atau pegawai, karyawan dan pegawai pun lama kelamaan juga pengen punya usaha sendiri dan waktu yg banyak bersama keluarga..

    Jadilah diri sendiri dan bukan menurut pendapat org, semua sudah Tuhan atur sesuai porsinya dan akan bertemu dengan yg tepat.

    Semua misteri 😁

    Kalaupun kelak gaji yg perempuan lebih tinggi dari yg laki laki, pastinya yg terpenting gaji si laki laki cukup untuk biaya hidupnya sendiri yg syukur syukur ada lebihnya untuk keluarga dan dari hasil kerjanya sendiri, itu kl aku perempuannya 🙈 dan bagaimana kesepakatannya di awal menjalin hubungan 😁😁

    8 Oktober 2022 diubah oleh WIATMO400

  • WIATMO400

    8 Oktober 2022

    Penginnya memanage yg sudah ada dan banyak pake banget bang ion. Easier

    ION279 tulis:

    satu hal yg kutangkap "tergantung cara me-manage nya" 🙏🏼👍🏾😇

  • DYAH582

    8 Oktober 2022

    Nah iya kan mas 😁

    Semua ada yg datang tiba tiba dan nggak tau

    WIATMO400 tulis:

    Teringat kejadian di proyek waktu pandemi

    Ada yg dirumahkan satu di kontraktor sebelah.

    Dua bulan kemudian ada satu lagi di kontraktor tetangga.

    Dua bulan lagi satu lagi dirumahkan di kontraktor yg lain lagi.

    "Harus bisa jadi karyawan di tempat lain. Jangan hanya di kantor ini!" Kata saya ke tim.

    Untung satu orangku bisa memenuhi syarat dibajak kontraktor lain. Survive di saat pandemi.

    Dan akhirnya saya juga dapat giliran, dirumahkan. survive?

  • CIBINK654

    8 Oktober 2022

    Logikanya sederhana ajah, kita hidup kan juga ada kebutuhan tetap/primer. Jk punya pekerjaan tetap minimal gak pusing/was2 sumber dana u/ pengeluaran sehari2.

    Tp pasangan ideal buat sy..kalau dia punya skill2 tertentu entah pinter berdagang, IT, akuntan, financial planner lebih suka ajah..meski freelance jg gpp

    ION279 tulis:

    menurut ladies semua, seberapa pengaruh sih status pekerjaan cowo (tetap atau egga tetap) terhadap tujuan dan rencana kalian kedepan. Ingin tau juga sih, apa alasan terbesar ladies menjadikan cowo yg punya pkerjaan tetap sebagai pasangan ideal? 🙏🏼😇

  • 10 Oktober 2022

    Pendeta Henny Kristianus pernah menjelaskan bahwa TIDAK akan ada wanita yg bisa bahagia menikah dgn pria yg tidak bisa memberinya masa depan (alias tidak bisa PROVIDE & PROTECT) -- ini konsisen dgn penjelasan  JP2 (St. John Paul II) bahwa FUNGSI pria/masculine figure adalah to protect-and-provide, sedangkan fungsi feminine figure  adalah to care-and-nurture.

    Jadi klo terbalik atau diborong sang wanita akan terjadi ketidak seimbangan (Unequal Yoked) dan itu akan jadi kepahitan. Masak salib 2 org dipikul oleh sang wanita sendiri? Gimana bisa bahagia?! Jelas gak bisa lah! Lama2 malah jadi sebel & sumber keributan...

    ION279 tulis:

    menurut ladies semua, seberapa pengaruh sih status pekerjaan cowo (tetap atau egga tetap) terhadap tujuan dan rencana kalian kedepan. Ingin tau juga sih, apa alasan terbesar ladies menjadikan cowo yg punya pkerjaan tetap sebagai pasangan ideal? 🙏🏼😇

    10 Oktober 2022 diubah oleh MAE309

  • MELINDA151

    11 Oktober 2022

    Bagiku cowok yang punya pekerjaan tetap lebih baik drpd yg gak tetap... yang gak tetap lebih mending daripada nggak krja.

    Karena kalo uda berumah tangga butuh banyak keperluan😅.....

    Hidup harus realistis y

    Disini yg dimaksud keperluan pokok sprti sandang,pangan dan papan terus berjalan kan y..

  • VINCENT012

    11 Oktober 2022

    MAE309 tulis:

    Pendeta Henny Kristianus pernah menjelaskan bahwa TIDAK akan ada wanita yg bisa bahagia menikah dgn pria yg tidak bisa memberinya masa depan (alias tidak bisa PROVIDE & PROTECT) -- ini konsisen dgn penjelasan  JP2 (St. John Paul II) bahwa FUNGSI pria/masculine figure adalah to protect-and-provide, sedangkan fungsi feminine figure  adalah to care-and-nurture.

