PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN
-
20 Juni 2017
DONNYSAM914 tulis:
Sepertinya inti permasalahan di sini bukan persembahan tapi angka 10%.
Dan ketika ditanya darimana muncul 10% (sepersepuluh) entah mengapa semuanya akan merujuk ke Hukum Taurat.
Menurut saya karena cuma dalam Hukum Taurat, angka sepersepuluh itu bersifat mengikat.Dan permasalahan kedua yg paling penting adalah kebingungan antara Yesus menggenapi hukum Taurat tanpa hilang satu titik di hukum taurat dan perkataan Paulus soal membatalkan hukum taurat dengan segala perintahnya....
Menurut saya orang Kristen tidak perlu bingung karena memang itulah yang terjadi.
Rasul Paulus selaras dengan Kristus, yang menyatakan bahwa Dia datang bukan untuk meniadakan Taurat.
Matius 5:17 LAI-TB,
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus Kristus sendirilah yang melaksanakan Hukum Taurat dengan sempurna, sekaligus menggenapiNya. Untuk itu umat yang percaya kepada Yesus Kristus tidak dituntut untuk melaksanakan Taurat, tetapi melaksanakan ajaran yang telah disempurnakan-Nya yang terangkum dalam HUKUM KASIH."Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat"
Ayat tsb tdk ada kaitannya dgn perkataan sudah selesai Tuhan Yesus tapi dikaitkan dengan lenyapnya langit dan bumi. Sebelum semuanya terjadi (langit dan bumi lenyap)
Saya bisa saja mengajukan ayat-ayat ini,
Lukas 16:16 LAI TB,
Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes (pembaptis); dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.
Matius 11:13 LAI TB,
Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes. -
20 Juni 2017
ILONA825 tulis:
Apakah ada ayat yg nyata menuliskan pembatalan itu ?
Efesus 2:15 LAI-TB,
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, -
20 Juni 2017
TORO617 tulis:
Dalam jangka yang panjang tersebut hingga pada masa reformasi gereja, apa yang dilakukan Tuhan, berdiam dirikah, kasihan kan dlm jangka panjang gereja tidak memberikan pengajaran ttg perpuluhan yang akibatnya umatnya berakhir di neraka seperti kesaksian-kesaksian di atas.
Terlebih pada masa kini Tuhan pun "bungkam" kepada gereja mainstream, pernahkah Tuhan memberi kesempatan dari gereja gereja tersebut yang umat-Nya mendapat penglihatan atau mati hidup kembali dan membawa pesan yang serupa tentang persepuluhan? Why?
Salam Goyim
Kalo berbicara tentang pewahyuan. Dalam Alkitab ada kitab Wahyu yang ditulis Rasul Yohanes, yang berisikan penglihatan-penglihatan akan apa yang terjadi bahkan sampai Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua.
Namun, sepanjang saya membaca kitab Wahyu ini, saya tidak atau belum menemukan ayat-ayat yang berhubungan dengan selamat atau tidak selamatnya seseorang karena tidak melakukan persepuluhan apalagi menyangkut persepuluhan yang benar atau tidak benar.Jangankan soal keselamatan, mimpi atau penglihatan atau pewahyuan tentang hubungan antara melakukan persepuluhan dengan rampung tidaknya "tempat tingga" di sorga saja sudah bikin saya geleng-geleng kepala. Bahkan lebih dari itu, tidak melakukan persepuluhan kemudian diterjemahkan sebagai pencuri sehingga pantas masuk ke dalam neraka.
Pandangan Anda sendiri?Salam Goyim!
20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
ELISA859 tulis:
Sebenarnya membahas perpuluhan ato persembahan itu,tak akan ada habisnya,
Sebab perpuluhan dan persembahan kepada Tuhan,itu sifatnya pribadi,antara manusia dan Tuhan, karna telah jelas firman Tuhan berkata:"jika tangan kananmu memberi jangan sampai tangan kirimu tau."
Semua kita masing2 punya argumen tersendiri,baik yang setia perpuluhan ato yang tidak.
Dan bagi yg setia memberi tidak boleh menghakimi yang tidak memberi,
Sebaiknya kita berdoa,kiranya Tuhan Yesus,memampukan kita untuk mentaatinya.
betuuulll sekali tidak bagian kita buat menghakimi...lakukan yg kita yakin saja :) .
Sambil kita dengar cerita kesaksian yang bisa saling menguatkan..it lbh penting :) .
-
20 Juni 2017
VIRUSKASIH805 tulis:
Kalo berbicara tentang pewahyuan. Dalam Alkitab ada kitab Wahyu yang ditulis Rasul Yohanes, yang berisikan penglihatan-penglihatan akan apa yang terjadi bahkan sampai Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua.
Namun, sepanjang saya membaca kitab Wahyu ini, saya tidak atau belum menemukan ayat-ayat yang berhubungan dengan selamat atau tidak selamatnya seseorang karena tidak melakukan persepuluhan apalagi menyangkut persepuluhan yang benar atau tidak benar.
