Dicintai secara brutal dan kriminal
-
29 Oktober
Saudari @ULLIL035
Kalau jenjang "mengganggu" nya sudah sedemikian parahnya bak meneror tiap jam kerja, ada baiknya minta kebijakan atasan untuk W.F.H saja utarakan dengan penuh kejujuran
Bisa pula si pria "pengganggu" dipindah ke divisi lain yang bergerak di lapangan untuk mengurangi frekuensi tatap muka diantara ke2nya
Cuma atasan yang punya kekuasaan untuk melakukan 2 alternatif cara kusebut sebelumnya
Bisa pula dengan cara terakhir yaitu resign jika memang sudah tak tertahankan lagi
Memang terlihat menghindari masalah namun apa daya dengan 3kali penolakan saja tetap pantang mundur jua ?
29 Oktober diubah oleh VEKA741
-
29 Oktober
Waduh, sampe 3x ditolak masih kukuh?
Kalau gt si cwo obsesi berlebihan.
Trus tmn2 kantor yg cwe gimana? Ada bantu kah tmn km atau malah rame2 ngedukung si cwo jg?
Jujur ini bisa bahaya, kalau tmnkm ga bs bener2 cuek atau ngerasa kasihan ke cwo ky gt.
Saran sy coba konsultasiin dengan HRD, jujur cerita kalau udah ga nyaman dengan perlakuan obsesif si cwo.
Urusan pribadi si cwo sampe di umbar2 di kantor demi pengakuan tmn2 sekantor, itu sudah mengganggu kinerja.
29 Oktober diubah oleh EDWIN855
-
2 November
Nyimak lah....kyknya seru
-
3 November
Bersikap sewajarnya aja.Hanya, jika si cowok itu udh kelewatan ya si cewek perlu bertindak juga sih. Misal si cowok udh mulai pegang2 tangan si cewek, ya si cewek perlu mengelak dng halus. kalo soal baper sih memang org kalo lagi jatuh cinta suka baper. Kita ngliat dia bbrp detik aja, dia baper. Jadi ngga perlu kuatir2 banget soal bapernya. Jika terpaksa hrs menerangkannya ke rekan kerja yg lain, terangkan sj dng tenang. Hmmm tetapi kenapa hrs nerangin ke rekan kerja yg lain ya? Apa rekan kerja tsb suka jg pd si cowok?
-
3 November
ANITA089 tulis:
Bersikap sewajarnya aja.Hanya, jika si cowok itu udh kelewatan ya si cewek perlu bertindak juga sih. Misal si cowok udh mulai pegang2 tangan si cewek, ya si cewek perlu mengelak dng halus. kalo soal baper sih memang org kalo lagi jatuh cinta suka baper. Kita ngliat dia bbrp detik aja, dia baper. Jadi ngga perlu kuatir2 banget soal bapernya. Jika terpaksa hrs menerangkannya ke rekan kerja yg lain, terangkan sj dng tenang. Hmmm tetapi kenapa hrs nerangin ke rekan kerja yg lain ya? Apa rekan kerja tsb suka jg pd si cowok?
ka anita lht ft rambut panjang, cantik= maaf gk sesuai tema👌😁
-
3 November
ULLIL035 tulis:
Ada temen nitip diskusi.
Bagaimana seandainya temen2 dicintai secara brutal dan kriminal sama rekan kerja tapi dia orang yg tidak kalian sukai balik, alesan ga suka banyak sih sebut saja karakternya *bukan karakter nya menuju kriminal, cma gaya hidupnya ga pas..