    Jadi klo terbalik atau diborong sang wanita akan terjadi ketidak seimbangan (Unequal Yoked) dan itu akan jadi kepahitan. Masak salib 2 org dipikul oleh sang wanita sendiri? Gimana bisa bahagia?! Jelas gak bisa lah! Lama2 malah jadi sebel & sumber keributan... youtu.be/TM3RoCbK71A

    Sorry, just wanna confirm, jadi cowo yg gak punya kerjaan tetap ( = gaji bulanan dr suatu company CMIIW) itu secara otomatis dianggap tidak bisa provide and protect?

    Bagaimana dengan trend di era millenial skrg, dimana kerjaan yg dianggap "tidak tetap" / tidak digaji bulanan oleh some company( spt misal youtuber or content creator etc) terkadang scr nominal income relatif lumayan besar dan bisa utk provide and protect?

    Bukannya skrg mulai trend istilah " digital nomad"?

  • 11 Oktober 2022

    😁😁😁

    nah kan

    VINCENT012 tulis:

    Sorry, just wanna confirm, jadi cowo yg gak punya kerjaan tetap ( = gaji bulanan dr suatu company CMIIW) itu secara otomatis dianggap tidak bisa provide and protect?

    Bagaimana dengan trend di era millenial skrg, dimana kerjaan yg dianggap "tidak tetap" / tidak digaji bulanan oleh some company( spt misal youtuber or content creator etc) terkadang scr nominal income relatif lumayan besar dan bisa utk provide and protect?

    Bukannya skrg mulai trend istilah " digital nomad"?

  • FANDY756

    11 Oktober 2022

    MAE309 tulis:

    Pendeta Henny Kristianus pernah menjelaskan bahwa TIDAK akan ada wanita yg bisa bahagia menikah dgn pria yg tidak bisa memberinya masa depan (alias tidak bisa PROVIDE & PROTECT) -- ini konsisen dgn penjelasan  JP2 (St. John Paul II) bahwa FUNGSI pria/masculine figure adalah to protect-and-provide, sedangkan fungsi feminine figure  adalah to care-and-nurture.

    Ketika kita berbicara tentang manusia, perilaku dan hubungan, sebaiknya kita tidak menggunakan pernyataan kepastian (seperti kalimat yg digaris bawahi) karna selalu ada case2 tertentu. Jadi tidak selalu berdasarkan rumus simple, pernikahan bahagia harus ada fungsi provide & protect dari suami.

    Apakah benar seperti itu? Mari kita uji...

    Jadi klo terbalik atau diborong sang wanita akan terjadi ketidak seimbangan (Unequal Yoked) dan itu akan jadi kepahitan. Masak salib 2 org dipikul oleh sang wanita sendiri? Gimana bisa bahagia?! Jelas gak bisa lah! Lama2 malah jadi sebel & sumber keributan...

    Misalnya sang istri punya penghasilan 200 juta/bulan, sedangkan sang suami penghasilannya 2 juta/bulan. Lalu kebutuhan hidup mereka 50 juta sebulan. Otomatis sang suami belum bisa dianggap provide dan protect. Kalau menurut istilah diatas, salib 2 orang dipikul wanita sendiri.

    Akibatnya akan terjadi ketidak seimbangan, trus akan jadi kepahitan, lalu sebel dan sering ribut, ujungnya gak bahagia. Benarkah itu pasti terjadi?

    Karna kita Kristen maka kita mengujinya dengan Bible...

    Mungkin kita lupa (atau pura2 lupa) ada dasar yg diberikan bible untuk para istri.

    Efesus 5 : 22-24 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

    Ayatnya jelas kan yah tunduk dalam segala sesuatu, bukan tunduk saat suami bisa provide dan protect. Begitu juga di ayat...

    1 Petrus 3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya

    Sang istri tetap tunduk even saat sang suami tidak taat pada Firman, apalagi saat situasi hanya berdasar provide dan protect.

    Jadi saat terjadi case diatas, walaupun sang suami belum berfungsi provide dan protect dalam rumah tangga, tapi bila istrinya memilih untuk tunduk dan sabar (tidak sebel, ribut, kepahitan) maka hasilnya bisa aja menjadi kebahagiaan.

    Aku gak nonton video yg disertakan jadi gak tau apakah pemahamannya memang seperti itu rumus dalam pernikahannya. Hanya aja kita harus belajar melatih berpikir kritis, menguji kembali perkataan tanpa peduli reputasi atau profesi orang yg mengatakannya.