Jangankan soal keselamatan, mimpi atau penglihatan atau pewahyuan tentang hubungan antara melakukan persepuluhan dengan rampung tidaknya "tempat tingga" di sorga saja sudah bikin saya geleng-geleng kepala. Bahkan lebih dari itu, tidak melakukan persepuluhan kemudian diterjemahkan sebagai pencuri sehingga pantas masuk ke dalam neraka.
Pandangan Anda sendiri?
Salam Goyim!
Saya kita kita mempunyai pandangan yang sama tentang perpuluhan, Abraham memberikan sepersepuluh kepada Melkisedek tanpa ikatan, imbalan atau sanksi apapun namun memberi sebagai free giver.
Salam Goyim
-
20 Juni 2017
ILONA825 tulis:
Bukannya Yesus Kristus, Roh Kudus dan YAHWEH adalah satu ???
Kalo bagi saya Bapa, Anak dan Roh Kudus.
(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
Dan bukannya Perintah di PL adalah perintah Nya juga ?
"Nya" di komen itu Anda rujuk kepada siapa? Yesus Kristus atau Anak?
Betewe, perintah persepuluhan termaktub dalam Hukum Taurat yang diberikan spesial HANYA kepada bangsa Israel (Yahudi) dan itu memang tertulis di PL.
Aneh kl saudara blg Yesus Kristus tidak pernah mengajarkan
Tidak aneh kok. Karena memang Yesus Kristus tidak pernah mengajarkan atau mengharuskan murid-murid-Nya atau orang-orang yang percaya kepada-Nya di PB untuk melakukan kewajiban melakukan persepuluhan.
Why? Simpel, karena Yesus Kristus, murid-murid-Nya dan mostly orang-orang yang percaya kepada-Nya dan mengikut Dia adalah orang Israel (Yahudi).
Atau jangan-jangan Anda menganggap "Yesus Kristus" sudah ada di zaman PL?
20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
ELISA859 tulis:
Memberi perpuluhan itu bentuk kerelaan menerima Firman Tuhan dan melakukannya.
Kalo begitu berdasarkan opini di atas bagaimana pandangan Anda tentang saya dalam hal berikut,
Ada Firman Tuhan lewat Rasul Paulus seperti ini,
Efesus 2:15 LAI-TB,
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,Saya menerima Firman Tuhan di atas dengan penuh kerelaan sehingga saya tidak memberikan persepuluhan.
Kira-kira samakah levelnya dengan opini Anda di atas atau berbeda?
20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
VIRUSKASIH805 tulis:
Ada Firman Tuhan lewat Rasul Paulus seperti ini,
Efesus 2:15 LAI-TB,
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Jika meragukan ayat tersebut di atas secara tidak langsung meragukan apa yang ditulis Rasul Paulus meski bukan perkataan Yesus langsung, perlu diketahui Rasul Paulus adalah murid langsung Gamaliel jadi bukan main pengajaran Taurat yang ia terima, dan Rasul Paulus menulis hal di atas tentunya mempunyai landasan yang kuat tentang Taurat.
Salam Goyim
-
20 Juni 2017
ARDIAN612 tulis:
kl memberikan 10% saja terasa berat....ya sudah. sama saja dengan pola pikir tdk memberi pun Tuhan tidak menghukum, tidak ke gereja pun Tuhan tidak menghukum.
Anda tidak bisa mengeneralisir seperti itu. Dan atas dasar apa Anda bicara sepert itu.
(7) Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.Di gereja saya, meski tidak diwajibkan persepuluhan, banyak kok yang persembahannya jika dihitung-hitung bahkan melebihi persepuluhannya.
Di Gereja Katolik, sampai detik ini tidak mewajibkan persepuluhan, toh tetap berdiri kokoh selama ribuan tahun. Jika saya menggunakan opini Anda di atas, apakah lantas Tuhan menghukum gereja saya dan Gereja Katolik? Tentu tidak kan.
lelah sendiri bila harus diperedebatkan mengenai hal2 seperti perpuluhan, memberi tidak memberi, berpuasa tidak berpuasa, berbuat baik. cukup dilihat saja bagaimana komitmen nya kepada Tuhan.
Di sini yang sedang didiskusikan adalah tentang persepuluhan saja.
Misalkan, di gereja Anda tidak mewajibkan persepuluhan, tiba-tiba setelah membaca tentang Abraham, Anda tergerak untuk memberi persepuluhan. Bagi saya itu keren bingits. Saya menganggap itu sebagai doktrin pribadi Anda.