Sikap apa yg sebaiknya dilakukan untuk menjaga hubungan kerja tetep asik tp aslinya kalo bsa ga ketemu ga ketemu, karena gerakan baik sedikit dese jadi baper yg bikin gebrakan dan harus klarifikasi ke rekan kerja yg lain 🙏
*Kata kriminal hanya pemanis 🙏
klu sy dicintai utk tujuan yg positif y gk mslh, tp lbh baik kedepannya klu cinta bsambut ditumbuhi secara kedua pihak drpd sepihak krn kita mjalin hubgn 2 org bukn 1 org (krn cinta yg dimksd sis ULLIL, realita bukn hayalan). Utk klarifks sbenarnya gk penting utk cinta yg bsambut atau tdk bsambut krn nyangkut 2❤ bukn ramai ramai❤, sis
3 November diubah oleh ETHEFRIDAY551
-
16 November
Pendapat saya berikut ini lumayan panjang. Mungkin terpicu karena pernah berada dalam situasi seperti ini di masa lalu.
Bagi saya, perilaku dicintai secara brutal ini menakutkan sih. Malah bisa jadi menjadi tindakan counter-productive dalam pekerjaan dan merugikan performa kerja. Bisa pula jadi model micro-agression pada pihak yang dituju. Bahkan hal semacam ini bila tidak ada persetujuan dari pihak yang dicinta, bisa malah jadi hal yang membuat lingkungan kerja tidak produktif dan harmonis dan merugikan tempat kerja. Apalagi bila pihak yang dituju/target cinta tidak suka sedangkan ybs adalah misalnya "aset" atau "key player" industri.
**
Berbagi pengalaman, dulu sekali pernah punya pengalaman model dicintai yang model "brutal, agresif" secara eksplisit saat kerja part-timer di sebuah kantor (semi-profit) pada pertengahan usia 20an.
Ada rekan kerja yang memang sudah lama naksir dari sejak awal kuliah. Sialnya saat tamat, kami bekerja di kantor yang sama. Dia lelaki yang baik dan punya performa yang bagus. Datang dari kelas sosial yang sama, seagama pula hanya beda etnis. Tapi ya itu rasa cinta itu tidak bisa dipaksakan. Begitu juga chemistry antara kami berdua yang memang tidak seroh dan sefrekuensi.
Yang menjadi masalah adalah aksi sukanya dan PDKTnya sangat berlebihan. Bahkan lebih parah dari sejak masa kuliah. Yang tidak saya suka adalah ybs tidak memahami bahwa perasaan itu bukan perkara yang bisa dipaksakan. Bahkan yang membuat gerah adalah ungkapan cinta ybs bisa diumbar dengan gamblang dan verbatim di depan orang lain termasuk para klien yang notabene adalah stranger. Sedangkan dari masa kuliah, saya tidak menganggap ybs sebagai kandidat pasangan, serta sudah membuat boundary serta sudah menunjukkan secara ekspresif dengan jelas bahwa saya tidak tertarik. Bahkan ungkapan ketidaktertarikan saya pada ybs sudah beberapa kali dulu saya sampaikan pada sahabat - sahabatnya si fans saat mereka menyampaikan "salam" dari ybs dll.
Sayangnya, saat awal bekerja itu, ada beberapa senior dan rekan kerja (laki - laki dan perempuan) yang mendukung dan menganggap ini sebagai upaya dan usaha cinta ybs dll. Bahkan ada beberapa yang mendukung segala macam mau jadi mak comblang. Namun, tentu saja malah jadi bumerang bagi saya karena membuat saya tidak nyaman di kantor.
Gara - gara ini, bahkan pernah sampai suatu ketika, memicu saya berdebat frontal dan mengucapkan dengan jelas dan menegaskan di depan teman-teman, senior serta ybs tentang ketidaktertarikan saya kepada ybs. Karena level kesabaran sudah di puncak. Untunglah saat bekerja itu, posisi tawar saya kuat di kantor serta punya daya dukung sosial budaya yang kuat di wilayah lokasi kota domisili kantor. Jadi ya sekaligus bisa mengirimkan pesan "ancaman halus" semacam "kalau nanti ada yang macam - macam lagi dengan isu ini, maka saya akan melibatkan keluarga besar dan semua sumberdaya untuk mengatasi hal ini dan akan saya anggap sebagai ancaman pada diri saya" Usai ultimatum halus ini, aksinya lebih reda dan semua yang terlibat lebih menahan diri termasuk saya.
