Sudahkah kata-kata kita menjadi berkat untuk orang lain?
-
4 Oktober 2015
Syalom rekan2..
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sangat mudah mengeluarkan kata-kata. Tapi sadarkah kita? Seringkali kata-kata yg kita ucapkan menyakiti atau menyinggung hati orang lain. Terkadang kita berbicara tanpa dipikir terlebih dahulu. Bagaimana jika ini terjadi dalam kehidupan berjemaat dalam suatu gereja?
Mungkin saja seseorg melakukn kesalahan kecil dalam memimpin pujian, langsung kita merendahkan dia dg berkata "kalau tak bisa mimpin jangan mimpin donk". Atau mungkin seseorang tidak tepat mengambil nada dalam bernyanyi, langsung kita berkata "kalau tidak bisa nyanyi lebih baik tidak usah nyanyi."
Padahal di tempat lain (luar gereja) orang tsb bisa memimpin, punya suara bagus, dsb. Tapi ketika pelayanan dia gugup sehingga melakukan kesalahan, kita dengan mudah merendahkan dia sehingga berdampak setiap kali berada di gereja, dia selalu gugup bahkan mungkin tidak mau lagi bernyanyi, memimpin pujian, dsb. Bagaimana menurut rekan2?
-
4 Oktober 2015
Perkataan itu seperti pedang bermata tiga bahkan menusuk hingga ke dalam roh.
perkataan ltu memiliki kuasa, jd kita harus berhati2 ketika berkata kata. Apalagi memperkatakan ttg diri kita sendiri,
Perkatakan sesuatu yg positif sekalipun kenyataannya bertolak belakang. Apapun yg kita ktkan ttg diri kita mk tubuh kita akan bereaksi terhadap perkataan kita.
Seperti kt Tuhan kpd Gideon ketika berperang,
"Hai engkau pahlawan yg gagah berani....
Pada hal pada saat itu Gideon sedang bersembunyi karena ketakutan..
-
4 Oktober 2015
brarti kt2 itu sangat berpengaruh kan?? Bagaimana jika sudah ada yang terkena dampak negatif dari perktaan kita? Sulit untuk membangkitkan lagi semangat dan kepercayaan diri seseorang yang sudah menelan perkataan negatif dari orang2 sekitarnya
-
5 Oktober 2015
Hai Ciska...apa kbr?....moga baik ya
iya hendaknya kata2 kita setiap hari bisa memberikan semangat dan motivasi buat teman2 semua
sehingga kitapun akan mendapat hikmat dan karunia dari Tuhan.
Salam Ya.
-
5 Oktober 2015
Kalau sy si tergantung yg denger.belum tentu kata2 memberkati bagus untuk yg denger dan belum tentu maki2 jelek bagi yg dnger,yg penting posisi n time nya bener serta di ikuti oleh kondisi pendengar
-
5 Oktober 2015
Halo Ciska, *lambai-lambai tangan*
Ungkapan lidah itu bagai pedang, memang betul. Semuanya ada parameternya masing-masing. Semuanya ada konsekuensinya. Lebih baik perkataaan yang mendatangkan berkat.
Tapi manakala kita dihadapkan oleh sesuatu yang butuh dikomunikasikan, ternyata harus ada kejelian ekstra untuk berkata-kata. Kalau pas mood kita bagus tentunya paparannya akan lebih enak. Namun bila mood kita sedang anjlok, segala ungkapan tanpa tedeng aling-aling akan membuat lawan bicara kita tersinggung. Suasana makin keruh.
Bila seseorang bisa melihat bahwa perselisihan adalah bumbu sedap dalam pertemanan dan sanggup mempererat hubungan pertemanan itu, saya yakin itu adalah kawan sejati. Hal ini yang sulit ditemukan tapi masih ada. Karena saya pernah mengalaminya sendiri.
Seandainya posisi kita adalah orang yang ditegur dengan cara yang menyinggung perasaan. Maka lebih baik pikirkan kebaikan-kebaikan orang tersebut. Agar bisa mereduksi perasaan sebal kita. Itu cukup ampuh loh. Setelah mood kita sudah lebih baik, baru kita pikirkan mungkin memang style dia seperti itu. Jangan dipikirkan caranya menegur, itu tidak penting. Tapi pikirkan esensi teguran itu agar kita menjadi pribadi yang lebih baik.
-
5 Oktober 2015
CISKA018 tulis:
brarti kt2 itu sangat berpengaruh kan?? Bagaimana jika sudah ada yang terkena dampak negatif dari perktaan kita? Sulit untuk membangkitkan lagi semangat dan kepercayaan diri seseorang yang sudah menelan perkataan negatif dari orang2 sekitarnya
eh belum baca yang bagian ini.