Tetapi kemudian, Anda mulai mendoktrinasi teman-teman Kristen Anda untuk melakukan hal yang sama dengan Anda. Di situ, bagi saya, Anda sudah tidak keren lagi.namun bila ingin mencari tahu hal yg benar dan baik mungkin hal ini bisa menjadi tolak ukur: rasa haus membaca firman, kerinduan untuk melayani dan bersekutu dalam pertemuan2 an, keinginan berbuah2 bagi Tuhan (Gal 5:22-23); semua nya itu berasal dari hati. masing2 dari kita semua sudah cukup dewasa dalam berpikir, membuat pertimbangan dan keputusan, menilai dan mengenal diri sendiri.
dan setiap memutuskan untuk memilih pasangan, juga berhak mempertimbangankan dari segala hal entah itu dari sudut pandang keinginan lahir dan/atau dari keinginan rohani; setiap keputusan ada konsekuensinya.
semoga bermanfaat.
Saya tidak mengerti kenapa Anda mengakhiri bahasan Anda tentang persepuluhan dengan memilih pasangan. I feel somehow but it's okay.
Saya cuma bisa berdoa semoga Anda mendapatkan pasangan yang sepadang dengan Anda.20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
TORO617 tulis:
Jika meragukan ayat tersebut di atas secara tidak langsung meragukan apa yang ditulis Rasul Paulus meski bukan perkataan Yesus langsung, perlu diketahui Rasul Paulus adalah murid langsung Gamaliel jadi bukan main pengajaran Taurat yang ia terima, dan Rasul Paulus menulis hal di atas tentunya mempunyai landasan yang kuat tentang Taurat.
Salam Goyim
You've got me, brother! You've got me there!
Bahkan Rasul Paulus menulis, "...tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat."
Suatu pengakuan yang jika tidak dipahami dengan hati-hati bisa ditafsirkan dengan tidak hati-hati pula.
Salam Goyim!20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
VIRUSKASIH805 tulis:
You've got me, brother! You've got me there!
Bahkan Rasul Paulus menulis, "...tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat."
Suatu pengakuan yang jika tidak dipahami dengan hati-hati bisa ditafsirkan dengan tidak hati-hati pula.
Salam Goyim!
Agree with you
Salam Goyim
-
20 Juni 2017
ELISA859 tulis:
Sebenarnya membahas perpuluhan ato persembahan itu, tak akan ada habisnya,
Mungkin maksudnya persembahan persepuluhan atau persepuluhan. Karena kalo soal persembahan (umum), saya kira tidak ada pertentangan sama sekali.
Sebab perpuluhan dan persembahan kepada Tuhan,itu sifatnya pribadi,antara manusia dan Tuhan, karna telah jelas firman Tuhan berkata:"jika tangan kananmu memberi jangan sampai tangan kirimu tau."
Ayat pada perikop tersebut lebih merujuk pada hal sedekah, bukan persepuluhan.
(3) Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Sebab pada jaman itu, yang namanya persepuluhan harus dibawa kepada imam. Atau jika Anda menganggap persepuluhan adalah sama dengan sedekah, saya bisa menerimanya.Semua kita masing2 punya argumen tersendiri,baik yang setia perpuluhan ato yang tidak.
Dan bagi yg setia memberi tidak boleh menghakimi yang tidak memberi,
Sebaiknya kita berdoa,kiranya Tuhan Yesus,memampukan kita untuk mentaatinya.
Baiklah kalo begitu. In the end, the conclusion is agree to disagree.
Ini komen terakhir saya untuk Anda di trit ini. Senang bisa berdiskusi dengan Anda dan terima kasih sudah merespon komen-komen saya. -
20 Juni 2017
Tuhan Yesus memang tidak pernah secara ekspilisit/teranga-terangan mengajarkan tentang perpuluhan. Tetapi Tuhan Yesus pernah mengajarkan dalam Matius 19 : 21 :
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."Bagiku, ayat Matius 19 : 21 itu lebih ekstrem dibandingkan hukum perpuluhan PL. Matius 19:21 mengajarkan kita tuk menjual SEGALA milik kita. Bagi aku ini tantangan Tuhan Yesus bagi setiap orang percaya. Tetapi, ada gak kira-kira di zaman ini yg sanggup melakukan itu ?
Kalau aku sendiri jika ditantang demikian tuk saat ini, aku jujur aku tidak mampu melakukan Matius 19 : 21. Aku hanya mampu melakukan apa yang Tuhan mampukan aku lakukan, seperti misalnya memberi persembahan, dukungan pelayanan penginjilan dll. Besarnya, apakah 10%, 20%, dstnya itu tergantung sikap hati kita masing-masing. Dan kalaupun ada yang memberi sepersepuluh dari penghasilannya, jangan kita hakimi. Begitu juga, kalau ada orang yg tidak mau memberi 1/10 dari penghasilannya, namun berdasarkan keiklasan hatinya, juga jangan kita hakimi. Kita gk berhak menghakimi sesama kita, dan juga kita jangan "mematahkan" semangat sesama kita yg mungkin berapi-api tuk memberi persembagan perpuluhan.
Lagi pula, semua persembahan itu untuk Pengembangan Kerajaan Tuhan Yesus di Dunia ini. Kalau bukan kita, siapa lagi ?