    ^^

  • WIATMO400

    11 Oktober 2022

    Pendetanya bukan youtuber

    Jadi ya mikirnya yang provide itu bulanan aja

    Aaaah puyengpuan

    Selama provide disayang

    Gak providable ditendang

    VINCENT012 tulis:

    Sorry, just wanna confirm, jadi cowo yg gak punya kerjaan tetap ( = gaji bulanan dr suatu company CMIIW) itu secara otomatis dianggap tidak bisa provide and protect?

    Bagaimana dengan trend di era millenial skrg, dimana kerjaan yg dianggap "tidak tetap" / tidak digaji bulanan oleh some company( spt misal youtuber or content creator etc) terkadang scr nominal income relatif lumayan besar dan bisa utk provide and protect?

    Bukannya skrg mulai trend istilah " digital nomad"?

    11 Oktober 2022 diubah oleh WIATMO400

  • CHRISTIAN983

    11 Oktober 2022

    Pekerjaan tetap,tp tidak dg penghasilannya.

    atau

    Pekerjaan tdk tetap,tp penghasilannya tetap..besar.

    piye ?

    11 Oktober 2022 diubah oleh CHRISTIAN983

  • WIATMO400

    11 Oktober 2022

    Ibarat mobil

    Puyengpuan itu duduk tenang rebahan

    Puyenglaki nyetir ngantuk

    Salah kamu jadi ....

  • JIM585

    11 Oktober 2022

    FANDY756 tulis:

    Ketika kita berbicara tentang manusia, perilaku dan hubungan, sebaiknya kita tidak menggunakan pernyataan kepastian (seperti kalimat yg digaris bawahi) karna selalu ada case2 tertentu. Jadi tidak selalu berdasarkan rumus simple, pernikahan bahagia harus ada fungsi provide & protect dari suami.

    Apakah benar seperti itu? Mari kita uji...

    Misalnya sang istri punya penghasilan 200 juta/bulan, sedangkan sang suami penghasilannya 2 juta/bulan. Lalu kebutuhan hidup mereka 50 juta sebulan. Otomatis sang suami belum bisa dianggap provide dan protect. Kalau menurut istilah diatas, salib 2 orang dipikul wanita sendiri.

    Akibatnya akan terjadi ketidak seimbangan, trus akan jadi kepahitan, lalu sebel dan sering ribut, ujungnya gak bahagia. Benarkah itu pasti terjadi?

    Karna kita Kristen maka kita mengujinya dengan Bible...

    Mungkin kita lupa (atau pura2 lupa) ada dasar yg diberikan bible untuk para istri.

    Efesus 5 : 22-24 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

    Ayatnya jelas kan yah tunduk dalam segala sesuatu, bukan tunduk saat suami bisa provide dan protect. Begitu juga di ayat...

    1 Petrus 3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya

    Sang istri tetap tunduk even saat sang suami tidak taat pada Firman, apalagi saat situasi hanya berdasar provide dan protect.

    Jadi saat terjadi case diatas, walaupun sang suami belum berfungsi provide dan protect dalam rumah tangga, tapi bila istrinya memilih untuk tunduk dan sabar (tidak sebel, ribut, kepahitan) maka hasilnya bisa aja menjadi kebahagiaan.

    Aku gak nonton video yg disertakan jadi gak tau apakah pemahamannya memang seperti itu rumus dalam pernikahannya. Hanya aja kita harus belajar melatih berpikir kritis, menguji kembali perkataan tanpa peduli reputasi atau profesi orang yg mengatakannya.

    ^^

    Sy trtarik mmberikan komentar utk postingan ini maka ijinkan sy utk berbagi respon.

    Mnggunakan ayat acuan dn ilustrasi td, sy mw ajk kita utk liat sudut pandang dr kewajiban suami (krn post sblmnya hnya fokus ke kwjiban istri).

    Di 1 Petrus 3:7, suami harus hidup scr bijaksana dn jg mnghormati istri spy doanya tdk terhalang. Apabila si suami mmbiarkan dirinya tetap berpenghasilan 2jt per bulan selama bertaun2 dn tdk mampu brpikir bgmn cara menambahkan penghasilan lwt cara wajar dn memperkecil pengeluaran, maka dia tdk berlaku bijaksana. Si pria jg tdk mnjadi figur suami yg presentable ato mmberi diri utk bsa dihormati bila dia merasa nyaman di posisi pnghasilan 2jt/bln (hanya seperdualima dr kbutuhan bulanan dn dmna istri brpenghasilan 250x lipat lbh besar dr dirinya).

