CARA BERPAKAIAN WANITA KRISTIANI
-
20 Juni 2015
aku setuju sama bapak simon, kadang aku juga miris. kenapa sih wanita2 ini pergi ke gereja itu kayak mau ke bar. memang gereja tidak mengeluarkan aturan tertentu bagaimana kita harus berbusana jika sedang ibadah. namun kita harus sadar, kita ke gereja itu untuk bersekutu memuji Tuhan. Tuhan melihat hati kita bukan pakaian. namun ada baiknya berpakaian itu yg lebih sopan, jangan menunjukkan belahan2 tertentu yg membuat orang lain merasa risih. kita disini diskusi demi kebaikan kita juga, jangan jadi salah memahami satu sama lain. mungkin bapak simon cara berbicaranya begitu dan tidak ada maksud jahat atau kasar. intinya, mari saling menerima kekurangan dan kebaikan satu sama lain. jika kurang baik, saling mengingatkan. jika baik, monggo ditiru. syalom.
-
20 Juni 2015
Marista..
anda masih sangat muda tapi berwawasan dan bijak.....cantik lagi...wanita idaman pria nih...
-
20 Juni 2015
hahahah puji Tuhan pak..
pengalaman membuat kita dewasa bukan?? intinya mah kita tidak perlu saling menyakiti agar selalu diberkati..
salam kenal bapak simon. Tuhan memberkati
syalom -
20 Juni 2015
Baru kali ini adminnya nongol di forum
-
20 Juni 2015
siapa adm nya??
-
20 Juni 2015
SIMON132 tulis:
zoro anda kutip pernyataanku tidak lengkap...itu tidak jujur namanya
dan sapa yg bilang kepantasan itu dipaksakan...anda kurang menyimak dengan baik argumennya
sesuatu yg normatif itu ...dari konteks si pembuat peraturan misalnya....berasumsi itu berlaku bagi semua orang...jadi kalo ada orang yg sudah hidup secara pantas itu berarti dia sudah terlebih tau sebelum peraturan itu dilakukan...
nah dalam berpakian secara eksplisit tidak ada peraturan...tetapi secara implisit orang beriman yg KATANYA mau hidup kudus dan menjadi persembahan yg hidup bagi Tuhan...secara otomatis dengan sendirinya akan melakukan kepantasan TANPA si pendeta buat peraturan resmi yg dipampang di depan pintu...
contoh nih....
Maaf, Pak. Saya kutip sebagian itu buat kemudahan teknis aja. Daripada saya kutip semua seperti di sini, nanti Pak Simonnya bingung saya mau nanggapi yang mana. Saya keliru lagi dong
Sementara tanggapan Pak Simon itu belum menjawab ketidakadilan standar kepantasan yang diberlakukan bagi semua orang. Kalo "semua orang" yang dimaksud adalah semua orang yang terlibat dalam suatu kesepakatan peraturan, ya saya setuju. Berarti itu ada konteksnya, ga berlaku ke semua orang di seluruh dunia. Itu sudah adil.
-
21 Juni 2015
yang namanya norma norma yang positif itu berlaku dan ato pasti dipahami secara universal....setiap orang tahu apa itu yg baik dan yg buruk...tidak menungu dulu ada wahyu dari langit...
nah apa lagi ini orang yg mengaku beriman....yg konteksnya ada wahyu dari langit tentang hidup kudus dan benar di mata Tuhan...mereka yg beriman sejati pasti....paling tidak ada pergumulan batin....antara keinginannya dan perintah Tuhan... itu sebabnya ada ilmu etika...etikka bicara apa yg seharus saya ato anda lakukan dalam konteks persoalan...dalam hal ini soal kepantasan berpakaian ...khususnya bg wanita..
21 Juni 2015 diubah oleh SIMON132
-
21 Juni 2015
youukk beri tanggapan untk menambah wawasan keimanan kita agar terpacu lebih maju lagi
-
21 Juni 2015
SIMON132 tulis:
yang namanya norma norma yang positif itu berlaku dan ato pasti dipahami secara universal....setiap orang tahu apa itu yg baik dan yg buruk...tidak menungu dulu ada wahyu dari langit...