Apakah kita harus mengemis-ngemis ke Pemerintah kita tuk kembangkan pelayanan kekristenan di Indonesia ? Apakah kita tega membiarkan Gereja kita, hamba-hamba Tuhan yang melayani dan juga punya keluarga hidup dalam kemiskinan dan kesusahan ? Persembahan apapun namanya, apakah ucapan syukur, persembahan persepuluhan dll itu ditujukan untuk Pengembangan kerajaan Tuhan, kegiatan pelayanan, penginjilan dan lain-lain.
Kalau senjata kalimat seperti : ..."Tuhan Yesus dan para Rasul dan jemaat mula-mula tidak pernah meneruskan perintah hukum Taurat untuk memberi persembahan perpuluhan" bagiku ini kalimat yang sangat berbahaya. bagaimana dengan peristiwa : "Waktu Tuhan Yesus membayar bea untuk bait Allah dengan uang yang diambil dari ikan yang dipancing Rasul Paulus (Matius 17 : 27) ? dan waktu Tuhan Yesus dicobai orang Farisi, mengenai kewajiban membayar pajak (Matius 22 : 17) ? Tuhan berfirman :
Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" (lukas 20 : 25)Secara verbal memang tidak pernah Tuhan Yesus dan para Rasul memerintahkan untuk memberi perpuluhan. Namun, bukan berarti Tuhan tidak mendorong kita untuk memberi persembahan dengan segenap hati. Sekedar mengingatkan :
Memberi Persembahan, apapun nama persembahannya, itu bukan Perintah atau Hukum yang harus ditaati. Memang firman yang tertulis di PL itu adalah PERINTAH/HUKUM. Namun, kita tidak lagi hidup dibawah HK.Taurat, tapi hukum Kasih. Jadi, memberi persembahan itu, bukan lagi karena "diperintah", tetapi wujud terima kasih dan kasih kita kepada Tuhan Yesus yang telah melakukan SEGALA HAL YANG BAIK dan MENGORBANKAN NYAWANYA untuk hidup kita. Jadi, jika seseorang mengucap syukur biasanya pasti dia melakukannya dengan senang, sukacita dan bahagia, dan satu hal yang pasti, memberi persembahan YANG TERBAIK untuk TUHAN YESUS, seperti peristiwa seorang janda miskin yang memberikan seluruh hartanya 2 peser ke dalam peti (Markus 12 : 42-43). Janda miskin tersebut bukan memberi persembahan dari kelebihannya, tetapi dari kekurangannya. udah habis 2 peser itu, besok gk tau mau makan apa janda miskin itu...? ini hampir sama dengan kejadian perempuan yang meminyaki kaki Tuhan Yesus dengan minyak narwastu yang mahal.Tanggapan ini saya buat bukan bermaksud untuk menentukan siapa yang paling benar dan siapa yang salah. Saya hanya ingin kita melihat semua aspek dari Firman Tuhan dan bukan dari sudut pandang orang lain.
Semoga Tulisan saya ini bermanfaat buat teman-teman sekalian. Tuhan Yesus memberkati. Shalom Aleichem
VIRUSKASIH805 tulis:
Dan ketika ditanya darimana muncul 10% (sepersepuluh) entah mengapa semuanya akan merujuk ke Hukum Taurat.
Menurut saya karena cuma dalam Hukum Taurat, angka sepersepuluh itu bersifat mengikat.Menurut saya orang Kristen tidak perlu bingung karena memang itulah yang terjadi.
Rasul Paulus selaras dengan Kristus, yang menyatakan bahwa Dia datang bukan untuk meniadakan Taurat.
Matius 5:17 LAI-TB,
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Yesus Kristus sendirilah yang melaksanakan Hukum Taurat dengan sempurna, sekaligus menggenapiNya. Untuk itu umat yang percaya kepada Yesus Kristus tidak dituntut untuk melaksanakan Taurat, tetapi melaksanakan ajaran yang telah disempurnakan-Nya yang terangkum dalam HUKUM KASIH.Saya bisa saja mengajukan ayat-ayat ini,
Lukas 16:16 LAI TB,
Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes (pembaptis); dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.
Matius 11:13 LAI TB,
Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes. -
20 Juni 2017
VIRUSKASIH805 tulis:
Efesus 2:15 LAI-TB,
sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Membatalkan bukan dari sisi perintahnya bro, tapi krn keselamatan yg kita peroleh tidak melalui ketaatan kita menjalankan Hukum Taurat dengan sempurna, namun melalui kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib...jadi sgt jelas berbeda pemahamannya...
-
20 Juni 2017
JUJU638 tulis:
Tuhan Yesus memang tidak pernah secara ekspilisit/teranga-terangan mengajarkan tentang perpuluhan.
Memang tidak pernah dan tidak pernah ada.
Yesus Kristus mengkritik pelaksanaan persepuluhan sebab para Farisi sudah mengkorupsi apa yang tertulis di Hukum Taurat mengenai persepuluhan.
Tetapi kalo saya ditanya apakah Yesus Kristus melakukan persepuluha? Saya akan jawab ya. Karena Yesus Kristus adalah orang Israel (Yahudi).
