The Myth of Magical Other
-
17 November 2023
Ada sebuah video yang menurut aku cukup menarik sih. Menurut ini, kita menempatkan pencarian pasangan seperti kita mencari Tuhan. Dan ini adalah salah satu hal yang membuat hidup menjadi tidak sehat.
Di akhir videonya, diterangkan bahwa sebenarnya kita harus mengembangkan sebuah mindset untuk mencintai diri sendiri dulu, kalau kita mencintai diri sendiri baru kita menjadi seorang yang pantas dicintai, dan dapat membawa kita MEMILIH untuk mencintai orang lain.
Coba tmn2 JK boleh berkomentar, setuju atau tidak terhadap apa yg di bilang di video itu
-
22 November 2023
Tapi jika dilihat jaman sekarang dominan orang banyak orang individualis, terlalu mencintai diri sendiri..
EDWIN244 tulis: youtu.be/JH7GS5gGSx0 Ada sebuah video yang menurut aku cukup menarik sih. Menurut ini, kita menempatkan pencarian pasangan seperti kita mencari Tuhan. Dan ini adalah salah satu hal yang membuat hidup menjadi tidak sehat.
Di akhir videonya, diterangkan bahwa sebenarnya kita harus mengembangkan sebuah mindset untuk mencintai diri sendiri dulu, kalau kita mencintai diri sendiri baru kita menjadi seorang yang pantas dicintai, dan dapat membawa kita MEMILIH untuk mencintai orang lain.
Coba tmn2 JK boleh berkomentar, setuju atau tidak terhadap apa yg di bilang di video itu
-
22 November 2023
Iya bener, itu sisi negatif yang berlawanan dgn melakukan tugas masyarakat (seperti kebykan org jaman dulu).
Menurutku tidak boleh kelebihan dua2nya. Nga boleh mencari pasangan hanya krn mau menyenangkan keluarga / ortu, tetapi nga boleh jg cari pasangan untuk kepentingan diri sendiri.
Yg kutangkap dr video itu, mencintai diri sendiri artinya melakukan hal2 positif yang bermanfaat bagi diri sendiri DAN orang lain. Dengan melakukan hal tersebut, kita akan dapat dicintai dan dapat dengan kesadaran, memilih untuk mencintai org lain yg seperti itu.
YUDISAJA095 tulis:
Tapi jika dilihat jaman sekarang dominan orang banyak orang individualis, terlalu mencintai diri sendiri..
-
24 November 2023
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa menurut penemuan penelitian, "You cannot give/love what you don't have." Jadi seseorang yg tidak pernah merasa dirinya dicintai [Tuhan], dia tidak akan sanggup memberi kasih/cinta kepada orang lain.
(pura2 pun gak akan bisa, sebab ujung2nya ketawan juga koq).
Oleh sebab itulah Alkitab bersabda:“See to it that no one falls short of the grace of God and that no BITTER ROOT grows up to cause trouble and defile many” (Hebrews 12:15). Maksudnya, jangan biarkan kepahitan hidup (kekecewaan/bitterness) berkembang, sebab sadar/tidak itulah yg memblokir kemampuan seseorang utk mengasihi orang lain.
Contoh: Dulu saya pernah ke gereja yg ada nenek2 usia 90 tahunan yg kerjanya ngomel2 mulu sembari jalan dan dekatin saya [pertama kali, jadi gw gak antisipasi/was2]. Kelihatannya karena dia BITTER (dalam perjalanan hidupnya sampe umur 90-an) walaupun kenyataannya, memang hidup ini sangat susah dan sengsara, dan semua orang mengalaminya. Tapi janganlah sampai terjebak "SELF PITY" seolah-olah yg susah/sengsara itu hanya kamu sndr -- seperti ibu 90-an tsb. Itu akan membuat dia/anda jadi BITTER dan ngomel2 terus dan orang2 jadi menjauhi dan KABUR pastinya...wkwkwk....(siapa yg mau terus-menerus dengerin omelan/komplenan nenek tsb atau anda)?!