Nah, kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk tetap baik pada kita karena perkataan yang sudah kita lontarkan. Setiap orang punya karakter. Susahnya lagi kalau orang tersebut sudah tidak mau berkomunikasi lagi. Ya sudah mau gimana lagi, tetap doakan dia akan dilembutkan hatinya dan mau percaya diri lagi. Mungkin perlu orang ke-3 untuk memberikan pengertian dari sudut pandang yang lain agar bisa mengubah perkataan negatif itu menjadi tujuan yang positif.
Ini dunia nyata, saya, Anda, kalian mau tak mau harus bisa menghadapi apapun yang ada di depan kita baik perkataan negatif atau perlakukan negatif yang ditujukan pada kita. Dan menjadikan ha tersebut sebagai pengertian yang positif. Untuk kebaikan kita.
-
5 Oktober 2015
Menurut Saya "Perkataan Adalah Cermin Sikap Dan Perbuatan Seseorang"
Efesus 4:29 :
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, b tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, c di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Jangan biarkan perkataan yang sia-sia keluar dari mulutmu, tetapi jenis perkataan yang berguna untuk membangun, sebagaimana diperlukan, sehingga perkataanmu itu memberi anugerah bagi mereka yang mendengarnya.
Jangan mengeluarkan perkataan yang busuk daripada mulutmu, melainkan barang apa yang baik akan meneguhkan iman sebagaimana yang perlu, supaya ia itu memberi berkat kepada orang yang mendengarnya.
Kalau kalian berbicara, janganlah memakai kata-kata yang kotor. Pakai sajalah kata-kata yang membina dan memberi pertolongan kepada orang lain. Kata-kata seperti itu akan mendatangkan kebaikan kepada orang-orang yang mendengarnya.
Jangan biarkan setiap perkataan yang sia-sia keluar dari mulutmu, sebaliknya apa yang sekiranya baik untuk kebangunan apa yang perlu, agar hal itu dapat memberi anugerah bagi mereka yang mendengarnya.
Jangan sampai kata-kata yang tidak baik keluar dari mulutmu, tetapi ucapkanlah apa yang baik untuk membangun, sesuai dengan kebutuhan, supaya dapat mendatangkan kebaikan bagi orang yang mendengarnya.
NB.Karna Perkataan Kasar Itu Bisa Membuat Orang Menjadi Down,Patah Semangat,Dll
Nah Kalu Sdh Begitu....Apakah Anda Merasa Diri Anda Sudah Baik???
Mohon DiRenungkan.
-
5 Oktober 2015
Bagi sy,semua kata2 yg kita keluarkan or kita denger gak ada yg sia2.
Karna pasti ada manfaat nya.tergantung dari yg denger.
Perkataan yg baik menurut sy bukan sekedar perkataan yg lembut saja, namun ada yg bisa dengan lembut n ada yg bisa dengan 'hajar' karna karakter manusia berbeda2,kondisi psikologi berbeda2 setiap saat. ( khusus konteks memberi nasihat aja ye yg di atas )
Kalau buat ngobrol kosong aja ya tergantung siapa yg di temanin,kalau sohib ya apa aja uda ngerti kok kkalau teman baru or gak terlalu deket ya agak di jaga. Karna pasti belum saling paham karakter
Hehehe
-
5 Oktober 2015
Boleh Dgn Cara Yg Bro Bilang Hajar
Asalkan Isi Kalimatnya Tdk Menghina!
Tidak Membuat Orang Down , Tidak Menyudutkan !
Dan Memaki Sembarangan Secara Kasar....Itu Sama Aja Dosa Bro,Okey.
BONDENG537 tulis:
Bagi sy,semua kata2 yg kita keluarkan or kita denger gak ada yg sia2.
Karna pasti ada manfaat nya.tergantung dari yg denger.
Perkataan yg baik menurut sy bukan sekedar perkataan yg lembut saja, namun ada yg bisa dengan lembut n ada yg bisa dengan 'hajar' karna karakter manusia berbeda2,kondisi psikologi berbeda2 setiap saat. ( khusus konteks memberi nasihat aja ye yg di atas )
Kalau buat ngobrol kosong aja ya tergantung siapa yg di temanin,kalau sohib ya apa aja uda ngerti kok kkalau teman baru or gak terlalu deket ya agak di jaga. Karna pasti belum saling paham karakter
Hehehe
-
6 Oktober 2015
HENDRA249 tulis:
Hai Ciska...apa kbr?....moga baik ya
Hai juga. Puji Tuhan lah, apapun keadaan saya Tuhan menjadikan semua baik. :)
thanks ya. Saya berharap masnya juga demikian.
Semoga kita sama2 bisa mengendalikan kata2 kita ya. GBU
-
6 Oktober 2015
BONDENG537 tulis:
Kalau sy si tergantung yg denger.belum tentu kata2 memberkati bagus untuk yg denger dan belum tentu maki2 jelek bagi yg dnger,yg penting posisi n time nya bener serta di ikuti oleh kondisi pendengar
thanks. Saya setuju, jika yang mendengar moodnya kurang bagus, kt2 yang indah sekalipun bisa terdengar jelek. begitu juga sebaliknya. Tapi bukankah langkah lebih bagus kalau kita membiasakan diri menggunakan kata2 yang memberkati, bukan menjatuhkan?