Tetapi Tuhan Yesus pernah mengajarkan dalam Matius 19 : 21 :
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."Jelas sekali itu bukan tentang ajaran persepuluhan.
(16) Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Inti yang paling utama dari ayat 21 itu adalah kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.Jika ada orang sekaya Ayub, kemudian dia menjual seluruh hartanya dan membagikan kepada orang-orang miskin TAPI dia tidak datang dan ikut Yesus, coba Anda jawab, menurut apa yang tertulis, apakah orang itu akan memperoleh hidup yang kekal?
Bagiku, ayat Matius 19 : 21 itu lebih ekstrem dibandingkan hukum perpuluhan PL.
Pada bagian menjual seluruh harta, saya sepakat dengan Anda.
Matius 19:21 mengajarkan kita tuk menjual SEGALA milik kita. Bagi aku ini tantangan Tuhan Yesus bagi setiap orang percaya. Tetapi, ada gak kira-kira di zaman ini yg sanggup melakukan itu ?
Justru tantangan terbesarnya adalah datang pada Yesus dan mengikuti dia sampai mati.
Saya pernah beri contoh, Bunda Teresa dan Paus Fransiskus. Sila Anda cek kehidupan mereka.
Kalau aku sendiri jika ditantang demikian tuk saat ini, aku jujur aku tidak mampu melakukan Matius 19 : 21. Aku hanya mampu melakukan apa yang Tuhan mampukan aku lakukan, seperti misalnya memberi persembahan, dukungan pelayanan penginjilan dll. Besarnya, apakah 10%, 20%, dstnya itu tergantung sikap hati kita masing-masing. Dan kalaupun ada yang memberi sepersepuluh dari penghasilannya, jangan kita hakimi.
Saya tidak menghakimi. Saya mempertanyakan dasar pelaksanaannya.
Anda dibaptis tentu ada dalil-nya kan. Baptisan hanya satu kali, ada dalilnya kan.
Begitu juga, kalau ada orang yg tidak mau memberi 1/10 dari penghasilannya, namun berdasarkan keiklasan hatinya, juga jangan kita hakimi. Kita gk berhak menghakimi sesama kita, dan juga kita jangan "mematahkan" semangat sesama kita yg mungkin berapi-api tuk memberi persembagan perpuluhan.
Saya pun tidak melakukan persepuluhan, juga ada dalil-nya lho.
Ini bukan perkara mau atau tidak mau, rela atau tidak rela. Toh saya tetap memberikan persembahan (umum) setiap minggu dengan penuh kerelaan dan keikhlasan.
Jadi yang saya pertanyakan di trit ini adalah HANYA tentang persepuluhan saja, tidak yang lain.Lagi pula, semua persembahan itu untuk Pengembangan Kerajaan Tuhan Yesus di Dunia ini. Kalau bukan kita, siapa lagi ?
Oh tidak bisa dipukul rata begitu. Sila Anda bertanya kepada "orang lewi" di gereja Anda atau gereja-gereja lain yang "mewajibkan" persepuluhan.
Persepuluhan ada yang menjadi hak "orang lewi" di gereja. Dan itu sudah menjadi rahasia umum..
Apakah kita harus mengemis-ngemis ke Pemerintah kita tuk kembangkan pelayanan kekristenan di Indonesia ? Apakah kita tega membiarkan Gereja kita, hamba-hamba Tuhan yang melayani dan juga punya keluarga hidup dalam kemiskinan dan kesusahan ? Persembahan apapun namanya, apakah ucapan syukur, persembahan persepuluhan dll itu ditujukan untuk Pengembangan kerajaan Tuhan, kegiatan pelayanan, penginjilan dan lain-lain.
Sekali lagi, saya mohon Anda fokus HANYA masalah persepuluhan saja. Saya tidak ada masalah dengan persembahan (umum).
Kalau senjata kalimat seperti : ..."Tuhan Yesus dan para Rasul dan jemaat mula-mula tidak pernah meneruskan perintah hukum Taurat untuk memberi persembahan perpuluhan" bagiku ini kalimat yang sangat berbahaya.
Berbahaya? Selama kurang lebih 2000 tahun, Gereja Katolik tidak mempraktekkan kewajiban persepuluhan, toh Gereja Katolik tetap berdiri tegak sampai sekarang.
Berbahaya? Gereja saya, dari mulai berdiri sampai saat ini, tidak ada mempraktekkan kewajiban persepuluhan, toh tetap aman sentosa, gemah ripah loh jinawi.Sekali lagi tolong pisahkan antara persembahan persepuluhan dengan persembahan umum.
Dan, coba Anda simak perkataan Rasul Paulus berikut,(15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
Jangankan cuma hal persepuluhan, 600-an perintah yang termaktub di dalam Hukum Taurat, Rasul Paulus nyatakan sudah dibatalkan oleh Yesus Kristus dengan kematian-Nya.
Sekarang, mana yang menurut Anda berbahaya, perkataan saya atau perkataan Rasul Paulus?