The ANTIDOTE to ANGER/BITTERNESS adalah GRATEFULNESS. Jadi praktek lah GRATEFULNESS. Kalo perlu, tulis "Grateful Jurnal" tiap hari, apa yg anda grateful thd Tuhan, tiap hari. Saya akan post (see below) ttg GRATITUDE -- sebab perlu kita sadari bahwa SEMUA yg kita miliki adalah karunia/pemberian Tuhan. Jadi kita tidak berhak nuntut Dia ataupun manusia lain (termasuk teman, keluarga, calon PH, dst).
Notice dalam bahasa Hebrew (bahasa Perjanjian Baru), kosa-kata LOVE itu ada 4 (kagak kayak English/Indo yg terbatas, yakni hanya LOVE ato KASIH/CINTA. Tetapi 4 kosa kata tsb ada bedanya:
1) AGAPE (Kasih Tuhan): paling sempurna [gak pernah gagal] dan yg jadi model utk kita semua.
2) EROS (Romantic Love): komitmen kasih yg tertinggi u/ ukuran manusia (kasih/cinta PH) yg harusnya mencontohi nomer 1 di atas.
3) PHILEO (Frienship Love) -- Contoh kayak Daud dan Yonatan, di mana Alkitab menjelaskan bahwa hubungan persahabatan mereka melebihi cinta seorang istri (nomer 2).
4) STORGE (Love your Neighbour) -- Contoh: memberi sedekah/pertolongan kepada sesama manusia.
Jadi, yg hanya tetangga/Storge (nomer 4), jangan nuntut/ngarep dikasihi spt keluarga/saudara/teman/PH. Juga, sesama manusia jangan nuntut Cinta Tuhan (nomer 1) thd PH yg hanya mampu memberi kasih nomer 2 (Eros). Yg nomer 3 (Phileo) kagak bisa nuntut disayang/dicintai sebagai nomer 2 (PH) ato nomer 1 (Agape). Pasti kecewa lah...nah siapa yg ngak masuk akal?! wkwkwk...
Lagian, di ajaran Katolik, ada yg namanya "ORDER OF AMORIS" (Urutan Mencintai) yg ditekankan oleh St. Thomas Aquinas:
pintswithaquinas.com/do-you-ha ... tm_content=love
Jadi, urutan kasih yg bener: 1) Kasihi Tuhan Terutama, 2) Kemudian kasihi Diri Sendiri, 3) baru yg terakhir kasihi Orang Lain. Jadi jangan terbalik/ngacak urutannya. Sebab gak akan sanggup jangka panjang...wkwkwk.
Jadi itu KONSISTEN dengan penemuan ilmiah di artikel2 Psychology, Sociology, Mental Health, dst. bahwa manusia harus mencintai diri nya sendiri. Setelah itu, baru bisa mencintai orang lain.
Alkitab (sabda Tuhda) pun tidak nuntut kita mencintai orang lain MENDAHULUI cinta diri sndr dulu, Contoh Lukas 3:11 -- kalo kau punya 2 baju, berikanlah 1 kepada org lain. Jadi, intinya harus urus diri sndr dulu (berdamai dengan Tuhan, sadar bahwa semuanya dipenuhi dan dicintai Tuhan/bukan org lain). Sesudah itu, barulah kita mampu mencintai/melihat org lain dari perspektif Tuhan juga.
Jadi harus ngerti/sadar bahwa dirinya sndr dikasihi Tuhan dan tidak perlu "DESPERATE" minta perhatian, caper, minta dicintai org lain (baik itu teman, ortu, sodara, calon PH, dst) dulu. Tapi tenang/damai dgn diri sndr [dan bener2 lho, bukan pura2 cuman teorinya ajeh], sadar/tahu Tuhan SANGAT mencintai diri kita. Nah sesudah itu, barulah MAMPU cintai org lain.
Ini sangat dalam, dan semua org butuh waktu u/ kunyah dan terapkan dalam diri sndr dulu. Selamat mengunyah dan menerapkan...yuk dulu ya!