    Di Efesus 5:23; 25-26 suami diperintahkan mngasihi istri sprti Kristus mngasihi jemaat bahkan hingga tahap menyerahkan diri. Kita tdk melihat contoh hidup Kristus yg menjadi beban utk jemaatNya. Beliau bahkan menyediakan makanan bagi ribuan pengikutNya, memberikan dana utk bayar pajak utk diriNya dn murid2Nya hingga memikirkan rencana masa depan bagi muridNya bahkan pengikutNya. Bukan sebaliknya.

    Apa istri berhak complain dn tdk puas sm suami bila dlm kondisi tdk provide dn protect? Jelas berhak. Wong dia mmpercayakan hidupnya ke pria itu kok. Istri jg bukan malaikat, msh manusia biasa, yg malah umumnya cenderung emosional. Malah disini suami wajib sabar utk bsa mengayomi, ato dlm konteks ini protect istri spy tdk semakin destruktif dgn emosinya sekaligus protect keluarganya. Beda kasus klo pasangan adl wanita yg matang dn dewasa. Mampu support suami dlm keadaan apapun. Tp kan ini bukan dunia yg sempurna dn jika istri bsa ttp sabar dn support, suami pun gk bsa kelamaan temang dn tinggal diam.

    Oleh krn itu, bila dlm kondisi unable to provide maka sewajarnya dn seharusnyalah pria segera mencari jalan utk bsa segera provide supaya tidak kelamaan dlm kondisi seperti itu (yg akhirnya berujung pd status plg mngerikan : numpang hidup) dn tentunya sambil bw Tuhan sbg penghulu agung pernikahan mereka.

    Bila Tuhan sdh mmpercayakan istri dn keluarga kpd seorg pria, mka Tuhan sndiri yg pasti akn mencukupi dn melengkapi (dn Tuhan gk prnah gagal dlm segala hal). All we have to do is ask Him who hath promised to give us anything if we ask (Mat 7:7).

    Pria yg bisa mencukupi bahkan memenuhi kebutuhan pasangan akn mndapatkan kepuasan tersendiri. Mau itu dr pndapatan tetap ato tdk tetap, selama pasangan msh bsa tercukupi dgn baik pasti endingnya aman. Don't let anything take that feeling away.

    Demikian. CMIIW. Just my two (or maybe twenty) cents :)

  • MARIA988

    11 Oktober 2022

    Aku seh lebih milih cowo yang punya penghasilan tetap walau gak ada pekerjaan tetap. hihihi pokoknya selama dia pulang bawa duit ke rumah dan segala kebutuhanku dan keluarga terpenuhi serta apa yang aku inginkan diberikan itu udah lebih dari cukup. hahaha

    ION279 tulis:

    menurut ladies semua, seberapa pengaruh sih status pekerjaan cowo (tetap atau egga tetap) terhadap tujuan dan rencana kalian kedepan. Ingin tau juga sih, apa alasan terbesar ladies menjadikan cowo yg punya pkerjaan tetap sebagai pasangan ideal? 🙏🏼😇

  • 12 Oktober 2022

    😁👍🏾

    masa iya mau dicap sbagai pria yg numpang idup ama istri?

    😬

    lagian timpang bgt penghasilan, klo si cewe nya ttp sabar sprti itu ya bagus2 aja. tp secara umum wanita tangguh kayak apapun, ttp maunya cowo yg lindungin. dari segi finansial atau apapun. walaupun bs hasilin duit sndiri, natur wanita emang inginnya dilindungi.

    bukan brarti ada uang abang disayang, gada uang abang ditendang. ga sih. wkwkw

    konsepnya tanggung jawab prianya sprti apa. klo dia ttp merasa nyaman dengan ketimpangan penghasilan kayak gt, harusnya si cewe memang mikir, jangan2 si lakik emang manfaatin 🤭

    JIM585 tulis:

    Sy trtarik mmberikan komentar utk postingan ini maka ijinkan sy utk berbagi respon.

    Mnggunakan ayat acuan dn ilustrasi td, sy mw ajk kita utk liat sudut pandang dr kewajiban suami (krn post sblmnya hnya fokus ke kwjiban istri).

    Di 1 Petrus 3:7, suami harus hidup scr bijaksana dn jg mnghormati istri spy doanya tdk terhalang. Apabila si suami mmbiarkan dirinya tetap berpenghasilan 2jt per bulan selama bertaun2 dn tdk mampu brpikir bgmn cara menambahkan penghasilan lwt cara wajar dn memperkecil pengeluaran, maka dia tdk berlaku bijaksana. Si pria jg tdk mnjadi figur suami yg presentable ato mmberi diri utk bsa dihormati bila dia merasa nyaman di posisi pnghasilan 2jt/bln (hanya seperdualima dr kbutuhan bulanan dn dmna istri brpenghasilan 250x lipat lbh besar dr dirinya).