Betewe, saya perkataan saya juga cuma "copas" dari perkataan dari Rasul Paulus, lho.bagaimana dengan peristiwa : "Waktu Tuhan Yesus membayar bea untuk bait Allah dengan uang yang diambil dari ikan yang dipancing Rasul Paulus (Matius 17 : 27) ?
Dalam ayat-ayat pada perikop tersebut, Yesus Kristus tidak sedang berbicara tentang persepuluhan itu adalah uang pendamaian bagi nyawa (Kel 30:15).
Matius 17:24-27 LAI-TB,
(24) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?"
(25) Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?"
(26) Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya.
(27) Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."
Penjelasannya sebagai berikut,Yesus Kristus Membayar Bea bagi Bait Allah. Dalam soal pembayaran Bea yang merupakan Tuntutan Taurat ini, perlu dipahami bahwa:
1. Yesus dalam keadaan daging-Nya takhluk kepada hukum Taurat (Gal 4:4), dan karena itulah, di bawah hukum Taurat ini Ia dibayarkan bea pada usia empat puluh hari (Luk 2:22). dan sekarang Ia membayarnya bagi diri-Nya sendiri, sebagai orang yang dalam keadaan merendahkan diri telah mengambil rupa seorang hamba (Fil 2:7-8). Dan pada akhirnya Yesus menjadi penyempurna Taurat dan menjadi akhir dari Taurat itu saat diri-Nya menjadi Kurban dan Dia berkata "TETELESTAI atau sudah selesai" (Yoh 19:30).
2. Yesus Kristus selalu berusaha menggenapkan seluruh kehendak Allah (Mat 3:15). Ia melakukan hal ini untuk memberikan contoh dan menghindari Diri sebagai batu sandungan.
3. Yesus Kristus dijadikan berdosa dan dijadikan serupa dengan daging yang dikuasai dosa (Rom 8:3). Nah. pajak yang dibayarkan untuk Bait Allah ini disebut sebagai uang pendamaian bagi nyawa (Kel 30:15). Supaya di dalam segala hal Kristus tampak serupa dengan orang-orang berdosa. Dia membayar bea itu meskipun Dia tidak mempunyai dosa apa pun yang harus ditebus.
20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
Baca Ibrani 7:1-10 saja bro Viruskasih805, mungkin dpt pencerahan disitu
-
20 Juni 2017
ILONA825 tulis:
Membatalkan bukan dari sisi perintahnya bro, tapi krn keselamatan yg kita peroleh tidak melalui ketaatan kita menjalankan Hukum Taurat dengan sempurna, namun melalui kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib...jadi sgt jelas berbeda pemahamannya...
Lho, kan sudah ada Hukum Kasih?
Apa masih kurang banyak dengan 2 perintah saja?
-
20 Juni 2017
ILONA825 tulis:
Membatalkan bukan dari sisi perintahnya bro, tapi krn keselamatan yg kita peroleh tidak melalui ketaatan kita menjalankan Hukum Taurat dengan sempurna, namun melalui kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib...jadi sgt jelas berbeda pemahamannya...
Saya kira sudah sangat jelas dengan kalimat segala perintah dan ketentuannya,....
20 Juni 2017 diubah oleh TORO617
-
20 Juni 2017
ILONA825 tulis:
Baca Ibrani 7:1-10 saja bro Viruskasih805, mungkin dpt pencerahan disitu
Sebentar. Sebelum saya utarakan tafsir saya dari ibrani 7:1-10. Coba utarakan dulu posisi Anda dari perikop tersebut.
Supaya saya bisa langsung fokus dengan tafsir Anda dan tidak melenceng kemana-mana. -
20 Juni 2017
VIRUSKASIH805 tulis:
Lho, kan sudah ada Hukum Kasih?
Apa masih kurang banyak dengan 2 perintah saja?
Apakah Hukum Kasih membatalkan Hukum Taurat ??? Sy rasa tidak seperti itu....namun inti sari dari pemahaman kita bhw Hukum Taurat bukan lagi satu2nya jalan bagi kita untuk selamat namun hanya melalui kasih karunia Nya. Jika bro langsung memahami firman Allah secara harafiah maka PL dlm Alkitab sudah tidak perlu ada...cukup PB saja Krn sdh dibatalkan kan ? Namun Alkitab kita itu PL dan PB...saling menyempurnakan. Dalam Yesus kita mentaati FirmanNya dlm Alkitab PL dan PB bukan seperti zaman bangsa Israel dulu namun dengan cinta kasih dan ungkapan syukur kita kepada Allah krn Yesus telah menjadi korban Anak Domba penebusan dosa2 kita.
-
20 Juni 2017
VIRUSKASIH805 tulis:
Sebentar. Sebelum saya utarakan tafsir saya dari ibrani 7:1-10. Coba utarakan dulu posisi Anda dari perikop tersebut.
Supaya saya bisa langsung fokus dengan tafsir Anda dan tidak melenceng kemana-mana.