Karena perdebatan sengit ini, akhirnya saya melaporkan juga perkara ketidaknyamanan ini ke atasan langsung dan pimpinan lembaga secara gamblang. Serta kami mencari jalan keluar yang lebih win-win solution. Salah satunya ya saya lebih banyak dilibatkan pada project - project yang mobile. Saat ke kantor pun sekian djam dalam seminggu, saya bebas memilih nongkrong kerja di ruangan bos atau tempat teman - teman yang netral. Intinya, sebisa mungkin saya tidak harus berdekat kubikel/meja/tempat duduk dengan si fans. Hal ini karena saat itu, baik saya dan si fans ini sama - sama punya keahlian yang diperlukan kantor hanya model chemistry relasi kami seperti air dan minyak.
Selain itu, saya juga mencari cara alternatif lain dengan mencari pacar yang sekota yang saat itu syukurlah dapat yang sefrekuensi walau putus 1 tahun kemudian (HAHAHA). Lalu setelah 2 tahun kerja di tempat itu, saya resign dan pindah kota dan tidak ketemu si fans sampai sekian tahun.
Syukurlah, usai sekian tahun, lalu kembali ke kota lama, dan dikontrak tempat kerja mama untuk project lepasan, rekan lama juga sudah pindah kantor tapi masih masih satu lokasi cluster-mya. Tapi ya sudah aman dan tidak lagi mendapatkan aksi suka yang agresif seperti sebelumnya. Relasi kami pun lebih baik walau hanya say hallo secukupnya kalau ketemu. Demi aspek kesopanan doank.
**
Anyway, kasus saya dan model pendekatan yang dulu saya lakukan kemungkinan tidak aplikatif pada kasus semua orang serta tidak bisa dipakai pada konteks semua orang. Tergantung pada tipe kepribadian si target dan si fans, sumberdaya (finansial, tenaga, keahlian), serta daya dukung si target (relasi kekuasaan di tempat kerja, latar belakang sosial budaya, status finansial dll).
Tapi saran saya, bila ada kejadian seperti ini, siapapun yang menjadi target dari cinta yang mengganggu ini, bisa memulai dengan beberapa langkah sederhana berikut:
1.Nyatakan secara eksplisit dan verbatim (lisan) 4 mata ke ybs bahwa target tidak nyaman dan tidak tertarik. Nyatakan penolakan bila memang ada upaya pengungkapan rasa cinta secara langsung kepada target.
2. Buat rekaman perlakuan entah audio visual yang terasa mengancam, atau jadi bentuk agresifitas dan mengganggu. Kumpulkan bukti - bukti. Tiap interaksi yang model seperti ini, setidaknya ada bukti.
3. Petakan siapa saja "pendukung" si rekan kerja/fans ini. Lakukan semacam pemetaan stakeholder dalam kategori siapa lawan, kawan, dan pihak mediator. Ini bisa jadi langkah pertimbangan yang membantu manuver target dalam dunia kerja khususnya politik kantor kelak. Petakan relasi kekuasaannya dan bila memungkinkan, petakan juga siapa saja yang bisa "melemahkan" para sekutu si fans.
4. Melaporkan ke atasan langsung ataupun HRD. Bila perlu, membuat surat tertulis keberatan.
5. Bila ada asosiasi dan lembaga hukum perusahaan dll, berkonsultasilah.
6. Bila terasa intens dan terganggu, mulai sounding dan utarakan pada entah sahabat/rekan kerja lain atau pihak - pihak lain yang berkompeten. Demi keamanan diri bila ada apa - apa selanjutnya.
7. Melibatkan model "pacar palsu" bila punya kapasitas entah kerabat, entah teman lama, entah segala macam pihak yang bisa dilibatkan dan mendukung kita.
8. Paling penting, Berdoa minta terobosan.
9. Pastikan selama masa ini, setidaknya mengambil model kursus/les latihan bela diri dasar atau self-defense yang taktis untuk perempuan. Setidaknya model teknik bertahan dari serangan tiba - tiba. Kita tidak pernah tahu bagaimana arah relasi si fans & target seperti ini di masa mendatang.