Maaf, Pak Simon. Standar kepantasan dalam budaya yang berbeda itu tidak universal, tetapi subjektif dan sesuai konteks masing-masing.
Di sini ada dua contoh:
Bagi budaya yang pakaiannya mengenakan burqa, yang baik adalah menutup wajah dan seluruh tubuh. Sedangkan di budaya yang biasa mengenakan koteka, yang baik adalah menutup alat kelamin plus tambahan beberapa aksesoris.
Perbedaan budaya itu sifatnya setara, ga bertingkat. Yang pake burqa ga boleh bilang budayanya lebih tinggi(atau lebih baik, atau lebih positif, atau lebih benar) daripada yang pake koteka. Begitu juga sebaliknya.
SIMON132 tulis:
nah apa lagi ini orang yg mengaku beriman....yg konteksnya ada wahyu dari langit tentang hidup kudus dan benar di mata Tuhan...mereka yg beriman sejati pasti....paling tidak ada pergumulan batin....antara keinginannya dan perintah Tuhan... itu sebabnya ada ilmu etika...etikka bicara apa yg seharus saya ato anda lakukan dalam konteks persoalan...dalam hal ini soal kepantasan berpakaian ...khususnya bg wanita..
Kalo standar kepantasan berpakaian itu berdasarkan konsensus suatu lingkungan anak-anak Tuhan, iya, saya setuju. Nah, konsensus itu cuma berlaku di satu lingkungan dan ga boleh dipake buat mengukur atau menghakimi kesepakatan di lingkungan lain. Ada ruang lingkupnya, ga bisa berlaku secara universal.
21 Juni 2015 diubah oleh ZORO133
-
22 Juni 2015
Zoro
kenapa anda ndak upload juga suku suku afrika....di sana banyak keluarga nasrani dan bahkan pendeta..di suku suku pedalaman..yg istrinya 3, 4 5 dan lebih....
dalam sebuah peradaban manusia semesta....yg diapakai acuan adalah peradaban yg maju dengan norma norma kepantasan....
misalnya....kenapa eropa lebih suka sistem demokrasi dari pada syariah agama....(baca sejarah gereja)....kenapa amerika bisa maju dan spirit religiositas tetap hidup...walau agama tidak tidak dibenarkan menjadi urusan negara atau menjadi hukum negara...
dem kian juga bicara kepantasan...acuan dasarany merujuk kepada standar norma yag normatif yg merupakan gerak peradaban yg maju dan satun berestetika...
-
23 Juni 2015
SIMON132 tulis:
Zoro
kenapa anda ndak upload juga suku suku afrika....di sana banyak keluarga nasrani dan bahkan pendeta..di suku suku pedalaman..yg istrinya 3, 4 5 dan lebih....
Karena nggak nyambung dengan yang mau saya sampaikan, Pak.
SIMON132 tulis:
dalam sebuah peradaban manusia semesta....yg diapakai acuan adalah peradaban yg maju dengan norma norma kepantasan....Dengan begitu sama saja Pak Simon mengatakan ada budaya tertentu yang lebih tinggi derajatnya daripada budaya yang lain. Hati-hati lho Pak, nanti bisa mengarah ke primordialisme.
Saya ulangi lagi, budaya manusia itu sifatnya setara (istilah kerennya diferensiasi sosial, bukan stratifikasi sosial). Budaya yang satu ga bisa dijadikan standar mutlak untuk menilai budaya lain.
SIMON132 tulis:
misalnya....kenapa eropa lebih suka sistem demokrasi dari pada syariah agama....(baca sejarah gereja)....kenapa amerika bisa maju dan spirit religiositas tetap hidup...walau agama tidak tidak dibenarkan menjadi urusan negara atau menjadi hukum negara...Sistem demokrasi dan syariah masing-masing landasannya konsensus atau kesepakatan bersama. Seperti budaya tadi, yang satu ga bisa dipake buat menilai atau menghakimi yang lainnya.
SIMON132 tulis:
dem kian juga bicara kepantasan...acuan dasarany merujuk kepada standar norma yag normatif yg merupakan gerak peradaban yg maju dan satun berestetika...