    Di Efesus 5:23; 25-26 suami diperintahkan mngasihi istri sprti Kristus mngasihi jemaat bahkan hingga tahap menyerahkan diri. Kita tdk melihat contoh hidup Kristus yg menjadi beban utk jemaatNya. Beliau bahkan menyediakan makanan bagi ribuan pengikutNya, memberikan dana utk bayar pajak utk diriNya dn murid2Nya hingga memikirkan rencana masa depan bagi muridNya bahkan pengikutNya. Bukan sebaliknya.

    Apa istri berhak complain dn tdk puas sm suami bila dlm kondisi tdk provide dn protect? Jelas berhak. Wong dia mmpercayakan hidupnya ke pria itu kok. Istri jg bukan malaikat, msh manusia biasa, yg malah umumnya cenderung emosional. Malah disini suami wajib sabar utk bsa mengayomi, ato dlm konteks ini protect istri spy tdk semakin destruktif dgn emosinya sekaligus protect keluarganya. Beda kasus klo pasangan adl wanita yg matang dn dewasa. Mampu support suami dlm keadaan apapun. Tp kan ini bukan dunia yg sempurna dn jika istri bsa ttp sabar dn support, suami pun gk bsa kelamaan temang dn tinggal diam.

    Oleh krn itu, bila dlm kondisi unable to provide maka sewajarnya dn seharusnyalah pria segera mencari jalan utk bsa segera provide supaya tidak kelamaan dlm kondisi seperti itu (yg akhirnya berujung pd status plg mngerikan : numpang hidup) dn tentunya sambil bw Tuhan sbg penghulu agung pernikahan mereka.

    Bila Tuhan sdh mmpercayakan istri dn keluarga kpd seorg pria, mka Tuhan sndiri yg pasti akn mencukupi dn melengkapi (dn Tuhan gk prnah gagal dlm segala hal). All we have to do is ask Him who hath promised to give us anything if we ask (Mat 7:7).

    Pria yg bisa mencukupi bahkan memenuhi kebutuhan pasangan akn mndapatkan kepuasan tersendiri. Mau itu dr pndapatan tetap ato tdk tetap, selama pasangan msh bsa tercukupi dgn baik pasti endingnya aman. Don't let anything take that feeling away.

    Demikian. CMIIW. Just my two (or maybe twenty) cents :)

  • YEPI101

    12 Oktober 2022

    Kalo menurut saya status pekerjaan tdk pengaruh.

    Karena jaman sekarang dgn adanya skill dan niat pun akan tetap menghasilkan.

    Dan jangan lupa dia harus punya target dan target itu harus dicapai agar terus menghasilkan

    ION279 tulis:

    menurut ladies semua, seberapa pengaruh sih status pekerjaan cowo (tetap atau egga tetap) terhadap tujuan dan rencana kalian kedepan. Ingin tau juga sih, apa alasan terbesar ladies menjadikan cowo yg punya pkerjaan tetap sebagai pasangan ideal? 🙏🏼😇

  • FANDY756

    12 Oktober 2022

    JIM585 tulis:

    Sy trtarik mmberikan komentar utk postingan ini maka ijinkan sy utk berbagi respon.

    Mnggunakan ayat acuan dn ilustrasi td, sy mw ajk kita utk liat sudut pandang dr kewajiban suami (krn post sblmnya hnya fokus ke kwjiban istri).

    Di 1 Petrus 3:7, suami harus hidup scr bijaksana dn jg mnghormati istri spy doanya tdk terhalang. Apabila si suami mmbiarkan dirinya tetap berpenghasilan 2jt per bulan selama bertaun2 dn tdk mampu brpikir bgmn cara menambahkan penghasilan lwt cara wajar dn memperkecil pengeluaran, maka dia tdk berlaku bijaksana. Si pria jg tdk mnjadi figur suami yg presentable ato mmberi diri utk bsa dihormati bila dia merasa nyaman di posisi pnghasilan 2jt/bln (hanya seperdualima dr kbutuhan bulanan dn dmna istri brpenghasilan 250x lipat lbh besar dr dirinya).

    Di Efesus 5:23; 25-26 suami diperintahkan mngasihi istri sprti Kristus mngasihi jemaat bahkan hingga tahap menyerahkan diri. Kita tdk melihat contoh hidup Kristus yg menjadi beban utk jemaatNya. Beliau bahkan menyediakan makanan bagi ribuan pengikutNya, memberikan dana utk bayar pajak utk diriNya dn murid2Nya hingga memikirkan rencana masa depan bagi muridNya bahkan pengikutNya. Bukan sebaliknya.