EDWIN244 tulis:
Iya bener, itu sisi negatif yang berlawanan dgn melakukan tugas masyarakat (seperti kebykan org jaman dulu).
Menurutku tidak boleh kelebihan dua2nya. Nga boleh mencari pasangan hanya krn mau menyenangkan keluarga / ortu, tetapi nga boleh jg cari pasangan untuk kepentingan diri sendiri.
Yg kutangkap dr video itu, mencintai diri sendiri artinya melakukan hal2 positif yang bermanfaat bagi diri sendiri DAN orang lain. Dengan melakukan hal tersebut, kita akan dapat dicintai dan dapat dengan kesadaran, memilih untuk mencintai org lain yg seperti itu.
YUDISAJA095 tulis:
Tapi jika dilihat jaman sekarang dominan orang banyak orang individualis, terlalu mencintai diri sendiri..
24 November 2023 diubah oleh MAE309
-
24 November 2023
Gratitude is the most underrated, yet most powerful path to holiness. It recognizes the truth of our situation: that everything in our lives is a gift from God.
Here are 3 key ways gratitude can transform our spiritual lives.
1. Gratitude fills our hearts with love for others
It's hard to hate someone after we thank God for them. When we thank God for someone’s existence and their good qualities, we take on the mind of Christ.
On the Cross, Jesus saw more than just our sins: He saw our great potential to love. It takes a soul full of love to find the good in someone.
Gratitude swiftly floods our minds and hearts with charity. When seeking to love others, start with gratitude.
2. Gratitude is contagious and persuasive
We always want to spend time with people who exude a gratitude-fueled joy. They appreciate life and all of its gifts. If they’re thankful, they’re likely loving you well, too.
Carrying a grateful heart will naturally melt bitterness away from everyone nearby. If you’re looking to change someone’s heart, your joy will change them more than logic or argument alone.
Others who see your gratitude will follow suit. It might even lead them to wonder what makes you different—a great opportunity for evangelization.
3. Gratitude leads to humility and a hatred of sin
Like gratitude, humility recognizes the truth of the situation. When we ponder the Gift Giver, we quickly realize we don’t deserve all that God has blessed us with.
We recognize how much God loves us and how amazing our lives are. We start seeing sin for what it truly is: hurting the One who loves us.
Gratitude corrects how we see our relationship with God. Then, it motivates us to love Him with a pure heart.
[Translasi bisa melalui GOOGLE TRANSLATE].
24 November 2023 diubah oleh MAE309
-
24 November 2023
Keinginan setiap manusia adalah dicintai sepenuhnya/selama-lamanya. Seperti cinta Kristus yg tidak pernah gagal. Tetapi manusia adalah pendosa (org gagal).
Sebelum nikah, inilah yg harus diketahui dan diantisipasi (bahwa pernikahan bukan suatu Kontrak, melainkan suatu COVENANT / Perjanjian Kudus):
24 November 2023 diubah oleh MAE309
-
25 November 2023
Ini sebenarnya cukup masuk akal sih, meski saya bilang kalau cinta sendiri di sini hanya mencakup hal2 yg dasar (seperti kesehatan, kedamaian, dan iman). Dalam hal ini, saya setuju bahwa ini prioritasnya di atas cinta kepada org lain
Kalau hal2 sekunder (penghargaan, kehormatan, kekayaan, pengalaman menarik, dsb) itu tergantung daripada hubungan individu tersebut dengan org2 lain dan jg tergantung dari seberapa esensi pengorbanan dirinya dari perspektif org lain tersebut.
MAE309 tulis:
Lagian, di ajaran Katolik, ada yg namanya "ORDER OF AMORIS" (Urutan Mencintai) yg ditekankan oleh St. Thomas Aquinas:
...Ini sangat dalam, dan semua org butuh waktu u/ kunyah dan terapkan dalam diri sndr dulu. Selamat mengunyah dan menerapkan...yuk dulu ya!
26 November 2023 diubah oleh JODOHKRISTEN