"Standar norma" dan "Normatif" itu sifatnya subjektif berdasarkan kesepakatan masyarakat tertentu, ga berlaku secara universal. Kalo berlaku secara universal, ga bakalan ada beragam budaya. Lihat faktanya di lapangan, budaya ada buaaanyak banget kan? Artinya, standar norma ada banyak, bukan satu.
BTW, santun itu "beretika", bukan "berestetika"
-
23 Juni 2015
Ini forum diskusi or debat si?
Membenarkan n menyalahkan.menarik kesimpulan sendiri.banta-bantahan
Kok yg buat tema kek nya paling bener, yg gak sepaham dia di salahin,yg sepaham di puji, kalau kek gitu jangan buat forum diskusi,tp forum dokrin aja.
Lucu kali
Komentar sy si dalam cara berpakaian ya di liat dari konteks budayanya.menurut daerah itu kesopanan kek mana, kan beda tingkat kesopanan pakaian di timur tengah ama di Amerika salam berpakaian,
Untuk yg berpakaian ya pakai aja sesuai baju yg sopan. Kalau gak sopan pun ya gimana lagi,pilihan masing2 kok,palingan dapat cemooh Orng,di gosipin orng,n risiko lain dari pilihan pakaiannya
-
23 Juni 2015
wah bung Vieri nih baru masuk dah nyalahin orang....baca dulu... di sini tidak bicara budaya...tetapi soal kepantasan dan tidak ada kata memaksa harus seperti si A seperti budaya B.... kita harus berangkat dari titik yg benar...sapa yg salahi budaya papua pake koteka...tetapi mau nggak anda memakai itu pergi kemana mana....
yang kita bicara bukan budaya tertetu tetapi soal etika kepantasan yg konteksnya soal ibadah...ibadah dalam konteks diskusi di ruang ini adalah geraja...INI BATASAN diskusinya...yang menangggapi yg melebarkan persoalan karena mau membenarkan mereka punya pandangan...
dan ingat yg namanya budaya itu buah pikir manusia...pikiran manusia terus berkembang maju dalam konteks masing2....yang pasti orang akan mengikuti norma norma yg etis yg dapat diterima secara universal ini penekannya...
jadi kalo anda mau mengangkat budaya pakaian koteka menjadi norma norma universal silahkan...
-
23 Juni 2015
Bukti bahwa yg ke gereja itu bukan cuma org baik, tapi iblis juga ke gereja... hehehe
-
23 Juni 2015
@simon, Sy baca kok dari awal makanya sy menilai begitu
Satu lagi,tau kan kalau make warna merah itu apa,
Forum diskusi bukan memaksa pemikiran hanya 1 Orng,
Sy tdk menyalahkan,tp Anda sendiri yg menyalahkan Orng,dengan membenarkan pemikiran Orng yg sependapat Anda ampe make 'Muji' segala, dan menyalahkan Orng yg tdk sependapat pola pikir Anda,
Di pertegas la,ini forum diskusi or forum doktrin,kalau forum doktrin cuman berpijak 1 Orng yg bener,yg gak sama itu salah, selese kan
-
23 Juni 2015
Wuih2.... makin panas neh.....
adem2 ayo.........
klo buat saya simple... topiknya cara berpakaian wanita kristen.
kita lihat dulu tempat n momen nya N sesuaikan. Klo ke gereja, pakailah yg sopan. coba tanamkan dlm pikiran kita "Tuhan hadir dalam greja n menyaksikan sy sepanjang ibdh. Wajar kh klo Tuhan melihat sy dg busana seperti ini??" Klo dah mikir gtu, pasti deh pilih2 baju klo mau ke gereja. Bukan mewah atw indah, tapi yg pantas n sopan.
klo konteksnya party, pakailah yg nyaman buat party. Klo piknik, mari sesuaikan.
Soal budaya, mari kita hargai... jgn menyalahkan atw membenarkan.
Lihatlah dari sudut pandang yg berbeda. Mudah kan???
-
23 Juni 2015
Judul nya cara bepakaian toh, tinggal d jwb : klo rok sebaik nya minimal selutut, baju sebaiknya lengan nya 15cm, baju na ga ketat, ga ,enerawang, dsb dsb... itu br jwbn..