    Thank you bro Jim untuk tanggapannya...

    Saya setuju setiap suami yg dewasa...hmm... lebih luasnya, setiap orang dewasa pasti mempunyai kebutuhan untuk meningkat. Itu udah jadi kebutuhan dasar manusia, peningkatan diri.

    Saya juga setuju, hubungan yg baik dan harmonis itu tercipta saat saran bible nya diikuti. Istri tunduk dan suami mengasihi.

    Hanya saja, fokus di komen pertama saya untuk menguji apakah benar saat suami tidak berfungsi provide dan protect (saat ini), akibatnya pernikahan akan selalu (saat ini dan masa depan) menjadi tidak bahagia?

    Ternyata itu hanya salah satu masalah pernikahan dan bible sudah memberikan solusinya. Mari kita lihat kembali ayat Efesus kata per kata agar 1 sudut pandang.

    Efesus 5 : 22-24 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

    Coba dipahami kembali, kata "seperti, sama seperti, sebagaimana" berbicara tentang penyamaan sikap tunduk. Ke-suami-seperti-ke-Kristus.

    Kalau kita memahami itu sebagai penyamaan suami dan Kristus maka pengertian ayatnya adalah "istri tunduk asalkan suaminya seperti Kristus". Lalu bagaimana jika suaminya tidak seperti Kristus? Boleh saja istri tidak tunduk.

    Pemahaman itu akan menggugurkan ayat di 1 Petrus karna bertentangan.

    1 Petrus 3:1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.

    Apakah suami yg tidak taat Firman bisa disamakan dengan Kristus?

    Jadi apa kita sudah 1 pemahaman bahwa tunduknya itu dalam segala hal, bukan hanya saat dalam kondisi baik2 saja?

    Apa istri berhak complain dn tdk puas sm suami bila dlm kondisi tdk provide dn protect? Jelas berhak. Wong dia mmpercayakan hidupnya ke pria itu kok. Istri jg bukan malaikat, msh manusia biasa, yg malah umumnya cenderung emosional. Malah disini suami wajib sabar utk bsa mengayomi, ato dlm konteks ini protect istri spy tdk semakin destruktif dgn emosinya sekaligus protect keluarganya.

    Sebagai manusia, istri berhak untuk komplain, marah, merendahkan, menghina, meninggalkan, minta cerai, dsb... Apa yg kita lakukan adalah pilihan. Dan apa yg kita pilih untuk lakukan itu yg akan menentukan akibatnya.

    Beda kasus klo pasangan adl wanita yg matang dn dewasa. Mampu support suami dlm keadaan apapun. Tp kan ini bukan dunia yg sempurna dn jika istri bsa ttp sabar dn support, suami pun gk bsa kelamaan temang dn tinggal diam.

    Nah, ternyata istri pun bisa memilih sebaliknya kan... Memilih untuk bersabar daripada marah. Menguatkan daripada merendahkan, mendukung daripada mengeluh. Disaat situasi sedang tidak baik, mengapa kita memilih berperilaku negatif padahal kita juga punya pilihan perilaku positif?

    Memang benar tidak ada manusia sempurna. Tapi tidak memerlukan kesempurnaan untuk menentukan pilihan perilaku. Saya tidak akan menanggapi bila kasusnya dianggap wanita belum matang dan dewasa karna yah berarti belum benar2 siap untuk merid donk... Itu bisa panjang lagi alurnya :-m

    Oh iya, sebagai tambahan, mari kita balik logikanya dikit yah... Di penjelasan video aturannya adalah "FUNGSI pria/masculine figure adalah to protect-and-provide, sedangkan fungsi feminine figure adalah to care-and-nurture"

    Jika sang istri tidak berfungsi care and nurture (apapun alasannya, sakit, cacat, malas, dll), apakah kita setuju jika suaminya marah, merendahkan dan tidak mengasihi istrinya lagi?

    Apakah saat istri tidak care dan nuture, rumah tangga mereka pasti tidak bahagia dan berantakan? Dan akan selalu seperti itu?

    ^^

  • AYU719

    12 Oktober 2022

    Kalau menurut aku Pribadi berpengaruh sekali krn sbg kepala rumah tangga pria memiliki kewajiban untuk menafkahi anak anak Dan istri ( kebutuhan rumah tangga) istri memang punya hak untuk membantu keuangan tetapi suami jg harus menyadari kewajiban nya...

    Jika saya Pribadi memiliki suami yg memiliki pekerjaan tetap Puji Tuhan...

    Namun jika diijinkan memiliki suami dengan pekerjaan tidak tetap pun harus tetap bersyukur Dan pastinya suami harus menyadari bahwa dengan pekerjaan tidak tetap nya jika kebutuhan rumah tangga tidak terpenuhi maka suami harus memiliki usaha sampingan...

