Anak Tidak Minta Dilahirkan
-
1 Maret
Mengapa punya anak? Manusia adalah makhluk sosial yang sulit untuk hidup sendiri karena itu ia mendambakan seorang penolong yang dapat membantunya disaat ia lemah tidak berdaya. Namun ironisnya tidak semua orang bisa dimintakan pertolongan, hanya orang2 dekat saja yang diharapkan bisa menolongnya & yang paling terdekat adalah keluarganya. Karena itu orang tua mendambakan hadirnya seorang anak dengan harapan di masa tuanya ada penolong yang merawat mereka di saat lemah, sakit & tidak berdaya.
Tentu saja yang orang tua dambakan adalah memiliki anak yang patuh & berbakti. Dalam membesarkan anak orang tua mendidik & memberikan pemahaman agama untuk anak2nya agar tahu tata krama, etika, sopan-santun & mengenal siapa Tuhan yang harus disembah; walau pun orang tuanya tidak benar-benar beriman / tidak berpendidikan tinggi tapi mereka tetap berharap yang terbaik untuk anak-anaknya. Orang tua ingin kelak pribadi anaknya menjadi orang yang berguna lebih dari anak-anak lainnya di keluarga & masyarakat. Bagaimana pun susahnya kehidupan, orang tua selalu mengalah & mendahulukan kebahagiaan anak2nya diatas kebahagiaan diri mereka sendiri dengan berusaha memberikan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang bisa mereka peroleh.
Orang tua lebih mengetahui lika-liku kehidupan sehingga dalam mendidik anak mereka akan berpedoman berdasarkan pengalaman hidupnya dengan memilah apa yang terbaik & tidak baik bagi anaknya. Dalam prosesnya orang tua yang baik akan memberikan dukungan moril & materiil, namun bukan berarti apa yang anak inginkan akan selalu dituruti. Orang tua akan melihat lebih dulu kebutuhan mana yang lebih penting untuk diutamakan. Tentu saja semua kebutuhan harus disesuaikan dengan kemampuan & jangan sampai anak menjadi egois memaksakan kehendaknya sendiri diluar batas kesanggupan orang tuanya. Selama definisi gambaran kebutuhan (kebahagiaan) anak masih berada di jalur yang benar setiap orang tua yang baik tentu akan mendukungnya.
Orang tua menyadari sejak awal bahwa punya anak adalah konsekuensi dari sebuah pilihan untuk hidup senang & susah bersama anaknya, dengan penuh keyakinan kelak nanti anaknya bisa berbakti menjadi tumpuan harapan di masa tuanya. Tapi pada kenyataannya seiring berjalannya waktu ada orang tua yang punya anak malah justru menderita karenanya. Dengan klaim pernyataan dari anak yang tidak pernah minta dilahirkan seolah-olah membenarkan tindakan anak yang tidak mau diatur. Anak merasa segala aturan, nasihat, pendidikan & tanggung-jawab yang diberikan orang tuanya membuat mereka merasa terkekang, terbeban & tidak bebas. Dengan dalih tidak bahagia anak menuntut haknya tanpa memikirkan apa yang menjadi kewajibannya kepada orang tuanya & sering kali anak juga tidak berempati / tidak hormat dengan mengabaikan, melawan atau tidak peduli dengan keberadaan orang tuanya.
Punya anak itu tidak selalu membahagiakan, sepanjang proses merawat & mendidik anak ada begitu banyak pengorbanan yang harus diperjuangkan baik waktu, uang & tenaga. Membesarkan anak adalah saat-saat yang paling melelahkan dalam hidup; Ada begitu banyak momen tidak bahagia yang menyakitkan yang bisa membuat depresi menghadapi berbagai tingkah prilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan orang tuanya. Pengorbanan yang jika dibandingkan dengan membahagiakan diri mereka sendiri jauh lebih besar pengorbanan untuk kebahagiaan anak. Semestinya betapa pun baik / buruknya orang tua tetaplah orang tua, jangan sampai ada keretakan dalam ikatan hubungan darah di antara keduanya & anak selalu diharapkan untuk patuh & berbakti. Harapan dimana momen2 merasa bahagia memiliki anak sama sekali belum bisa dirasakan oleh orang tua apabila di saat2 tuanya belum merasakan bakti anak yang merawatnya.
Semboyan bahwa banyak anak banyak rejeki merupakan pemikiran yang salah kaprah, malah sebaliknya banyak anak bisa menimbulkan banyak masalah. Banyak anak hanya akan menambah beban biaya hidup sehingga kualitas hidup menjadi menurun. Dengan tidak terpenuhinya kebutuhan anak untuk mendapatkan pendidikan & hidup yang layak pada akhirnya membuat ketidak-mampuan anak untuk bertahan hidup, sehingga kondisi ini akan membuat anak yang tidak berbakti semakin menyalahkan orang tuanya. Orang tua yang memiliki banyak anak tidak menjamin kelak anak2nya akan merawat orang tuanya malah hanya akan melahirkan kesenjangan sosial baru. Jika demikian halnya apakah ada gunanya melahirkan banyak anak dimana setelah jompo anak2 yang tidak berbakti tidak bisa / mau merawat orang tuanya.
Setiap agama mengajarkan agar anak2 patuh kepada orang tuanya, patuh pada orang tua adalah keharusan selama itu ada di jalan yang benar. Anak yang berbakti otomatis akan menghormati & menghargai orang tuanya dengan begitu orang tuanya juga akan mencintai anaknya. Walaupun anak tidak minta dilahirkan tapi orang tua juga tidak berdoa pada Tuhan minta dilahirkan anak yang tidak berbakti. Kebahagian anak haruslah juga kebahagiaan orang tuanya, janganlah anak bahagia tapi orang tuanya hidup menderita & sebaliknya. Dalam hal ini sebagai orang tua & anak haruslah saling mengerti, memahami & tidak hidup hanya berdasarkan ego masing2.
Walapun anak tidak minta dilahirkan tapi ingatlah juga bahwa orang tua tidak minta pada Tuhan dilahirkan anak yang durhaka. Setiap orang tua selalu berharap menginginkan nanti di masa-masa tuanya yang jompo akan ada bakti anak yang akan merawatnya. Orang tua tidak meminta lebih, hanya sekedar balasan untuk merawat mereka menghadapi akhir hidupnya di saat ajal menjelang datang menjemput.
(Dilema manusia yang adalah makhluk sosial namun tidak ada yang menolong dirinya sendiri).