Baca dulu saja bro....dan tafsirannya jgn sampai melenceng....kl sy tetap pd posisi mentaati FirmanNya sbg ucapan syukur (spti yg sdh dibicarakan diatasi)
-
20 Juni 2017
JUJU638 tulis:
dan waktu Tuhan Yesus dicobai orang Farisi, mengenai kewajiban membayar pajak (Matius 22 : 17) ? Tuhan berfirman :Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" (lukas 20 : 25)
Dari ayat-ayat yang ada di perikop itu pun, Yesus Kristus tidak sedang berbicara tentang persepuluhan. Berikut penjelasannya,
Di waktu yang selanjutnya, dicatat suatu peristiwa yang berkenaan dengan Pajak/Bea dan di peristiwa ini Tuhan Yesus membahas adanya 2 jenis Pajak/ Bea yang wajib dibayar oleh orang-orang Yahudi saat itu:
1. Pajak kepada Pemerintah Kerajaan Romawi yang berdaulat dan yang berkuasa di Yudea
2. Pajak kepada Bait Allah, yaitu uang tebusan.Mar 12:13-17 (Mat 22:15-22, Luk 20:20-26) LAI-TB,
(13) Kemudian disuruh beberapa orang Farisi dan Herodian kepada Yesus untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan.
(14) Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?"
(15) Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencobai Aku? Bawalah ke mari suatu dinar supaya Kulihat!"
(16) Lalu mereka bawa. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar."
(17) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" Mereka sangat heran mendengar Dia.Berikut penjelasannya,
Penjelasan tentang "Uang Tebusan" yang di zaman Tuhan Yesus diistilahkan sebagai "Pajak kepada Bait Allah":
Hukum Taurat dalam rinciannya 613 Mitsvot. Diantara 613 mitsvot itu terdapat perintah mengenai Bea Bait Allah yang disebut "Uang tebusan" dan ini adalah persembahan khusus kepada YHVH, dibawah akan saya kutip Mitsvot-nya.
Terdapat ketentuan bea/pajak yang dibebankan kepada umat di Israel Kuno seperti disebut dalam Alkitab, adalah pajak untuk pemeliharaan Kemah Suci dan pejabat-pejabatnya:
PENJELASAN UANG TEBUSAN Keluaran 30:12, sebagai PUNGUTAN BEA kepada BAIT ALLAH (MITSVOT KE 404) HUKUM TAURAT
Kel 30:11-16 LAI-TB
(11) TUHAN berfirman kepada Musa:
(12) "Apabila engkau menghitung jumlah orang Israel pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada TUHAN uang pendamaian karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya itu.
(13) Inilah yang harus dipersembahkan tiap-tiap orang yang akan termasuk orang-orang yang terdaftar itu: setengah syikal, ditimbang menurut syikal kudus -- syikal ini dua puluh gera beratnya --; setengah syikal itulah persembahan khusus kepada TUHAN.
(14) Setiap orang yang akan termasuk orang-orang yang terdaftar itu, yang berumur dua puluh tahun ke atas, haruslah mempersembahkan persembahan khusus itu kepada TUHAN.
(15) Orang kaya janganlah mempersembahkan lebih dan orang miskin janganlah mempersembahkan kurang dari setengah syikal itu pada waktu dipersembahkan persembahan khusus itu kepada TUHAN untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kamu sekalian.
(16) Dan haruslah engkau memungut uang pendamaian itu dari orang Israel dan menggunakannya untuk ibadah dalam Kemah Pertemuan; supaya itu menjadi peringatan di hadapan TUHAN untuk mengingat kepada orang Israel dan untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kamu sekalian."Setiap orang Israel yang usianya dua puluh tahun ke atas (ayat 14) diwajibkan untuk membayar setengah syikal kepada YHVH sebagai pendamaian bagi nyawa kamu (ayat 15). Persembahan tersebut harus dibayar Israel kepada YHVH selaku Raja mereka, dan juga sebuah tindakan yang dituntut oleh Perjanjian Pemerintahan Teokratis Israel dengan perantaraan Musa.
Uang Tebusan itu adalah sebagai pendamaian bagi jiwa, tindakan ini menunjuk kepada ketidak-sucian sifat Israel, dan senantiasa mengingatkan bangsa itu bahwa pada dasarnya mereka terasing dari Allah.
Secara verbal memang tidak pernah Tuhan Yesus dan para Rasul memerintahkan untuk memberi perpuluhan. Namun, bukan berarti Tuhan tidak mendorong kita untuk memberi persembahan dengan segenap hati. Sekedar mengingatkan :
Lagi-lagi Anda tidak fokus dengan judul trit. Saat ini yang dibahas adalah HANYA tentang persepuluhan saja dan bukan persembahan yang lain.
