Bestie vs Pasangan

Saya mau survei sedikit mengenai pendapat kalian2 yang masih mencari jodoh di sini. Jd saya mikir sbnrnya pasangan itu aga beda sama bestie. Saya dulu sering mikir bahwa bestie sebenernya punya peluang lebih dekat dari pasangan. Kenapa begitu?

Bestie biasa habiskan waktu kenal kita dari saat kita sangat muda. Biasa bestie itu sangat mirip kita dari segi pemikiran, gaya hidup, dan profesi (ya karena satu sekolah sama kampus jg, gmn nga mirip coba? ) . Saya sendiri punya 2 bestie yang satu sekolah, satu kampus, satu gereja dan satu hobi. Sering banget curhat2an kl lg ada masalah, termasuk masalah keluarga dan pasangan.

Sedang pasangan kita berbeda jenis, hobi cukup beda, profesi pun beda, sejarah hidup jg mgkn jauh beda. Jadi sbnrnya saya mikir, kenapa kok kita2 bisa blg bahwa pasangan kita mustinya bestie kita, org lingkungannya sangat beda...

Tapi pasangan bisa jadi dekat bukan karena sama, dalam konteks berumah tangga dan ngasuh anak kalau ada saling melengkapi (yg cowo mencari nafkah keluarga, yg cewe mengasuh anak2 di rumah). Jadi ada suatu projek (dalam hal ini rumah tangga) yg menyatukan dua org yg berbeda pola pikir dan latar belakang.

Tapi skrg kalau misal org2 yg nga mau punya anak (yg merasa kurang mampu, atau dalam kasus saya, mampu tp ada tanggungan banyak dr keluarga sblmnya), bgmn cara membangun konteks sedemikian sehingga bisa hubungannya erat?

Ada banyak juga besti menjadi pasangan hidup, tapi ada juga bestie tetaplah bestie, terkadang sahabat dari kecil bisa menjadi saling jatuh cinta karena merasa sudah saling mengerti satu sama lain, saling paham, tapi tetap saja setelah menikah mgkn bakal ada saja kerikil-kerikil kecil yang bisa saja menjadi pemicu keributan dalam rumah tangga, tapi mungkin masih hal wajar, karena mgk akan lebih mudah untuk berdamai dan menyelesaikan masalah, dibanding dgn menikah dgn yg bukan bestie, tapi bukan berarti menikah dengan bestie sendiri sebagai jaminan rumah tangga langgeng ya.

Menurutku, membangun hubungan rumah tangga yang harmonis itu, memiliki visi dan misi yg sama, sehingga mampu bekerja sama dgn baik untuk membangun hubungan yang erat, saling menopang, saling respect dan tidak saling dominan.

Sis rose, dlm konteks saya sih bestie itu teman sesama jenis.

Ya sebenarnya kemampuan menyesuaikan diri itu perlu tapi mnrt saya nga cukup untuk membangun hubungan. Kita dalam transaksi bisnis dan kerja kantoran kita jg menyesuaikan diri, tp krn perlu.

Dalam hal ini, ada suatu projek jangka panjang yang mau dikejar (jadi sevisi istilahnya), tp hanya sevisi saja tp dlm jangka pendek, paling hubungan sbntr jg bubar...

Tp bila nga mau ada anak, jd apa yg dikejar (visi) seumur hidup? Bersenang2 bareng? Kalau senang2 bareng sepertinya sama bestie jg bisa (yg notabene sehari) , nga harus cari pasangan..

ROSE184 tulis:

Ada banyak juga besti menjadi pasangan hidup....

...

Menurutku, membangun hubungan rumah tangga yang harmonis itu, memiliki visi dan misi yg sama, sehingga mampu bekerja sama dgn baik untuk membangun hubungan yang erat, saling menopang, saling respect dan tidak saling dominan.

EDWIN244 tulis:

Saya mau survei sedikit mengenai pendapat kalian2 yang masih mencari jodoh di sini.

....

Tapi skrg kalau misal org2 yg nga mau punya anak (yg merasa kurang mampu, atau dalam kasus saya, mampu tp ada tanggungan banyak dr keluarga sblmnya), bgmn cara membangun konteks sedemikian sehingga bisa hubungannya erat?

Hubungan erat atau tidak sebuah pasangan tidak serta merta berkaitan dengan hal keturunan atau memilili anak.

Memiliki anak merupakan keputusan kedua belah pihak. Sebaiknya jangan memaksakan pasangan kalian.