-
23 Juni 2015
Jernihkan Pikiran Satukan Hati, Kalu Ada Yg Salah Tlg DiMaafkan Kalu Ada Yg Benar Tlg DiJelaskan Secara Kasih. Karna Ini Forum Diskusi Kekristenan Sejati Bukan Debat Politik Parlemen Untuk Mencari Kursi,Okey.
-
23 Juni 2015
thakns Vee...
maksud tema diskusi ini tidak menyalhkan budaya koteka atau yg lainnya....tetapi orang percaya yg sadar akan nilai nilai etis dalam hidup sehari harinya...khusunya waktu ibadah....
jadi kita pahami dulu maksud temanya an uraian2 saya selanjutnya...
23 Juni 2015 diubah oleh SIMON132
-
23 Juni 2015
youuk gtrus beri tanggpan ini penting bagi kesaksian praktika kristen kita sebagai anak anak allah
-
23 Juni 2015
SIMON132 tulis:
yang kita bicara bukan budaya tertetu tetapi soal etika kepantasan yg konteksnya soal ibadah...ibadah dalam konteks diskusi di ruang ini adalah geraja...INI BATASAN diskusinya...yang menangggapi yg melebarkan persoalan karena mau membenarkan mereka punya pandangan...
Persoalannya jadi lebar karena batasannya ga dibatasi ke konteks gereja, tapi mau bikin norma yang universal. Oh iya, dari kemarin yang terus-terusan bilang tentang norma universal itu siapa yaa?
SIMON132 tulis:
dan ingat yg namanya budaya itu buah pikir manusia...pikiran manusia terus berkembang maju dalam konteks masing2....yang pasti orang akan mengikuti norma norma yg etis yg dapat diterima secara universal ini penekannya...
Sayangnya norma-norma etis yang dapat diterima secara universal hanya ada dalam idealisme pak Simon dan ga bisa ditemui di dunia nyata.
SIMON132 tulis:
jadi kalo anda mau mengangkat budaya pakaian koteka menjadi norma norma universal silahkan...
Maaf, pak Simon belum memahami maksud saya tadi. Mungkin saya tadi mengungkapkannya kurang jelas.
Di sini tidak ada yang mau mengangkat budaya pakaian koteka (atau pakaian apapun) menjadi norma universal.
Yang mau saya sampaikan adalah norma secara kontekstual.
Norma secara kontekstual itu realistis, bisa ditemui di mana saja. Sedangkan norma universal eksklusif, hanya bisa ditemui dalam ide Pak Simon.
-
23 Juni 2015
VEE802 tulis:
Judul nya cara bepakaian toh, tinggal d jwb : klo rok sebaik nya minimal selutut, baju sebaiknya lengan nya 15cm, baju na ga ketat, ga ,enerawang, dsb dsb... itu br jwbn..
Nah ini salah satu contoh bagus tentang standar berpakaian yang bisa dijadikan kesepakatan bersama.
Contohnya ada gereja A yang make standar kak Vee jadi norma. Ada lagi gereja B yang punya standar sendiri. Misalnya rok harus sampai bawah, lengan baju sebaiknya 20 cm, baju ga boleh ketat, ga boleh menerawang.
Norma gereja A berlaku di gereja A. Norma gereja B berlaku di gereja B. Jemaat gereja A ga boleh menghakimi gereja B berdasarkan standar gerejanya sendiri. Begitu juga sebaliknya, sehingga mereka bisa akur kalo pas ketemu. Ga ada yang maksain standarnya jadi norma universal.
Damai di hati, damai di bumi deh kalo gitu
-
23 Juni 2015
yang normatif itu yg akan menjadi patokan...sebab yg normatif itu selaras dengan hati nurani...karena yang namanya NORMA itu diungkapkan dan atau dirumuskan berdasarkan akal sehat.... budaya yg baik dan maju karena akal sehatnya jalan...
-
23 Juni 2015
titip ayat, 'pergaulan yg buruk merusak kebiasaan yang baik'
Titip peribahasa ' karna nila setitik rusak susu sebelanga'
Gbu
-
23 Juni 2015
@pakande bai : apa yg ko kirim di saya kh cess..? tdk bisa ku baca krn msh anggota gratis ki' bede'..