NAMUN, bila semua upaya sudah dilakukan dan masih tidak nyaman dan tidak ada langkah pasti,,. Bisa pula target membangun mekanisme "thick skin" muka tembok dan menghadapi ybs. Tapi ini memang berat dan tidak nyaman.
Tapi bila mau cara yang super ekstrim karena target tidak punya pilihan lagi dan tidak tahan dengan perilaku ini, ada 2 pilihan yang bisa dibuat:
1. Resign/keluar dari pekerjaan.
2. Lakukan model pendekatan berbeda (counter-action) dengan pendekatan model ala Dark Psychology. yang memakai teknik manipulasi. Tapi ini memang harus dilakukan secara hati - hati dan hanya bila terdesak. Let's say target sangat terganggu, tapi sangat butuh pekerjaan tsb.
Maka, silahkan si target menerima cintanya si fans lalu kembangkan teknik - teknik "manipulasi". Entah guilt-tripping, hot and cold behaviour, reverse psychology, gaslighting. Ini bisa jadi semacam "jalan keluar jangka pendek".
Tapi bila lakukan ini, pastikan pacaran dgn ybs tidak lebih dari 3 bulan.Pendekatan ini juga pastinya akan berdampak pada performa kinerja target dan si fans yang memburuk. tapi kabar baiknya, bila sudah pernah mengajukan ke HRD dan tidak digubris, ini bisa jadi wake-up call untuk pihak HRD kantor.
Selaini tu, bila melakukan teknik ini, harapannya ya si fans sudah membentuk bonding dalam alam bawah sadarnya dan perasaan semu bahwa ybs sudah "berhasil & memiliki" target dan upayanya "terbayar". Tapi ada beberapa rambu untuk bisa punya exit point yang akan menguntungkan target:
*Jangan mau diperkenalkan sebagai pacarnya di lingkungan keluarga ybs ataupun orang lain;
*Jangan ada kontak fisik selama pacaran (ciuman dll) dan pilih selalu kencan/date di tempat umum.Bahkan bila ajakan makan malam usai jam kerja, sebisa mungkin minimalkan.
* Minimalkan segala macam model foto - foto bareng unfaedah apalagi pose mesra. Jangan tinggalkan bukti digital yang banyak.
*Minimalkan komunikasi sebagai pasangan. Jawab segala sesuatu dengan singkat. baik obrolan, WA dll.
*Selama pacaran, lakukan segala macam sifat, tindakan yang tidak disukainya. Bila sudah bekerja lama, pasti setidaknya kita tahu apa yang tidak disukainya.
Hal yang diharapkan adalah si fans pada akhirnya sendiri yang akan meninggalkan target dan merasa target tidak menarik sebagai pacar/pasangan seperti yang diangan - angankannya di dalam kepalanya.
Jadi semacam upaya "menghancurkan impiannya" :)
ULLIL035 tulis:
Ada temen nitip diskusi.
Bagaimana seandainya temen2 dicintai secara brutal dan kriminal sama rekan kerja tapi dia orang yg tidak kalian sukai balik, alesan ga suka banyak sih sebut saja karakternya *bukan karakter nya menuju kriminal, cma gaya hidupnya ga pas..
Sikap apa yg sebaiknya dilakukan untuk menjaga hubungan kerja tetep asik tp aslinya kalo bsa ga ketemu ga ketemu, karena gerakan baik sedikit dese jadi baper yg bikin gebrakan dan harus klarifikasi ke rekan kerja yg lain 🙏
*Kata kriminal hanya pemanis 🙏
-
17 November
Tetep jaga jarak... krn risih jg klo dipepet yg terlalu mepet 😂
-
17 November
Jadi merepet 😆
EZTY822 tulis:
Tetep jaga jarak... krn risih jg klo dipepet yg terlalu mepet 😂