Menurut pengalaman saya, istri saya memerlukan persiapan mental, baik pandangan dr segi finansialnya. Nah ini sebagai suami aku harus bs memahami kondisi istriku. Dan mampu juga menahan tekanan2 yang datang dr keluarga kita. Cth pertanyaan "Kapan punya anak ? "

Jadi saya asumsikan buat pak muliadi, anda mau cari pasangan yang bisa dijadikan bestie kan ya. Saya sih dulu mikir gitu jg, cuma kyknya susah. Beda jenis susah jadi bestie

Saya sih masih dekat sama bestie2 saya di singapur, jd sbnrnya cari pasangan cukup optional...

Kalau soal cari mama sambung, itu optional jg. Mama saya masih lmyn muda dan mau urus anak saya, jd nga terlalu perlu...

Paling cuma urusan selangkangan sih, cuma kl urusan selangkangan uda umur segini tampang sudah byk yg nga menarik.... Dan jg cuma gara2 urusan selangkangan urusan logistik ribet sekali,

byk yg anggap jg bahwa kl nikah sm duda, otomatis hrs jadi mama sambung, pdhl nga jg sih... Kl mau tinggal berdua pisah dari keluarga saya jg nga masalah

MULIADI885 tulis:

Hubungan erat atau tidak sebuah pasangan tidak serta merta berkaitan dengan hal keturunan atau memilili anak.

Memiliki anak merupakan keputusan kedua belah pihak. Sebaiknya jangan memaksakan pasangan kalian.

Menurut pengalaman saya, istri saya memerlukan persiapan mental, baik pandangan dr segi finansialnya. Nah ini sebagai suami aku harus bs memahami kondisi istriku. Dan mampu juga menahan tekanan2 yang datang dr keluarga kita. Cth pertanyaan "Kapan punya anak ? "

EDWIN244 tulis:

Jadi saya asumsikan buat pak muliadi, anda mau cari pasangan yang bisa dijadikan bestie kan ya. Saya sih dulu mikir gitu jg, cuma kyknya susah. Beda jenis susah jadi bestie

Saya sih masih dekat sama bestie2 saya di singapur, jd sbnrnya cari pasangan cukup optional...

Kalau soal cari mama sambung, itu optional jg. Mama saya masih lmyn muda dan mau urus anak saya, jd nga terlalu perlu...

Paling cuma urusan selangkangan sih, cuma kl urusan selangkangan uda umur segini tampang sudah byk yg nga menarik.... Dan jg cuma gara2 urusan selangkangan urusan logistik ribet sekali,

byk yg anggap jg bahwa kl nikah sm duda, otomatis hrs jadi mama sambung, pdhl nga jg sih... Kl mau tinggal berdua pisah dari keluarga saya jg nga masalah

Luar biasa, kamu merupakan pribadi yang cukup unik.

Kelihatannya benar, cukup sulit untuk kamu mendapatkan pasangan yang bisa dijadikan bestie bagi kamu.

Sayang itu hanya berlaku untuk kamu saja.

Pada pernikahan saya sebelumnya, istri saya bisa dijadikan bestie. Kami menikmati karya Tuhan bersama2, berpetualang sama2, berjuang sama2, sedih sama, bahagia sama2.

Jadi masa depan kamu tergantung keputusan kamu, cara pandang kamu. Selama kamu bangun tembok yang tinggi, rasanya ada beberapa pandangan indah itu terblokir sama tembok yg kamu bangun sendiri.

Terkait mama sambung, selayaknya bagi saya ketika saya mencari kembali pendamping saya, otomatis saya harus bisa mencari pasangan yang bisa menerima saya satu paket. Kalau dah terima satu paket. Idealnya anak ikut dengan kami. Terkecuali ada kondisi tertentu yang menghendaki anak saya dibesarkan oleh nenek atau kakeknya, masih bisa dikondisikan. Pasti ini pun merupakan pertimbangan yang terakhir, bahkan bisa dibilang belum terpikirkan buat saya.

Keren... ga kalah bijak lu cuy ma Pak Dokter. Keren, keren, keren!

MULIADI885 tulis:

Luar biasa, kamu merupakan pribadi yang cukup unik.

...

Pasti ini pun merupakan pertimbangan yang terakhir, bahkan bisa dibilang belum terpikirkan buat saya.

Saya malah kalo sama bestie tuh ga ada rasa tertarik. Justru dng org yg punya banyak persamaan tuh membuatku ngerasa hambar. Saya biasanya tertarik pd sosok yg di awal2 tuh ga nge klik, mungkin ada berantem2nya atau aku anggep dia norak, nyebelin. Nah, justru dari situ lama2 muncul ketertarikan.

"Hubungan adalah sesuatu yang tidak mudah. Kasihlah yg mengikat semuanya. Ada kasih saja, hubungan masih penuh dengan tantangan. Apalagi tidak memiliki kasih..."

Mat 24:12

Dan karena makin bertambahnya kedurharkaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

Semoga memberkati...