-
6 Oktober 2015
VINCENSIA931 tulis:
eh belum baca yang bagian ini.
Mungkin perlu orang ke-3 untuk memberikan pengertian dari sudut pandang yang lain agar bisa mengubah perkataan negatif itu menjadi tujuan yang positif.
Ini dunia nyata, saya, Anda, kalian mau tak mau harus bisa menghadapi apapun yang ada di depan kita baik perkataan negatif atau perlakukan negatif yang ditujukan pada kita. Dan menjadikan ha tersebut sebagai pengertian yang positif. Untuk kebaikan kita.
ya, gpp kok. hheee...
walau ada orang ketiga yang memberi pengertian, tapi pasti sulit untuk membangkitkan lagi semangatnya karena sudah down duluan. Bahkan mungkin saat pelayanan selalu teringat akan perkataan2 itu, jadi setiap pelayanan gk bisa maksimal. Tapi kalau di luar bisa. Gk enak kan dengan keadaan yang seperti itu?
apalgi jika kata2 negatif itu sudah dari kecil selalu diperdengarkan pada kita, pasti sampai besar atau dewasa, kita tetap ingat. Repot kan? :D
-
6 Oktober 2015
HENDRA249 tulis:
Menurut Saya "Perkataan Adalah Cermin Sikap Dan Perbuatan Seseorang"
Efesus 4:29 :
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, b tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, c di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Jangan biarkan perkataan yang sia-sia keluar dari mulutmu, tetapi jenis perkataan yang berguna untuk membangun, sebagaimana diperlukan, sehingga perkataanmu itu memberi anugerah bagi mereka yang mendengarnya.
Jangan mengeluarkan perkataan yang busuk daripada mulutmu, melainkan barang apa yang baik akan meneguhkan iman sebagaimana yang perlu, supaya ia itu memberi berkat kepada orang yang mendengarnya.
Kalau kalian berbicara, janganlah memakai kata-kata yang kotor. Pakai sajalah kata-kata yang membina dan memberi pertolongan kepada orang lain. Kata-kata seperti itu akan mendatangkan kebaikan kepada orang-orang yang mendengarnya.
Jangan biarkan setiap perkataan yang sia-sia keluar dari mulutmu, sebaliknya apa yang sekiranya baik untuk kebangunan apa yang perlu, agar hal itu dapat memberi anugerah bagi mereka yang mendengarnya.
Jangan sampai kata-kata yang tidak baik keluar dari mulutmu, tetapi ucapkanlah apa yang baik untuk membangun, sesuai dengan kebutuhan, supaya dapat mendatangkan kebaikan bagi orang yang mendengarnya.
NB.Karna Perkataan Kasar Itu Bisa Membuat Orang Menjadi Down,Patah Semangat,Dll
Nah Kalu Sdh Begitu....Apakah Anda Merasa Diri Anda Sudah Baik???
Mohon DiRenungkan.
Saya setuju banget. Apalagi seorang HT, aktifis gereja, para pelayan Tuhan. Bukankah mereka harus memberi contoh? Ya walaupun kita juga bisa melatihnya sendiri, tapi kalau ada contoh yang baik, tentu kita lebih semangat untuk menjadi baik juga kan?
-
6 Oktober 2015
BONDENG537 tulis:
Bagi sy,semua kata2 yg kita keluarkan or kita denger gak ada yg sia2.
Kalau buat ngobrol kosong aja ya tergantung siapa yg di temanin,kalau sohib ya apa aja uda ngerti kok kkalau teman baru or gak terlalu deket ya agak di jaga. Karna pasti belum saling paham karakter
Hehehe
Ehm.. Maaf sepertinya saya kurang setuju. Bukankah Firman Tuhan sudah jelas bahwa kita harus mengeluarkan kata2 yang baik, yang membangun? Bukankah lidah itu seperti api kecil yang bisa membakar hutan besar?
Ya mungkin jika maksud kita bercanda dan sesama teman yang sudah akrab, dan saling mengenal mungkin mereka bisa maklum, tapi bagaimana jika itu sampai dikatakan pada orang yang belum dikenal dan dikatakan dengan penuh keseriusan, dengan pandangan wajah yang tak enak dilihat? Atau mungkin kt2 kita (yang bercanda) terdengar oleh orang lain yang menyebabkan kesalahpahaman sehingga orang lain salah paham, merasa dirinya yang dibicarakan, dsb? Bukankah kasus2 itu banyak terjadi?
-
6 Oktober 2015
Makasih Siska......
CISKA018 tulis:
Saya setuju banget. Apalagi seorang HT, aktifis gereja, para pelayan Tuhan. Bukankah mereka harus memberi contoh? Ya walaupun kita juga bisa melatihnya sendiri, tapi kalau ada contoh yang baik, tentu kita lebih semangat untuk menjadi baik juga kan?
-
6 Oktober 2015
ok