    Menurut saya sih begitu... Intinya jangan smpai suami menggampangkan kewajiban jika istrinya membantu keuangan dengan bekerja

  • 12 Oktober 2022

    :up::up:🙏🙏🙏

    ULLIL035 tulis:

    Penting banget, karna hamil, beli susu anak, bayar sekolah butuh dana yg pasti jadi bisa alokasiin pengeluaran 🙏🙏🙏🙏🙏🙏

  • 12 Oktober 2022

    setuju sama komentar all the ladies here...😁👍🏾

    sebab klo melawan 'kodrat/fungsi' yg ditetapkan Tuhan, yah mmg berabeh deh...😁😁🙏🙏

    "...their union will bring great joy [bukan great misery] to themselves and to others." 😁😁🙏🙏
    ~Saint John Chrystosom

  • 12 Oktober 2022

    Sharing below folks...

    A Letter from St John Chrysostom (c. 349 – 407), the Golden Mouth-ed?
    ---------
    The exceptional preacher of the early Church, “golden-mouth” Chrysostom became Bishop of Constantinople in AD 397. He used his position to encourage godly behavior by Christians, not least in their marriages. In an exposition of Ephesians 5:22-33, he counsels husbands and wives to fulfill their God-given roles, beginning with wives submitting to their husbands. As he does, he suggests some of the benefits, both to family and society, that flow from such godly behavior.
    ---------
    Have you notice, the measure of obedience, pay attention to the High Lord's standard:
    if you take the premise that your wife should submit to you, as the Church submit to Christ,
    then you should also take the same kind of care for sacrificial efforts for her that Christ takes
    for the Church. Even if you must offer your own life for her, you must not refuse.
    Even if you must do countless struggles on her behalf as to all kinds of things to endure and
    suffer, you must not refuse. Even if you have suffered all of these, you still not have done
    as much as Christ has for His Church, for you have already married when you act this way,
    whereas Christ has done what one has rejected and hidden Him. So, just as He when He has rejecting,
    hating, spurning, knighting Him, brought her to trust Him as His bright soliciting, not by
    frettening, lording it over her, or intimidating her, or anything like that, so you must also
    act toward your wife. Even if she is looking down on you, nagging, and spicing you, you will be
    able to win her over, with your great love and affection for her
    -------------------------------
    biblemesh.com/blog/mr-mrs-get- ... stom-c-349-407/

    Thou hast seen the measure of obedience, hear also the measure of love. Wouldest thou have thy wife obedient unto thee, as the Church is to Christ? Take then thyself the same provident care for her, as Christ takes for the Church. Yea, even if it shall be needful for thee to give thy life for her, yea, and to be cut into pieces ten thousand times, yea, and to endure and undergo any suffering whatever,—refuse it not. Though thou shouldest undergo all this, yet wilt thou not, no, not even then, have done anything like Christ. For thou indeed art doing it for one to whom thou art already knit; but He for one who turned her back on Him and hated Him. In the same way then…though thou see her [the wife] looking down upon thee, and disdaining, and scorning thee, yet by thy great thoughtfulness for her, by affection, by kindness, thou wilt be able to lay her at thy feet. For there is nothing more powerful to sway than these bonds, and especially for husband and wife. A servant, indeed, one will be able, perhaps, to bind down by fear; nay not even him, for he will soon start away and be gone. But the partner of one’s life, the mother of one’s children, the foundation of one’s every joy, one ought never to chain down by fear and menaces, but with love and good temper. For what sort of union is that, where the wife trembles at her husband? And what sort of pleasure will the husband himself enjoy, if he dwells with his wife as with a slave, and not as with a free-woman? Yea, though thou shouldest suffer anything on her account, do not upbraid her; for neither did Christ do this.[2]

    [1] John Chrysostom, Homilies on Ephesians, in Nicene and Post-Nicene Fathers, 1st series, vol. 13, ed. Philip Schaff (Grand Rapids, MI: WM. B. Eerdmans Publishing Company, 1996), 143. See in other translations Homilies on Ephesians: Homily XX on Ephesians v.22-33.

    [2] Ibid., 144.
    -------------------------------

  • 12 Oktober 2022

    "masa iya mau dicap sbagai pria yg numpang idup ama istri?" 😁👍🏾 wkwkwkwk

    JUNITA694 tulis:

    😁👍🏾

    masa iya mau dicap sbagai pria yg numpang idup ama istri?