Memberi Persembahan, apapun nama persembahannya, itu bukan Perintah atau Hukum yang harus ditaati. Memang firman yang tertulis di PL itu adalah PERINTAH/HUKUM. Namun, kita tidak lagi hidup dibawah HK.Taurat, tapi hukum Kasih. Jadi, memberi persembahan itu, bukan lagi karena "diperintah", tetapi wujud terima kasih dan kasih kita kepada Tuhan Yesus yang telah melakukan SEGALA HAL YANG BAIK dan MENGORBANKAN NYAWANYA untuk hidup kita. Jadi, jika seseorang mengucap syukur biasanya pasti dia melakukannya dengan senang, sukacita dan bahagia, dan satu hal yang pasti, memberi persembahan YANG TERBAIK untuk TUHAN YESUS, seperti peristiwa seorang janda miskin yang memberikan seluruh hartanya 2 peser ke dalam peti (Markus 12 : 42-43). Janda miskin tersebut bukan memberi persembahan dari kelebihannya, tetapi dari kekurangannya. udah habis 2 peser itu, besok gk tau mau makan apa janda miskin itu...? ini hampir sama dengan kejadian perempuan yang meminyaki kaki Tuhan Yesus dengan minyak narwastu yang mahal.
Persepuluhan dengan segala ketentuannya adalah perintah yang termaktub dalam Hukum Taurat.
Tanggapan ini saya buat bukan bermaksud untuk menentukan siapa yang paling benar dan siapa yang salah. Saya hanya ingin kita melihat semua aspek dari Firman Tuhan dan bukan dari sudut pandang orang lain.
Saya pun juga bicara dari atas sampai bawah adalah menurut apa yang saya ketahui tertulis di Alkitab. Mempertimbangkan perkataan-perkataan Yesus Kristus dan tulisan-tulisan para Rasul. Ditambah dengan sejarah gereja mulai dari Gereja Perdana sampai setelah jaman para Rasul.
Semoga Tulisan saya ini bermanfaat buat teman-teman sekalian. Tuhan Yesus memberkati. Shalom Aleichem
Sama-sama.
20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
ILONA825 tulis:
Baca dulu saja bro....dan tafsirannya jgn sampai melenceng....kl sy tetap pd posisi mentaati FirmanNya sbg ucapan syukur (spti yg sdh dibicarakan diatasi)
Saya sudah baca dan pernah baca beberapa kali sebelumnya.
Dan sebelum Anda bilang pun, saya sudah punya tafsir atas perikop tersebut. Ada beberapa malah. Cuma saya pengen tahu tafsir Anda atas perikop tersebut sehubungan dengan masalah persepuluhan seperti apa.Kalo Anda bilang posisi Anda adalah mentaati Firman-Nya sebagai ucapan syukur, semua member JK di sini juga saya yakin seperti Anda.
Saya tidak memaksa ya. Jika Anda keberatan, Anda bebas merdeka untuk itu.Saya cuma ingin berdiskusi secara sehat dan mendalam tentang persepuluhan dengan Anda. Itu juga kalo Anda berkenan.
20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
ILONA825 tulis:
Apakah Hukum Kasih membatalkan Hukum Taurat ??? Sy rasa tidak seperti itu....namun inti sari dari pemahaman kita bhw Hukum Taurat bukan lagi satu2nya jalan bagi kita untuk selamat namun hanya melalui kasih karunia Nya. Jika bro langsung memahami firman Allah secara harafiah maka PL dlm Alkitab sudah tidak perlu ada...cukup PB saja Krn sdh dibatalkan kan ? Namun Alkitab kita itu PL dan PB...saling menyempurnakan. Dalam Yesus kita mentaati FirmanNya dlm Alkitab PL dan PB bukan seperti zaman bangsa Israel dulu namun dengan cinta kasih dan ungkapan syukur kita kepada Allah krn Yesus telah menjadi korban Anak Domba penebusan dosa2 kita.
Saya tidak bilang YANG MEMBATALKAN Hukum Taurat adalah Hukum Kasih.
(15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia (YESUS KRISTUS) telah membatalkan Hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,Yang membatalkan Hukum Taurat adalah Yesus Kristus yang notabene adalah Sang Firman, Sang Pembuat Hukum itu sendiri.
20 Juni 2017 diubah oleh VIRUSKASIH805
-
20 Juni 2017
Perintah2 dalam Perjanjian Lama itu blom di genapi,sebab ada nubuat2 kedatangan Sang Mesias,yang bisa menyelamatkan manusia dari dosa,sebab darah domba tidak bisa menghapus dosa secara permanen,sebab masih terbelunggu oleh dosa,
Perjanjian Baru,lebih mengutamakan karya keselamatan yang di lakukan oleh Allah di dalam Tuhan Yesus,tetapi Tuhan Yesus sendiri berkata:"Janganlah kamu menyangka,Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi,Aku datang bukan untuk meniadakan tetapi untuk menggenapi," pernyataan ini telah jelas dan gamblang,
Jadi jika ada anak Tuhan yg masih mempersoalkan perintah hukum Taurat,perlu belajar banyak,tentang firman Tuhan,baca keseluruhan Al kitab,dan minta bimbingan Roh Kudus.