    😬

    lagian timpang bgt penghasilan, klo si cewe nya ttp sabar sprti itu ya bagus2 aja. tp secara umum wanita tangguh kayak apapun, ttp maunya cowo yg lindungin. dari segi finansial atau apapun. walaupun bs hasilin duit sndiri, natur wanita emang inginnya dilindungi.

    bukan brarti ada uang abang disayang, gada uang abang ditendang. ga sih. wkwkw

    konsepnya tanggung jawab prianya sprti apa. klo dia ttp merasa nyaman dengan ketimpangan penghasilan kayak gt, harusnya si cewe memang mikir, jangan2 si lakik emang manfaatin 🤭

  • EDWIN244

    13 Oktober 2022

    Ini saya jg sudah pernah dibilangin pas konseling paska nikah sama majelis grj

    Saya balas seperti ini, kalau mempelai pria itu seperti Tuhan Yesus yang berkorban buat wanita, apakah bearti mempelai wanita musti menyembah pria seperti gereja menyembah Tuhan Yesus?

    Saya belum dengar ada pendeta yang bilang kalau cowok diumpamakan sebagai Tuhan Yesus, dapat kewajiban (berkorban bagi istri), tapi tidak dapat hak (disembah sebagai Tuhan dan dipanggil Lord, sebagaimana Sarah memanggil Abraham)

    MAE309 tulis:

    Sharing below folks...

    A Letter from St John Chrysostom (c. 349 – 407), the Golden Mouth-ed?

    ---------

    The exceptional preacher of the early Church, “golden-mouth” Chrysostom became Bishop of Constantinople in AD 397. He used his position to encourage godly behavior by Christians, not least in their marriages. In an exposition of Ephesians 5:22-33, he counsels husbands and wives to fulfill their God-given roles, beginning with wives submitting to their husbands. As he does, he suggests some of the benefits, both to family and society, that flow from such godly behavior.

    ---------

    Have you notice, the measure of obedience, pay attention to the High Lord's standard:

    if you take the premise that your wife should submit to you, as the Church submit to Christ,

    then you should also take the same kind of care for sacrificial efforts for her that Christ takes

    for the Church. Even if you must offer your own life for her, you must not refuse.

    Even if you must do countless struggles on her behalf as to all kinds of things to endure and

    suffer, you must not refuse. Even if you have suffered all of these, you still not have done

    as much as Christ has for His Church, for you have already married when you act this way,

    whereas Christ has done what one has rejected and hidden Him. So, just as He when He has rejecting,

    hating, spurning, knighting Him, brought her to trust Him as His bright soliciting, not by

    frettening, lording it over her, or intimidating her, or anything like that, so you must also

    act toward your wife. Even if she is looking down on you, nagging, and spicing you, you will be

    able to win her over, with your great love and affection for her

    -------------------------------

    biblemesh.com/blog/mr-mrs-get- ... stom-c-349-407/

    Thou hast seen the measure of obedience, hear also the measure of love. Wouldest thou have thy wife obedient unto thee, as the Church is to Christ? Take then thyself the same provident care for her, as Christ takes for the Church. Yea, even if it shall be needful for thee to give thy life for her, yea, and to be cut into pieces ten thousand times, yea, and to endure and undergo any suffering whatever,—refuse it not. Though thou shouldest undergo all this, yet wilt thou not, no, not even then, have done anything like Christ. For thou indeed art doing it for one to whom thou art already knit; but He for one who turned her back on Him and hated Him. In the same way then…though thou see her [the wife] looking down upon thee, and disdaining, and scorning thee, yet by thy great thoughtfulness for her, by affection, by kindness, thou wilt be able to lay her at thy feet. For there is nothing more powerful to sway than these bonds, and especially for husband and wife. A servant, indeed, one will be able, perhaps, to bind down by fear; nay not even him, for he will soon start away and be gone. But the partner of one’s life, the mother of one’s children, the foundation of one’s every joy, one ought never to chain down by fear and menaces, but with love and good temper. For what sort of union is that, where the wife trembles at her husband? And what sort of pleasure will the husband himself enjoy, if he dwells with his wife as with a slave, and not as with a free-woman? Yea, though thou shouldest suffer anything on her account, do not upbraid her; for neither did Christ do this.[2]

    [1] John Chrysostom, Homilies on Ephesians, in Nicene and Post-Nicene Fathers, 1st series, vol. 13, ed. Philip Schaff (Grand Rapids, MI: WM. B. Eerdmans Publishing Company, 1996), 143. See in other translations Homilies on Ephesians: Homily XX on Ephesians v.22-33.

    [2] Ibid., 144.

    -------------------------------

51 – 75 dari 105    Ke halaman:  Sebelumnya  1  2  3  4  5  Selanjutnya Kirim tanggapan